Jaemin sedikit gugup dengan baju olahraga milik Jeno yang kini melekat sempurna di tubuhnya. Sepulang sekolah, Jaemin menyempatkan diri untuk membersihkan kelas. Supaya besok, dia tidak perlu membersihkannya lagi.
Tap.
Suara benda jatuh, Jaemin menoleh ke arah belakang. Mencari sesuatu yang baru saja ia dengar.
Mengambil gulungan kertas yang berada di kolong meja guru. Jaemin menyingkirkan batu di gulungan kertas tersebut. Manik rusanya mencari-cari siapa orang yang melempar kertas sembarangan. Tidak tau kah kalau dia sedang bersih-bersih?
Bahunya merosot pasrah. Jaemin hendak membuang kertas tersebut, tapi kalimat yang tertulis pada kertas itu mencuri perhatian nya. Jaemin membuka gulungan kertas di tangan nya, manik rusanya mengerjap.
Semangat !!
Ia kembali mengelilingkan pandangan nya. Semangat? Apa kah ini untuknya?
Jaemin mengulas senyum simpul di bibirnya. Siapapun itu, Jaemin mempunyai hutang untuk berterimakasih kepadanya.
Menatap langit sore hari senja, langit berwarna oren sudah menampakkan dirinya. Sudah saat nya untuk pulang, Jaemin bergegas mengambil tas selempang miliknya yang masih berada di bangku, memakainya. Kemudian Jaemin langsung pergi meninggalkan kelas.
Masih ada beberapa orang di sekolah, mungkin itu mereka yang mengikuti eskul.
"HEI AWAS!"
Jaemin menoleh ke arah belakang, dan . . DANG! Bola basket membentur kepalanya. Jaemin limpung, memegangi kepalanya yang sedikit sakit. Seseorang yang tadi berteriak menghampiri dirinya.
"Lo gapapa? Sorry, tadi temen gw gak sengaja ngelempar bola nya keras" pria blasteran bule itu memegangi bahu Jaemin.
Jaemin menggeleng, atensinya langsung beradu dengan Lee Jeno yang juga mengikuti kegiatan eskul basket. Dan teman yang di maksud pria ini adalah Jeno, si pelaku.
"Ng-nggak apa"
"Kalo pusing kita ke uks sekarang"
Jaemin kembali menggelengkan kepalanya. "E-enggak perlu, aku tidak apa-apa"
"CEPETAN ELAH MARK, AMBIL BOLANYA" teriak Jeno dari sana.
"Lo yakin?" orang bernama Mark itu memastikan, pasalnya lemparan Jeno tadi sangat keras. Dia bisa merasakan nya ketika bola itu membentur kepala seseorang.
"Eumm, yakin"
Mark tersenyum canggung, mengambil bola basket yang tergeletak di dekat kakinya. "Oke, gw tinggal dulu kalo gitu" Mark melambaikan tangan nya. Jaemin mengangguk, menatap punggung pria itu lamat-lamat.
Jarang-jarang Jaemin bertemu dengan orang yang baik sepertinya.
—
BRAKKHH !!
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ✔ ] Unwanted life - nomin
Teen Fictionpelangi itu mendapatkan pujian karena warna nya yang indah. Lalu apa jadinya kalau warna pelangi itu sendiri berubah menjadi abu-abu? Apakah kata 'indah' masih berlaku untuknya yang sudah kehilangan semua warna dalam hidupnya? __________ #nomin #bxb...