Happy Reading, ya!!! Jangan kupa vote sama komennya!!!
Malam ini Jinyoung tiba di Stasiun Namyohada School. Stasiun ini bisa dikatakan sangat kecil dengan hanya memiliki satu jalur pemberhentian dengan satu buah loket. Terhubung langsung dengan sekolah memudahkan para warga sekolah agar tidak perlu berjalan jauh lagi. Stasiun ini juga sangat sepi, bahkan lebih sepi dari hati seorang Jinyoung.
Jinyoung memasuki kawasan sekolah. Terbilang cukup ramai untuk sebuah sekolah di malam hari. Apa mungkin sekolah ini beroprasi di malam hari?
"Yak, Bae Jinyoung!!!"
Jinyoung menoleh ke arah suara yang cukup menggelegar itu. Seorang yang amat dia kenal menghampirinya. Jinyoung menyahut, "Oh, Jeno!!!"
"Kau juga di sini?" tanya Jeno.
"Begitulah, apa Yangyang juga di sini?" Jinyoung bertanya balik.
"Tidak, dia di pack yang berbeda dengan kita. Ayo aku antar ke ruang kepala sekolah!"
Jinyoung hanya mengangguk lalu mengikuti langkah kaki Jeno. Jeno menceritakan banyak hal tentang sekolah ini. Beberapa hal cukup mengejutkan Jinyoung.
Tidak banyak yang dibicarakan di ruang kepala sekolah. Dia hanya memberitahu letak kamar asrama Jinyoung, kelas, dan juga siapa saja teman sekamarnya.
Satu kamar terdiri dari 4 penghuni. Jinyoung mendapat kamar dengan penghuni yang cukup dia kenal. Dia cukup bersyukur karena itu.
"Akhirnya kamar kita lengkap!!!!" Jeno memasuki kamar disusul Jinyoung di belakangnya.
"Selamat datang temanku yang berkepala mini!!!" Jinyoung baru masuk sudah ternistakan.
"Bantuin Jinyoungnya, malah diejek!" Soobin membantu Jinyoung merapikan barang-barangnya.
Jeno yang melihat Sunwoo kena semprot hanya bisa tertawa sampai matanya menghilang. Sunwoo mengurucutkan bibirnya, Soobin galak. Mari kita doakan semoga mereka bisa rukun enam bulan ke depan.
***
Soobin terbangun dari tidurnya. Pukul delapan, ternyata sudah agak siang. Soobin biasanya bangun pukul enam pagi, mungkin efek dari bergadang semalam. Semalam mereka mengadakan perayaan kecil-kecilan karena penghuni kamar sudah lengkap.
"Eoh, Soobin? Sudah bangun ternyata."
Soobin mengangguk sambil memperhatikan Jinyoung yang menuruni tangga tempat tidur mereka. Setiap kamar memiliki dua tempat tidur bertingkat, dua buah lemari, satu buah kamar mandi, dan balkon. Soobin berbagi dengan Jinyoung, sementara Sunwoo dengan Jeno.
"Mereka tidak dibangunkan?" Jinyoung menunjuk Jeno dan Sunwoo.
"Tidak usah, nanti juga bangun sendiri." Soobin mengedikkan bahunya.
Jinyoung memerhatikan para siswa dan siswi dari balkon. Ada yang sedang bermain basket, futsal, bahkan berenang. Apa tidak dingin pagi berenang?
"Melihat apa?" Soobin menepuk bahu Jinyoung.
"Eh, bukan apa-apa."
Jinyoung melihat seorang wanita yang dia cukup kenal. Bola baseball itu melesat dari tangannya dengan sangat sempurna. Huh Jiwon memang sangat cantik.
"Jiwon?" celetuk Soobin.
"E- Eh?" Jinyoung gelagapan.
"Kau menyukainya, kan?"
"Aku tidak tahu."
***
Bangunan yang terlihat sangat indah. Arsitektur kuno ala kerajaan korea di masa lampau membuat bangunan ini terlihat elegan. Terdapat tiga orang dengan aura yang tidak main-main.
"Aku melihat dua bulan," ucap Seorang wanita berpakaian tradisional korea.
"Dua? Bagaimana dengan mataharinya?" tanya seorang wanita dengan pakaian modern.
"Matahari dan bulan saling berdekatan, tetapi salah satu bulan melihat ke arah lain," jawab wanita hanbok.
"Bagaimana dengan bulan yang satunya?" tanya satu-satunya pria di sana.
"Umurnya tidak akan panjang."
Raut khawatir nampak jelas dari wajah kedua orang yang berpakaian modern, ini pertanda buruk. Mereka mengubah wujud menjadi wujud wolf mereka, berlari cepat meninggalkan bangunan tersebut.
TBC
Choi Soobin
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kim Sunwoo
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Heo Jiwon
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lee Jeno
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.