"Senang berbisnis dengan anda, Tuan Park."
"Saya juga turut senang berbisnis dengan anda, Tuan Kim. Saya harap kali ini tidak mengecewakan."
"Saya akan menjamin itu, Tuan Park. Dan terima kasih atas sambutannya juga, Nyonya Park"
Tiffany hanya melamun memegangi kertas perusahaan. Ia masih teringat anak muda kemarin.
Apa dia sudah makan?
Dimana dia tinggal?
"Sayang?..... sayang." Panggil Nickhun.
"O—oh ya... ada apa?"
"Ada yang menganggu pikiranmu?" Tanya Nickhun.
"Tidak ada." Lebih baik ia tidak mengatakannya dulu kepada suaminya.
"Nyonya Park? Apa anda baik-baik saja?"
"Uhm... saya baik-baik saja. Terima kasih karena sudah mempercayai Park Company."
"Tentu saja, Nyonya Park. Saya permisi."
Setelah pria paruh baya itu keluar, Nickhun kembali bertanya apa yang menganggu pikiran istrinya.
"Katakan padaku apa yang salah, hm? Jangan menyembunyikan apapun."
"Aku tidak apa-apa, mungkin hanya kelelahan."
"Jika kau lelah lebih baik kau istirahat. Aku bisa melakukannya sendiri, sayang. Kesehatanmu lebih penting."
Tiffany tersenyum menatap suaminya.
"Aku akan ke kamar."
••••••
"Sudah ku bilang bukan? Aku tidak apa-apa."
Samar-samar Chanyeol mendengar suara Baekhyun yang menggerutu mendekati ruangannya.
Ia segera keluar dan melihat apa yang Baekhyun lakukan di luar.
"Baekhyun." Panggilnya kala Baekhyun menolak bantuan dari Yeonwoo.
"Lihatlah apa yang dilakukan nya padaku Chanyeol." Bibir si manis mencebik lucu.
"Apa yang dilakukannya sayang? Dia berusaha membantumu, kenapa kau menolaknya, hm? Kau sebaiknya istirahat di kamar."
"Aku bosan melihat dinding dan ranjang di dalam. Kau selalu sibuk."
Yeonwoo undur diri kala majikannya mengambil alih membantu Baekhyun berjalan.
"Chanyeol, aku ingin bertanya."
"Bertanya apa sayang?"
"Siapa orang yang telah menculikku tempo hari itu? Kenapa dia menculikku?"
"Itu Changmin, Hyung dari Johnny. Johnny adalah mantan anggota Phoenix tapi dia berkhianat."
"Berkhianat?"
"Ya, sayang."
"Coba ceritakan."
"Aku rasa itu bukan cerita yang bagus, sayang."
"Uhm baiklah."
Si manis tidak ingin bertanya lebih banyak.
"Kau sudah makan?"
"Belum."
"Kenapa?" Kernyit Chanyeol.
"Aku tidak mau makan sendirian." Ucapnya dengan menatap Chanyeol. Sekarang ini hampir tiap hari ia jarang makan dengan Chanyeol.
"Mau makan bersamaku, sayang?" Si manis mengangguk dengan antusias.
"Sepertinya anak kita ingin ditemain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wildest Dream
ContoPekerjaan adalah hal yang paling susah untuk dicari, sama seperti Byun Baekhyun yang tidak tidak mau diterima karena hanya lulusan SMA saja. Ia berhenti sekolah karena ibunya tidak bisa membiayainya lagi, ibunya juga sudah sakit dan akhirnya meningg...