18. Akhir

18 1 0
                                    

Soobin menghampiri Lunanya yang tertidur pulas karena kelelahan. Dia mengecup dahi lunanya itu dengan penuh kasih sayang. Karena keegoisannya sang luna jadi kelelahan seperti ini.

Sang luna terbangun karena archalfa yang terus mengecup dahinya sedari tadi. Dia berucap, "Hentikan, aku masih mengantuk!"

"Hahahaha, maafkan aku, ya!" Soobin memeluk lunanya erat.

"Pergilah, aku ingin istirahat!" Jinyoung jujur ingin sekali menendang Soobin ke alam lain.

"Tapi kita ada pertemuan, kau harus menemaniku."

"Kita baru saja selesai berperang, apa tidak bisa istirahat dulu?"

"Kita sudah istirahat semalaman, apa kurang?" Soobin terus membujuk Jinyoung, masalahnya ini pertemuan penting.

"Istirahat katamu? Aku sudah sangat lelah mengobati semua orang, dan saat aku ingin tidur kau justru meluapkan hawa napsumu padaku. Kapan aku istirahat?!?!!!!"

Soobin terkekh mendengar Jinyoung mengomel padanya. Habis bagaimana lagi? Lelah dan luka bertarungnya bisa sembuh dengan cepat jika melakukan itu dengan Jinyoung. Selain itu, melakukan hal tersebut dengan Jinyoung adalah hobi baru Soobin setelah mereka resmi menjadi mate.

"Ayolah, kau harus mau!" Soobin menggendong Jinyoung dan membawanya ke kamar mandi.

"YAK!!! CHOI SOOBIN!!!"

***

Soobin dan Jinyoung melakukan pertemuan dengan para petinggi ras lain. Mereka membahas perang kemarin yang menghebohkan dunia tengah.

"Saya harap keamanan dan pengawasan diperketat agar tidak terjadi hal-hal seperti ini lagi." Lee Jeongmin, raja dari ras mermaid berucap tegas.

"Dan seperti biasa, orang-orang yang meninggal saat berada di dunia tengah akan kembali ke alam manusia tanpa ingatan sedikitpun tentang dunia tengah."  Kali ini Kim Seokyung, ketua dari ras dragon.

Semua ras setuju dan rapat ditutup. Jujur Soobin yakin Jinyoung sangat bosan. Dia merasa bersalah pada lunanya yang terlihat bosan sekaligus mengantuk itu.

***

Soobin dan Jinyoung tiba di istana, tepatnya di kamar mereka. Rencana awal adalah Soobin akan membiarkan Jinyoung beristirahat sampai puas, tetapi rencana hanya tinggal rencana.

"Boleh, ya!" Soobin terlihat memohon pada Jinyoung.

"Tidak, aku ingin istirahat, pergilah!"

"Kumohon, aku janji setelah ini kau bisa tidur sepuasmu."

Jinyoung sebenarnya tidak tega melihat alfanya sampai harus memohon seperti itu. Tapi jujur, Jinyoung sangat lelah saat ini. Dia hanya ingin tidur dengan tenang.

"Kau janji tidak menganggu tidurku?" tanya Jinyoung.

"Aku berjanji." Soobin tersenyum.

"Baiklah." Jinyoung hanya bisa pasrah.

Soobin memulai aksinya, dia mulai melepaskan helai demi helai kain yang ada ditubuhnya maupun tubuh Jinyoung. Dia menatap mata Jinyoung dengan lekat.

"Aku mencintaimu, Bae."

"Aku juga mencintaimu, Choi."

End

Wolves ; 00line ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang