Entah sejak kapan Renjun juga menjadi dekat dengan nya. Yah, Na Jaemin. Anak lelaki yang selalu di kucilkan di dalam kelas, menjadi pesuruh orang lain, dan mungkin dia bisa di sebut kotoran yang ada di dalam kelas.
Terlepas dari segala itu, kini 'dia' mempunya dua teman. Sungguh, ini bukan mimpi baginya, bukan naskah cerita yang selalu di tulisnya, bukan juga khayalan yang kadang kala hilang di terpa angin malam. Ini kenyataan. Benar-benar nyata.
Teman? Dia sangat senang bisa mempunyai teman dan dapat merasakan bagaimana pergaulan anak-anak remaja pada umum nya. Mungkin ini terlambat, tapi tak apa. Jaemin bisa menikmatinya.
Kring ,, kring ,, kring !!
Bel istirahat berbunyi, ah . . semua siswa langsung berhamburan keluar. Jaemin di seret oleh Haechan dan juga Renjun. Di bawa ke dekat lapangan. Dia tertegun melihat Lee Jeno yang tengah memainkan bola basket dengan penuh semangat.
"Aaaa liat!! Dia ganteng banget!!" sorak salah satu siswi yang menonton di jajaran paling depan.
Haechan mencibir. "Berisik amat sih lo!!" gertak nya. Mendorong tubuh si gadis hingga tubuhnya sedikit oleng.
Tidak ada yang melawan, yah siapa juga yang mau cari masalah dengan Haechan? Kini mereka bertiga berdiri di jajaran paling depan.
"WOI LAH ITU SI HYUNJIN KEREN BANGET" seru Haechan paling girang. Diam-diam dia juga menjadikan Hyunjin sebagai gebetan nya.
Hyunjin mendengar suara Haechan dan langsung mengedipkan sebelah matanya. Pamer pesona sepertinya. Haechan makin di buat histeris, menarik-narik lengan Renjun yang tentu saja di tepis oleh si empu.
"Apaan sih chan?! Baju gw bisa sobek tau!!" mendorong kepala Haechan yang hendak menyandar di bahunya.
Jaemin menggeleng heran, mengepalkan tangan nya di udara untuk memberikan semangat kepada Jeno. Di sebrang sana Jeno melempar senyum tampan nya dan memasukan bola ke dalam ring.
Siswi-siswi menjerit. Siapa tau senyuman itu untuk mereka, jadi yah. Anggap saja itu hal wajar.
"LEE JENO!"
"HWANG HYUNJIN!"
"LAI GUANLIN!"
"LEE MINHYUNG!"
"LEE FELIX!"
dan lainnya . .
"Jaemin lo dukung juga dong!!" Haechan menyenggol lengan Jaemin. Membuat anak itu mengerjap polos.
"Ehh?"
"Dukung Jeno, dia kan pacar lo" seru Renjun dengan suara agak sedikit keras.
Siswi-siswi yang berdiri tak jauh dari mereka langsung menoleh ke arah Jaemin. Dengan tatapan tajam mereka.
"Lo ngomong apaan sih Jun? Gila kali Jeno bisa sampai pacaran sama cecunguk kayak dia" sarkas siswi bernama Karina.
Haechan mendelik ke arahnya. "Maksud lo apaan?! Ngatain Jaemin cecunguk!!"
"Emang bener kan?? Dia kan cecunguk di kelas lo. Gak malu apa kalian temenan sama orang kayak dia?" timpal siswi berambut merah, di name tag nya bertuliskan nama Ningning.
Suasana yang tadinya ramai, berubah menjadi senyap dan di gantikan dengan suara makian terhadap Jaemin.
"Apaan sih anj! Gw laporin bk biar lo tau rasa!" ancam Haechan sambil menunjuk ke arah Karina.
Karina tertawa geli. "Hahaha, berani nya ngadu. Dasar nggak punya nyali! Berani nya karena dukungan ortu sama pihak sekolah dong?? Ahaha"
Yang lain ikut menertawakan Haechan. Haechan udah mengepalkan tangan nya, rahang nya terlihat menegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ✔ ] Unwanted life - nomin
Ficção Adolescentepelangi itu mendapatkan pujian karena warna nya yang indah. Lalu apa jadinya kalau warna pelangi itu sendiri berubah menjadi abu-abu? Apakah kata 'indah' masih berlaku untuknya yang sudah kehilangan semua warna dalam hidupnya? __________ #nomin #bxb...