"Yak. Na Jaemin!" gadis berambut lurus itu berteriak. Menghalangi langkah Jaemin yang berjalan di sekitar koridor dan hendak menuju kelasnya.
"Apa hubungan lo sama Jeno?" gadis itu menatapnya tajam.
"Aduhh Yej, nggak perlu di tanya lagi. Dia pasti jual tubuh lah" sahut Chaeryeong. Juga menatap Jaemin dengan tatapan tak suka.
Yeji mendengus kesal, "oh, gak nyangka gw selera Jeno rendahan" terkikik geli sembari mendorong bahu Jaemin dengan telunjuk. "Jalang gay" katanya.
Keduanya tertawa memandangi Jaemin yang tak berkutik sedikitpun. "Berapa sih harga lo semalem?" tanya Chaeryeong.
"Lo nanya, sama dia? Cih. Gak bakal dia jawab lah. Toh, orang dia tuli" sarkasnya.
"Kalian jauh lebih rendah dariku" Jaemin menyeru. Membuat keduanya ber 'wah' tidak percaya mendengar hal tersebut.
"Yaak! Lo udah berani sama kita hah?!"
"Punya apa lo?!" Yeji mendorong tubuh Jaemin kasar.
Jaemin kehilangan keseimbangannya. Manik rusanya membola ketika dia akan terjatuh dari pijakan kakinya. Seolah waktu melambat, punggung Jaemin membentur sesuatu, bukan lantai maupun tembok sekolah.
Drugghh!
Keduanya terjatuh, tubuh Jaemin berada di atas Lee Jeno yang entah sejak kapan berada disana.
"Ap-APA?!" Yeji berteriak terkejut melihat mereka berdua.
Mengerjap berkali-kali, sedangkan Jeno meringis sakit karena punggung nya lah yang membentur lantai.
"J-jeno?"
"ISSH LO APAAN SIH! GAK USAH SOK KEGANJENAN DEH!!" Yeji menarik rambut Jaemin kasar. Memaksa Jaemin untuk berdiri. "DASAR JALANG! BERANI NYA LO GODAIN GEBETAN GW!!" tangan nya mengayun ke udara dan hendak menampar pipi Jaemin.
"Brisik bgst" Jeno beremosi, menghempaskan tangan Yeji yang hendak menampar Jaemin.
"Jen! Gak bisa gitu dong?? Dia udah godain kamu!"
Menghembuskan napasnya kasar, Jeno berkacak pinggang dan memandang remeh Yeji. "Kalau gw suka di godain sama nih anak, gimana?"
"JENO!"
"Dah, gw anterin lo ke kelas" Jeno berujar, menarik tangan Jaemin untuk menjauh dari sana, mengabaikan teriakkan Hwang Yeji yang memekik kesal di belakang sana.
"J-jen, kamu nggak seharusnya berkata sekasar itu" Jaemin menghentikan langkahnya saat mereka sudah berada di dekat kelas Jaemin. Jeno menoleh dengan tatapan nya yang sangat datar.
"Kenapa?" tanyanya dingin.
"N-nanti, mereka akan tau tentang kita?" mengatakannya dengan ragu, Jaemin bisa melihat reaksi Jeno yang langsung melepaskan tangan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ✔ ] Unwanted life - nomin
Novela Juvenilpelangi itu mendapatkan pujian karena warna nya yang indah. Lalu apa jadinya kalau warna pelangi itu sendiri berubah menjadi abu-abu? Apakah kata 'indah' masih berlaku untuknya yang sudah kehilangan semua warna dalam hidupnya? __________ #nomin #bxb...