Jaemin hendak mengembalikan baju olahraga Jeno. Jeno menyuruhnya untuk menunggu di dekat loker setelah sepulang sekolah, tapi sejak tadi. Jeno tidak menampakkan batang hidungnya barang sedikit pun.
Jaemin mematung, menyandarkan punggungnya ke lemari loker. Dengan baju olahraga yang sudah berada di tangan nya.
"Yaudah aku duluan"
"Iya, hati-hati di jalan"
Itu suara Jeno yang sedang melambaikan tangan nya ke arah salah seorang siswa berambut coklat madu sama sepertinya.
"Mana baju gw?" tanyanya dengan nada tak suka. Jaemin memberikan baju di tangan nya kepada Jeno.
"Hm, oke"
Jaemin tak menjawab, dan hendak berlalu pergi. Di sana sudah ada Mark Lee yang melambaikan tangan ke arahnya. Jaemin tersenyum lebar.
Jeno yang melihat hal itu merasa muak dengan mereka berdua. Terlebih, dengan kedekatan keduanya.
"Urusannya udah selesai?" tanya Mark.
Jaemin mengangguk antusias. "Udah, lama ya?"
Mark menghembuskan napasnya pelan, mengusak surai lembut Jaemin. "Lumayan, tapi gw nggak ada hak buat ngomel" mengerucutkan bibirnya.
Kikikkan geli terdengar. "Haha, kau itu kenapa Mark? Semakin hari semakin aneh" ujar Jaemin, menahan suara tawanya.
"Kenapa ya?" Mark bergumam pelan, menatap sorot mata Jaemin yang begitu menenangkan menurutnya. "Karena gw suka lo mungkin"
"E-eh?"
Jaemin membeku, manik rusanya mengerjap berkali-kali. Mencerna semua perktaan apa yang baru saja di dengar oleh telinganya.
Yang di belakang sana semakin beremosi. Tanpa sebab, Jeno memasukan baju olahraganya ke dalam tong sampah, kemudian menendang tong sampah tersebut hingga berserakan.
Jaemin membalik, menatap kepergian Jeno. Sampah berserakan dimana-mana.
"Apa yang baru saja dia lakukan?" Jaemin membatin.
"Jangan anggap itu terlalu serius haha. Gw tau itu terlalu kecepetan. Sekarang udah hampir sore, ayo pulang" Mark menggandeng tangan Jaemin.
Dia kembali di kejutkan. "P-pulang?"
"Iya, gw yang anter lo"
"E-eh, ng-nggak perlu repot. Aku akan naik bus seperti biasa" Jaemin melepaskan tangan Mark yang menggenggam tangan nya.
"Kenapa? Nggak suka gw perhatian sama lo?"
Gelengan kepala menjadi jawaban. Jaemin jadi tidak enak hati kepada Mark. Bukan karena itu, Jaemin takut kalau nanti rahasia nya yang tinggal bersama Jeno akan terbongkar. Jaemin takut kalau Jeno akan semakin marah padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ✔ ] Unwanted life - nomin
Ficção Adolescentepelangi itu mendapatkan pujian karena warna nya yang indah. Lalu apa jadinya kalau warna pelangi itu sendiri berubah menjadi abu-abu? Apakah kata 'indah' masih berlaku untuknya yang sudah kehilangan semua warna dalam hidupnya? __________ #nomin #bxb...