Jinyoung dan Soobin sedang asik mencampur beberapa ramuan. Sesekali mereka tertawa karena melihat kelompok sebelah yang terus-terusan gagal. Siapa lagi kalau bukan Sunwoo dan Jeno.
Jinyoung berusaha mengangkat tabung reaksi menggunakan penjepit. Awalnya semua berjalan lamcar, sampai dia melihat wajah Sunwoo yang menghitam karena ledakan ramuan.
Pranggg!!!
Soobin segera menarik Jinyoung, hampir saja Jinyoung terkena tumpahan ramuan. Soobin menatap Jinyoung datar.
"Jangan terus melihat kelompok lain, kamu jadi gak fokus, kan?" Soobin terlihat agak kesal.
"I-iya, maaf." Jinyoung berjongkok, berniat membersihkan kekacauan yang dia buat, tetapi lagi-lagi Soobin menariknya.
"Aku aja, kamu diam di situ!" Jinyoung hanya menurut.
Soobin kemudian pergi untuk membuang ramuan dan pecahan gelas kimia. Jinyoung yang merasa tak enak mulai membuat ramuan lagi. Dia menatap tajam Jeno yang menahan tawa melihat Jinyoung dimarahi Soobin.
Jika tadi tangannya bergetar karena menahan tawa, sekarang tangannya bergetar karena takut hal tadi terulang. Tiba-tiba ada tangan yang menggenggam tangannya agar tidak bergetar. Saat dia menengok, ternyata itu adalah Soobin.
"Kenapa getar terus?" Soobin menatap tajam Jinyoung.
Jinyoung hanya menunduk, rasa bersalah kembali menjalar. Tugas mereka akhirnya bisa selesai walau sempat terjadi kecelakaan sedikit tadi.
Tanpa sadar ada yang memerhatikan mereka sejak tadi. Mereka adalah Jiwon, Chaewon, Lia, dan Siyeon. Tentu saja tidak hanya memerhatikan, tegapi juga bergosip.
"Itu mereka benar hanya teman?" tanya Lia.
"Sunwoo bilang ke aku kalau Jinyoung suka sama Jiwon. Jadi sepertinya memang hanya teman," jawab Chaewon. Sunwoo memang mulutnya perlu dicatok.
Jiwon yang mendengarnya pun kaget. Dia merasa bersalah kemarin minta ditemani Jinyoung. Jiwon tidak tahu kalau Jinyoung ternyata menyukainya. Pasti Jinyoung sangat kecewa kemarin.
"Betul, lagipula mereka berdua alfa jadi apa yang kamu cemaskan?" Siyeon sadar Lia sedang cemburu.
"Apa kau tidak ingat bahwa setiap seribu tahun akan ada seorang omega laki-laki?" Lia menatap Jinyoung dengan amarah.
"Tapi kemungkinannya sangat kecil, hanya satu dari milyaran werewolf di dunia ini." Siyeon lelah menghadapi Lia yang selalu melihat setiap hal dari sisi negatif.
Setelah mendapat ceramah dari seorang Park Siyeon, Lia akhirnya bisa berpikir lebih positif. Lia kembali melihat ke arah Soobin dan Jinyoung. Dia terkekeh, setelah dipikir-pikir lagi tuduhannya terdengar sangat konyol.
***
Ketua kelas sedang menjelaskan tentang event sekolah yang akan diadakan besok. Jadi besok sekolah mereka akan mengadakan perburuan di hutan. Perburuan akan berlangsung dari pukul tiga pagi sampai pukul lima pagi. Mereka nanti malam akan berkemah untuk mencegah siswa-siswa yang akan datang terlambat.
Jinyoung mendapat kelompok dengan Lia, Sunwoo, Eunbin, dan Chaeyeon. Dia cukup senang dengan kelompoknya. Ada Sunwoo dan Chaeyeon yang pastinya membuat suasana lebih menyenangkan nantinya.
"Jinyoung, kita sekelompok!" Sunwoo bersorak senang.
"Bosan aku sama kamu terus." Jinyoung pura-pura lemas lalu menyender ke bahu Soobin.
"Yak!!!" Jinyoung tertawa keras mendengar reaksi Sunwoo.
Dia sudah tidak sabar. Ini pasti akan sangat menyenangkan, tetapi apa dia bisa berburu dengan baik nanti? Dia masih belum bisa menjadi wolf sepenuhnya.
***
Seluruh siswa berdiri di hadapan bulan buatan. Menurut informasi, cahaya bulan ini cukup kuat untuk meningkatkan kekuatan para werewolf.
Beberapa Siswa mulai bertransformasi karena tidak kuat menahan kekuatan yang meluap. Ada beberapa yang masih bisa bertahan untuk tidak berubah, seperti Soobin, Lia, Jiwon, Yeji, dan Yoonbin. Jangan lupakan Jinyoung yang sama sekali tak terpengaruh.
Seorang wanita berpakaian tradisional Korea memasuki ruangan. Tiba-tiba dia juga ikut berubah menjadi wolf lalu berdiri di samping para guru pendamping. Dia menatap penuh arti pada murid-murid yang tidak berubah menjadi wolf atau setidaknya werewolf.
Cahaya bulan tiba-tiba redup. Semua werewolf yang ada di sana kembali ke wujud manusia mereka. Para guru heran mengapa tiba-tiba bulan meredup. Mereka semakin heran mengapa bulan itu padam.
"Bukankah para peramal selalu berdoa dan memberi energi pada bulan buatan ini? Bagaimana bisa bulan ini padam? Kami bahkan belum mendata wujud wolf seluruh murid," ucap salah satu guru.
"Sudah ditentukan." Ketua peramal kembali menatap para siswa yang tadi tidak berubah menjadi wold.
"Maksud anda?" tanya guru lainnya.
"Raja dan Ratu sudah terlalu tua, saatnya mereka istirahat dan menikmati hidup." Ketua peramal tersenyum penuh arti.
TBC
MOHON kritik dan sarannya ya, maaf typo bertebaran. Lagi sibuk-sibuknya kuliah huhuhu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wolves ; 00line ✓
FanficObsesi akan menghancurkan segalanya. - - - Update seminggu sekali, ya!!!