Bagian 19

39 2 0
                                    

Assalamualaikum wr.wb




Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Pagi yang cerah di hari Jumat, masjid Istiqlal menjadi saksi pernikahan dua insan yang akan segera menjadi sepasang suami istri. Mempelai wanita melihat keadaan di masjid melalui layar monitor yang dipasang di ruang khusus. Ia juga melihat riasan wajah yang sangat cantik, dan gaun hasil rancangannya dipakai di hari bahagianya.

"Dek, kamu udah siap?" Salwa masuk dengan membawa Hanin di gendongannya.

"Insyaallah siap kak."

Salwa melihat adiknya yang sangat cantik, ia jadi teringat kejadian yang lalu. "Kamu cantik banget dek, semoga bahagia ya."

Salma terharu, manik mata kakaknya menyiratkan bahwa ia sangat sedih sekaligus bahagia. "Maafin salma ya kak, kalau selama ini jadi adik yang selalu bikin kakak pusing." Ucapnya sambil memeluk salwa.

"Kamu adalah saudara dan sahabat kakak sal, kakak sayang kamu." Balas salwa.

"Mama..." Hanin yang berada di gendongan salwa tiba-tiba terbangun.

"Eh.. ponakan aunty udah bangun." Salma mencium pipi Hanin, gadis kecil itu tersenyum saat melihat salma.

"Kok kamu senyum-senyum? Cantik ya aunty?"

Hanin mengangguk, gadis kecil itu menowel Pipi salma, membuat salma tertawa. Candaan mereka terhenti saat ada seseorang yang mengetuk pintu, "assalamualaikum." Terlihat dua perempuan yang datang, satu memakai gamis warna gold dengan hijab pashmina yang senada, dan satu lagi memakai gaun brokat berwarna gold dengan rambut yang disanggul.

"Waalaikumsalam." Salma berdiri dari duduknya dan memeluk kedua perempuan itu.

"Gue kira ga dateng." Ucap salma.

"Pasti dateng dong, kan nikahan sahabat." Nissa melepas pelukan Salma, clara yang berada disampingnya juga tersenyum bahagia melihat salma.

"Lo kelihatan anggun banget sal." Clara melihat penampilan salma dari atas hingga bawah.

"Yee.. emang gue dulunya gimana cla?"

Clara hanya tertawa, lalu ia dan nissa menghampiri salwa dan hanin. "Kak salwa gimana kabarnya?"

Salwa mengangguk dan tersenyum. "Alhamdulillah baik, kamu sendiri?"

"Baik juga kak," balas Clara sambil menggoda Hanin digendonan Salwa.

Saat itu juga terlihat layar monitor menampakkan seorang pria dengan setelan jas hitam dengan rambut yang rapi, serta wajahnya yang tampan. Semua melihat dengan perasaan tegang, terutama salma. Kedua Tangannya digenggam oleh clara dan Nissa. Suara lantang sang ayah terdengar di telinga.

"Bismillahirrahmanirrahim, Narawesta Dharmasraya bin Putu nyoman Raharja, saya nikahkan engkau dengan anak saya Zakia Najwa Salma binti Hasan Wijayanto, dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai."

Darma mengenggam tangan ayah salma. "Saya terima nikahnya Zakia Najwa Salma binti Hasan Wijayanto dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

"Sah..."

"Alhamdulillah." Darma mengusap wajahnya lalu menyalami tangan ayahnya dan ayah Salma.

"Sekarang kamu sudah resmi jadi suami salma, jaga dia ya nak, bimbing dia jadi pribadi yang lebih baik." Ayah Salma menepuk pundak Darma.

Darma mengangguk. "Insyaallah yah, saya akan menjadi suami yang baik untuk salma."

Lalu ayah darma memeluknya.  "Selamat ya nak, semoga rumah tangga kamu senantiasa bahagia, dan jaga istri kamu baik-baik."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BERBEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang