PART 26 end

7.3K 456 15
                                    

brakhh !!

Dang . .

Naas, kejadian tak terelakan itu terjadi di depan matanya. Haechan menjerit menyaksikan sebuah mobil taksi terjun dari atas jembatan kedalam sungai yang kala itu sedang deras-derasnya. Di tambah dengan cuaca yang buruk yang menyebabkan terjadinya faktor kecelakaan siang ini.

Truk yang menabrak trotoar jalanan sudah tidak dapat di kondisikan lagi, dan mobil yang tertabrak juga sama buruknya. Beruntung Haechan dan Mark berada sedikit jauh dari posisi kejadian. Kalau saja mereka baju dua meter ke depan, pasti sudah di pastikan kalau mereka berdua juga bakalan menjadi korban.

Haechan melemas, tangan nya yang memegang kuat jaket belakang Mark Lee pun menurun. Kecelakaan dalam sekejap, entah menelan berapa korban jiwan - pikirnya.

"Jangan turun!" peringat Mark Lee, yang akhir-akhir ini lebih dekat dengan si pipi gempal di belakang nya.

Haechan terisak pelan, padahal bukan dia yang menjadi korban. Tapi kenapa rasanya dia segelisah ini, pikiran nya tidak tenang. "M-mark hiks, takut" isak nya seperti seorang anak kecil.

Mark menghela napas pelan, menarik lengan Haechan untuk memeluk pinggang nya. "It's oke, nggak apa-apa. Jangan nangis dongg"

"Gw disini . ."

" -buat lo" lanjut Mark dengan bibirnya yang langsung terkatup di akhir kalimat.

Memang tidak ada banding nya dengan rasa sukanya kepada Na Jaemin. Tapi dengan kehadiran Haechan disisinya, keajaiban datang. Mungkin dia memang berjodoh dengan si gempal ini.

Haechan menyembunyikan wajahnya di punggung datar milik Mark. Kemudian Mark membawanya pergi dari tempat kejadian, yang mungkin mereka akan di tanyai sebagai saksi mata kecelakaan barusan. Nantinya?

-

Bipp . . bipp . . bipp . .

Suara monitor menggama seluruh ruangan. Perawat yang baru saja mengunjungi ruang rawat Lee Jeno merasa terkejut akan perubahan kondisi Jeno yang mendadak kritis.

"Dokter!!"

"Dok!!" perawat itu keluar dengan sangat terburu-buru. Memanggil-manggil dokter untuk segara memeriksa keadaan Jeno.

Tak lama setelah itu, dua perawat dan dokter masuk kedalam ruangan Jeno. Memeriksa kestabilan jantung nya yang semakin melemah. Padahal, kemajuan kesehatannya meningkat beberapa hari lalu.

"Kita harus segera melakukan operasi terhadap pasien" kata dokter dengan nada cemas.

"Panggilkan Na Jaemin untuk segera pergi ke ruang khusus"

"Baik dok" salah satu perawat keluar dari ruangan.

Sirine ambulan dapat terdengar begitu jelas dari luar. Beberapa perawat serta polisi ikut andil dalam membawa pasien kecelakaan yang baru saja mereka selamatkan dari hilir sungai.

Wajahnya pucat pasi, seolah tidak ada darah setetes pun yang mengalir di tubuhnya. Kondisinya yang buruk dan basah kini menjadi pusat perhatian beberapa pengunjung pasien lain.

"Kasian anak itu, kabarnya dia korban dari kecelakaan tadi siang yang tersebar di berita saat ini"

"Ya Tuhan, padahal dia anak yang baik. Sempat menolongku waktu itu" sahut pengunjung yang satunya.

Perawat yang tadinya hendak mencari Jaemin akhirnya tertegun melihat kondisi si anak yang jauh lebih memprihatinkan dari pada Lee Jeno yang sedang kritis.

"Bawa dia ke kamar yang sama dengan pasien bernama Lee Jeno" perintah perawat tersebut, yang langsung di setujui oleh yang lain.

"Dok, bagaimana dengan kondisinya? Jaemin juga membutuhkan pertolongan kita"

[ ✔ ] Unwanted life - nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang