17. Penyerangan

8 1 0
                                    

Malam ini keadaan pack Namyohada ramai. Banyak cairan-cairan berwarna merah marun mengalir di seluruh tempat. Teriakan dan auman saling bersahutan satu sama lain.

Terlihat Heejin dan Hyunjin dengan ganasnya menghabisa setiap werewolf yang mereka lihat. Mereka berdua tak terhentikan, Hyunjin bahkan dengan berani menantang archalfa yang hampir kehilangan kekutannya itu.

"Do Euntak, kau terlihat tak berdaya. Lihatlah packmu yang akan runtuh sebentar lagi, hahaha!" Hyunjin menyerang Euntak dengan kecepatan tinggi.

Euntak tentu tidak selemah itu, dia mampu mengatasi Hyunjin yang hanya seorang vampir biasa. Euntak mencakar punggung Hyunjin, cakaran itu cukup dalam sampai membuat Hyunjin tersungkur.

Yeji yang melihat itu pun segera menjalankan rencana liciknya. Dia berubah ke wujud serigalanya, berencana mendekati sang luna Do Minsuh.

Minsuh jelas tidak curiga melihat seekor wolf yang mendekat ke arahnya. Dia justru berpikir wolf itu adalah salah satu dayangnya yang akan membantunya melawan para vampir.



Srakkkk


"AARRGGHHH!!!"

Yeji berhasil menggigit pundak Minsuh. Tidak berhenti sampai di situ, Yeji mencakar kepala Minsuh dengan keras hingga mengeluarkan banyak cairan kemerahan.

"MINSUH!!!"

Saat perhatian sang archalfa teralih, seorang vampir menusukkan pedang peraknya ke jantung Archalfa. Vampir itu tersenyum puas saat melihat sang archalfa jatuh tersungkur.

"Y-Yang Hyunsuk-"

"Lama tidak berjumpa Euntak, inilah balasan karena memisahkanku dengan istriku!" Hyunsuk sang ketua para vampir liar menghunuskan pedangnya hingga menembus dada archalfa.

"HAHAHAHAA!!! KITA MENANG!!!" Hyunsuk tertawa dengan bangganya.

Hyunjin dan Yeji tersenyum puas, tetapi entah mengapa ada yang mengganjal. Kenapa tidak ada sorakkan dari komplotan mereka? Kenapa sangat sunyi?

Auuuuuuuu!!!!

Sebuah lolongan panjang terdengar ke seluruh pack. Seekor wolf dengan bulu hitam keemasan dengan api berwarna emas mengelilingi tubuhnya menatap tajam ke arah Hyungsuk.

"Siapa kau?!" Hyunsuk mengangkat pedangnya, menangang wolf tersebut.

"D-dia, archalfa yang baru!" Heejin terlihat datang dengan keadaan bersimbah darah, kemudian dia jatuh tergeletak di tanah.

"H-Heejin, bangunlah!!!' Yeji menggoyang-goyangkan tubuh tak bernyawa Heejin.

***

Jeno dan Sunwoo sibuk mengangkut para werewolf yang mengalami luka. Sementara seekor wolf dengan bulu putih dengan api perak mengelilinginya sibuk mengobati para werewolf.

"Apa sudah semua?" tanya wolf tersebut.

"Kami belum menyisir bagian timur pack," ucap Jeno.

"Cepatlah, jangan biarkan mereka tewas!"

Jeno dan Soobin segera berlari ke arah timur. Mencoba mencari para werewolf yang masih bertahan hidup. Wolf berbulu putih pun kembali berkonsentrasi mengobati para werewolf dengan kekuatan magisnya.

"Mereka terlalu banyak." Wolf itu mulai kelelahan karena terlalu banyak yang terluka, bahkan sekarat.

Tanpa disadari, seorang vampir melompat ke arah wolf berbulu putih. Saat hampir berhasil menggapai wolf yang sedang sibuk mengobati para werewolf tersebut, vampir itu terlempar setelah mendapat tinjuan dari dua orang werewolf berbulu coklat.

Wolf berbulu putih pun menyadari apa yang terjadi. Syukurlah kedua kakaknya datang tepat waktu untuk membantunya, walau pukulan mereka tidak sekuat para alfa.

"Kakak!!"

Irene dan Suzy tersenyum, mereka jujur sangat merindukan adik mereka yang sangat menggemaskan itu. Pasti banyak hal yang telah menimpa adik mereka.

"Aku akan membantumu mengobati mereka, Suzy tolong berjaga-jagalah. Aku takut masih ada vampir di sekitar sini." Irene mulai menggunakan kekuatan magisnya untuk membantu Jinyoung.

Suzy sedikit iri melihat kakak dan adiknya yang memiliki kekuatan spesial seperti itu. Irene bahkan bisa memanipulasi pikiran orang lain. Walau begitu Suzy harus tetap menjaga Irene dan Jinyoung sampai perang ini berakhir.

***

Pertarungan tiga melawan satu berlangsung sangat sengit. Hyunjin membantu Hyungsuk menyerang sang archalfa baru dari jarak dekat, sementara Yeji menggunakan panah perak dari kejauhan.

Pertarungan ini tentu saja tidak imbang. Sang archalfa bisa saja menggunakan kekuatan penuhnya, tetapi itu bisa membuat seluruh pack hangus terbakar karena api mataharinya.

"AARRRGGGHHH!!!" Yeji berteriak saat merasakan pinggangnya terkoyak dan kehilangan banyak sekali darah.

"Hai, temanku! Selamat menuju ke alam lain!"

Ternyata pelakunya adalah seorang Jiwon. Dia tersenyum ke arah archalfa. Tidak hanya sampai di situ, Jiwon mengambil panah Yeji lalu memanah Hyunjin.

"Pacarku memang yang terbaik!" Eric muncul di samping Jiwon.

Hyunjin ingin menyumpahi Jiwon dan Eric yang justru membela kaum werewolf. Belum sempat dia mengucapkan sumpah serapah, kepala nya telah terpisah dari tubuhnya.

"Bagus, Soobin!" Eric mengacungkan jempol ke arah sang archalfa.

Soobin melolong sebagai respon. Kini Soobin menatap tajam Yang Hyunsuk. Dia melompat, berusaha mencakar lengan Hyunsuk tapi nihil. Hyungsuk terlalu cepat.

"Jiwon, Eric, bantu aku!!!" Soobin berteriak.

Jiwon dan Eric mengerti, Soobin pasti kelelahan menghabisi seluruh komplotan itu sebelum sampai ke sini. Itulah alasan kenapa tidak ada sorakan dari para vampir liar saat Hyunsuk menyatakan kemenangan. Mereka semua telah dihabisi oleh Soobin seorang diri. Mungkin ada satu vampir yang lepas, yaitu vampir yang menyerang Jinyoung tadi.

"Baiklah," ucap Jiwon dan Eric.

Jiwon langsung melesatkan enam anak panah. Hyunsuk yang terkejut pun hanya bisa menghindari empat anak panah. Saat Hyunsuk mengerang kesakitan, Eric meninju perutnya sampai Hyunsuk terpental ke salah satu bangunan.

"KURANG AJARR!!!" teriak Hyunsuk saat Soobin mengoyak dadanya.

Hyunsuk berusaha meraih pedangnya yang tergeletak. Melihat itu, Jiwon melesatkan anak panahnya tepat ke tangan Hyunsuk. Soobin makin ganas mengoyak tubuh Hyunsuk hingga menimbulkan lubang besar mengerikan di dada Hyunsuk.

"Inilah akhirmu, Yang Hyunnsuk!!"


TBC

Wolves ; 00line ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang