Jinyoung hari ini berjalan-jalan sendiri di pasar. Sebenarnya dia hendak membeli beberapa baju, tetapi ukurannya belum ada yang cocok dengan tubuhnya. Dia bisa memakluminya karena orang-orang di pack Roarica posturnya bisa dua kali lebih besar dari Jinyoung."Aku harus kemana lagi?" gumam Jinyoung.
Mata Jinyoung tertuju ke sebuah toko yang terletak di pojok pasar. Toko itu terlihat sangat sepi, bahkan tidak ada pengunjung satu pun. Jinyoung memutuskan pergi ke sana. Dia harap menemukan baju yang cocok.
"Permisi, nek!" ucap Jinyoung ramah.
Nenek itu tersenyum, kemudian dia berucap, "Ingin beli baju yang mana, Dik?"
"Aku mau baju yang itu!" Jinyoung menunjuk kaos polos berwarna putih.
"Ah, baiklah." Nenek pemilik toko dengan hati-hati mengambilkan baju untuk Jinyoung. Tunggu, dia mengambil baju yang lain juga.
"Ini, Dik!" Nenek itu meletakkan banyak baju dengan berbagai macam warna di hadapan Jinyoung.
"T-tapi ini terlalu banyak, Nek. Aku tidak memiliki banyak uang," ucap Jinyoung.
"Tidak apa-apa, ini semua gratis. Aku sedang berulang tahun, asal kau tahu, hahaha."
"Ah, selamat ulang tahun, nek!!!" Jinyoung menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun untuk si nenek.
"Terima kasih, Dik. Oh iya, siapa namamu?"
"J-
'Hei, jangan katakan nama aslimu!' teriak Rein dari alam bawah sadar Jinyoung.
"J? Jave? James? Siapa namamu, Dik?" Nenek itu mengeluarkan pulpen dan sebuah buku.
"J-J-Jerren, i-iya Jerren, Nek!"
"Baiklah Jerren, kau pelanggan pertama di hari ulang tahunku. Jadi aku harus mencatat namamu." Nenek itu mulai memasukan baju-baju Jinyoung ke dalam kantung.
"Ah, begitu rupanya."
"Ini gratis, tidak perlu dibayar." Nenek itu menyerahkan kantung berisi baju sambil tersenyum ramah.
"Benarkah? Terima kasih banyak, Nek!" Jinyoung menerimanya lalu meloncat-loncat dengan gembiar.
Jinyoung kemudian berjalan pergi dari toko itu. Keadaan hatinya sangat baik hari ini. Dia akan mengingat nenek tadi sebagai orang yang harus dia kunjungi lagi suatu hari nanti.
'Kau punya banyak nama, ya!' ucap Rein.
'Banyak nama?' tanya shawn bingung.
'Jinyoung, Shawn, Jerren, apa kau ingin tambah lagi?'
'Ide yang bagus, bagaimana kalau Biru?'
'Hahahaha, terserah kau saja.'
***
Terlihat beberapa orang berkumpul di sebuah rumah di tengah hutan. Mereka terlihat sangat serius dalam diskusi yang terjadi.
"Yeji, apa kau yakin hanya ada satu bulan?" tanya Heejin.
"Iya, aku yakin," jawab Yeji.
"Lusa kita akan mulai menyerang." Hyunjin muncul dari kegelapan.
"Kau mengagetkanku!" Yeji meninju bahu Hyunjin, yang ditinju hanya terkekeh.
"Di mana Tuan Yang?" tanya Yeji.
"Dia sedang memastikan di mana letak mataharinya," jawab Hyunjin.
Di ruangan itu tidak hanya ada mereka bertiga, tetapi terdapat banyak vampir liar lain. Jika kalian bertanya, bagaimana Yeji bisa ada di sini? Apakah kalian ingat tentang Yeji yang mampu tidak berubah menjadi werewolf maupun wolf saat bulan buatan dinyalakan? Hal itu karena Yeji adalah darah campuran seperti Jiwon, tetapi ayahnya yang adalah seorang vampir terbunuh oleh beberapa rougue. Karena itulah dendam untuk menghancurkan para werewolf tumbuh dalam diri Yeji.
***
Soobin merasa kesepian di kastil ini. Dia tidak diperbolehkan keluar barang selangkah. Jujur, Soobin merindukan teman-temannya. Tunggu, jika dia tidak boleh keluar, bukan berarti teman-temannya tidak boleh kemari, kan?
"Tuan Han!" panggil Soobin pada seorang pelayan.
Tuan Han menghampiri Soobin. Dia berlutut lalu berucap, "Ada apa, Soobin?"
"Bisakah aku mengundang teman-temanku kemari?"
Tuan han terlihat berpikir. "Sepertinya tidak apa-apa. Siapa saja nama teman-temanmu? Aku akan memohon pada Archalfa untuk mengundang mereka ke sini."
Soobin tersenyum senang. "Nama mereka Lee Jeno, Kim Sunwoo, dan Bae Jinyoung. Mereka teman sekamarku di asrama."
"Baiklah, saya pamit ke kastil utama dulu. Jika kau membutuhkan sesuatu mintalah kepada dayang yang berjaga."
Setelah mendapat anggukan dari Soobin, tuan Han pergi meninggalkan kamar Soobin. Dia senang akhirnya Soobin bisa tersenyum lagi.
Soobin tak henti-hentinya tersenyum. Dia sangat merindukan ketiga temannya, Sunwoo, Jeno, dan-
'Lunamu.' Sebuah suara muncul dari alam bawah sadar Soobin.
'Kau mengatakan sesuatu Jave?' tanya Soobin pada suara itu.
Sesosok wolf muncul di alam bawah sadar Soobin. Bulu hitam legam dengan mata yang lebih hitam dari langit malam. Ukuran tubuh yang besar dengan api hitam melingkar di ekor dan kakinya, membuat serigala itu terlihat gagah sekaligus menakutkan.
'Kau mengharapkan lunamu datang ke sini, tetapi dia tidak akan datang.' Wolf hitam yang diketahui bernama Jave itu kembali menghilang.
'Apa maksudmu? Hei, jangan kembali tidur!'
Percuma, sekuat apapun Soobin berteriak dalam alam bawah sadarnya, Jave tidak akan terbangun. Soobin sebenarnya sedikit bertanya-tanya, wolfnya itu serugala atau kerbau? Kerjanya hanya tidur.
"Kenapa lama sekali, apa archalfa tidak mengizinkan mereka ke sini?" gumam Soobin.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Wolves ; 00line ✓
FanficObsesi akan menghancurkan segalanya. - - - Update seminggu sekali, ya!!!