15

1.7K 156 10
                                    

Menangis dan melamun dengan tatapan kosong adalah hal yang biasa untuk Byun Baekhyun saat ini, menggambarkan betapa kosongnya hidupnya saat ini.

Ia mengelus beberapa kali perutnya, menunggu kelahiran anaknya, ini adalah dua bulan sejak ia kehilangan Chanyeol.

"Seharusnya Mommy mengatakan pada Daddy mu jika kau sudah bisa menendang." Ucapnya.

Ia kembali tersenyum kecil.

Buah hatinya adalah harta satu-satunya saat ini.

"Baek, saat nya kau makan." Ucap Kyungsoo yang datang dari dapur.

"Aku tidak lapar."

"Sudah ku katakan untuk memaksakan dirimu untuk makan bukan? Bagaimana jika bayimu kelaparan?"

"Apakah bayiku kelaparan?" Gumamnya.

Kyungsoo terkekeh melihatnya, Baekhyun hanya akan mau makan jika itu menyangkut bayinya.

"Bagaimana? Apa kau mau makan sekarang?"

Si manis mengangguk.

•••

"Katakan padaku, apa kau mengencani wanita lain?"

"Itu tidak seperti yang kau lihat, sayang."

"Katakan padaku, tidak usah berbelit-belit seperti itu." Ia menepis tangan Sehun yang saat itu akan menggenggam tangannya.

"Kau tidak bisa mengatakannya, huh? Aku mengerti. Mungkin aku hanya mainan bagimu, jangan temui aku sampai kau bisa menjelaskan semuanya." Ia mengambil ponselnya dan keluar dari apartemen nya, membiarkan Oh Sehun terdiam di dalam sana.

Luhan berjongkok di depan pintu apartemen itu. Ia menangis— lagi.

Dia bahkan tidak mengejarku lagi.

"Bajingan." Umpatnya. Ia lekas bangun dan pergi ke mansion Baekhyun.

Ia lebih baik pergi ke sana daripada berada di tempat yang sama dengan Sehun.

•••

"Mom, makanlah." Wanita itu masih setia memegangi foto bingkai putra kesayangannya. Untuk kedua kalinya, ia kehilangan putra nya.

Setelah ini, apa yang akan Tuhan renggut darinya?

Rose menatap sendu ke arah Tiffany, ibunya bahkan susah makan setelah seminggu kepergian Chanyeol.

"Tif." Panggilnya.

Namun itu tidak membuyarkan lamunannya. Dirinya juga masih merasa kehilangan, tetapi apa yang bisa ia lakukan jika itu sudah menjadi kehendak Tuhan? Ia hanya bisa melanjutkan kehidupannya seperti biasa.

Ia bahkan mengundang teman kecil Tiffany untuk menghiburnya, namun ia gagal. Itu tidak membuat nya tersenyum sedikit pun.

Hidupnya terasa kosong.

Apa yang pernah ia lakukan dulu? Sampai Tuhan menghukum mereka sekeras ini?

"Chanyeolie...." ia menggumamkan nama Chanyeol kembali. Ia kembali teringat masa-masa dimana saat Chanyeol masih kecil, disaat Chanyeol sangat manja padanya.

Ia merindukan putra tampannya.

"Kembalilah, sayang... Mommy pasti akan menunggumu."

Nickhun menatap sendu ke arah istrinya, sementara Rose sudah menetaskan air matanya melihat betapa menyedihkan nya hidup mereka saat ini.

"Chae, pergilah ke kamarmu."

Rose mengangguk lalu menghapus air matanya.

"Hey, hapus air mata mu, sayang." Ia merendahkan tubuhnya agar dapat melihat wajah Tiffany yang tengah duduk di kursi di balkon kamar mereka.

Wildest DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang