6. Cinta Sang Bulan

11 1 0
                                    

Sesuai rencana mereka, hari ini Jinyoung dan Jiwon pergi ke perbatasan. Langit oranye menambah kesan hangat dan menenangkan. Beberapa orang mulai pergi karena langit yang sebentar lagi akan menggelap.

"Jiwon, ayo pulang!" ucap Jinyoung.

"Bisakah kamu menunggu di sini? Aku ada urusan sebentar." Jiwon dengan santainya melewati perbatasan.

Jinyoung ingin mengejar Jiwon, tetapi dia terlalu takut untuk itu. Pertanyaan-pertanyaan dan hawa-hawa negatif mulai menghantuinya. Kenapa Jiwon berani sekali melewati perbatasan?

Jinyoung yang bosan menunggu memutuskan untuk melihat-lihat bunga yang tumbuh di sekitar air terjun. Tanpa sengaja mata Jinyoung menangkap sesosok makhluk yang dia kenal.

"Lia!" Jinyoung menghampiri Lia yang terlihat sedang merangkai bunga.

"Eh, hai!" Lia tersenyum ramah.

"Wah, indah sekali!" Jinyoung menatap kagum rangkaian bunga yang Lia buat.

"Biasa aja, kok."

"Kalau boleh tau, itu mau kamu kasih ke siapa?"

"I-itu rahasia, hehehe."

Jinyoung memicingkan matanya, berusaha mengintimidasi Lia. "Soobin, kan?"

"E-eh!!! B-bukan, kok!!!" Lia tidak menyadari bahwa pipinya mulai memerah.

"Mengakulah, ayo mengaku!!!"

"Tidak-tidak, ini bukan untuknya." Lia segera mengambil langkah seribu.

"Hahahaha, lucunya, padahal aku jauh lebih tampan dari Soobin."

Jinyoung kembali melirik ke arah air terjun. Ke mana sebenarnya Jiwon pergi? Dia sudah sangat bosan menunggu.

***

Langit sudah gelap gulita, tetapi Jiwon belum juga kembali. Jinyoung mulai cemas, jangan-jangan Jiwon telah kehabisan darahnya sekarang.

"Jinyoungie!!!" Terdengar teriakan dari balik air terjun.

Jinyoung dengan segera melangkah ke sumber suara. Dia menemukan Jiwon dengan seorang laki-laki berkulit pucat di sana.

"Kau ke mana saja?" Terlihat jelas kekhawatiran di wajah Jinyoung.

"Itu, sebelumnya kalian sudah saling kenal, kan?" Jiwon bertanya ke kedua laki-laki yang ada di sana.

"Iya, kami sering bermain bersama saat di dunia manusia," jawab laki-laki berkulit pucat.

Jinyoung seharusnya sadar sejak awal bahwa perasaannya kepada Jiwon adalah sebuah kesalahan. Jiwon sudah memiliki kekasih.

Apa kalian ingat tentang skandal Eric The Boyz dan Jiwon Cherry Bullet yang terciduk Dispatch sedang makan malam bersama di sebuah restoran? Beruntung skandal itu tidak naik karena tertutup berita Kang Daniel dan Jihyo berkencan.

"Jinyoung, aku titip Jiwon, ya!" Eric tersenyum.

"Kenapa tidak titip ke Sunwoo saja?" Jinyoung jujur ingin sekali menyuap Dispatch agar Jiwon dan Eric putus.

"Dia mana bisa dipercaya."

"Oh iya, kenapa kau berani sekali menyebrang perbatasan?" Jinyoung bertanya pada Jiwon.

"Eric, tolong jelaskan!" Jiwon menggenggam tangan Eric.

'Jinyoung sabar, Jinyoung kuat.'

"Ini satu-satunya cara agar kami bisa bertemu. Jika menggunakan kereta yang menghubungkan area tiap ras, maka akan membutuhkan banyak biaya." Eric mengelus rambut Jiwon.

"Tapi apa tidak berbahaya?"

"Jiwon adalah darah campuran dari werewolf dan vampir, aroma tubuhnya tidak akan terdeteksi para vampir liar." Jiwon mengangguk, menyetujui ucapan Eric.

Alasan sebenarnya para werewolf dan vampir tidak boleh melewati perbatasan adalah dendam yang belum juga hilang. Para vampir liar dan rogue (werewolf liar) belum bisa menerima perdamaian dan menahan hasrat membunuh satu sama lain. Vampir liar adalah para vampir yang membelot dari raja vampir, sementara rogue adalah para werewolf yang tidak memiliki pack.

Jalur paling aman untuk datang dan pergi ke area vampir adalah menggunakan kereta. Stasiun kereta terdapat di area kerajaan vampir sehingga para werewolf yang berkunjung ke area vampir tidak akan terancam atau di serang para vampir liar. Sebaliknya, stasiun kereta area werewolf terletak masing-masing satu di setiap pack sehingga para vampir yang berkunjung tidak akan di serang atau berurusan dengan para rogue.





Tanpa mereka sadari, ada dua orang yang sejak tadi memerhatikan mereka dari jauh. Mereka terlihat gelisah dan khawatir.

"Ternyata benar, salah satu bulan melihat ke arah lain." Salah satu dari mereka mengepalkan tangannya.

"Kalau yang satu lagi tidak berumur panjang, ras kita akan punah. Matahari akan kehilangan sinarnya.*

Mereka berdua segera meninggalkan tempat itu sebelum terdeteksi oleh orang lain. Mereka harus merundingkan ini lagi.





TBC

ayo vote kawannn

Wolves ; 00line ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang