PART 14

4.8K 538 12
                                    

Druukkhh!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Druukkhh!!





Jeno mendorong dan membenturkan kepala Jaemin ke meja. Kelakuan buruknya kembali terulang, Jeno yang terlalu ringan tangan dan cenderung melakukan segalanya dengan emosi. Tidak memperdulikan Jaemin yang sudah hampir sekarat.

Kini air mata bercampur dengan darah segar yang merembes di kepalanya. Jeno terkejut, melihat telapak tangan nya yang berdarah akibat darah di kepala Jaemin.

"N-na" gugupnya. Memegang kedua bahu Jaemin yang sudah terkulai lemas. Mata anak itu terpejam. "N-na..jjae"

Tangan Jaemin memegang tangan Jeno yang menangkup wajahnya, mengulas senyum simpul di lekuk bibir tipis nya yang juga berdarah. Mata itu terbuka, Jeno bersyukur Jaemin tidak mati karena nya.

"J-jeno . . Lee" Jaemin berucap dengan suara beratnya, manik rusanya dapat menangkap ekspresi Jeno yang penuh keterkejutan. "T-terima-"

"Gak! Na! Nana!!" teriak Jeno, memeluk erat tubuh Jaemin yang sudah tak sadarkan diri.

Semua orang yang melihatnya merasa aneh dengan keterdiaman Lee Jeno yang memilih menghabiskan waktu di perpustakaan di banding nongkrong bersama kedua teman nya.

Sudah dua hari, Jaemin masih terbaring di rumah. Yah, Jeno tidak membawanya ke rumah sakit dan lebih memilih untuk Jaemin di rawat di rumah, menghubungi dokter keluarga mereka.

"Oi, lo udah dua hari terus-terusan baca buku. Gak bosen lo?" seru Hyunjin.

Jeno mendengus, menutup buku yang sama sekali tidak di bacanya. "Pergi sono lo, gw gak mau di ganggu" tukasnya.

Hyunjin mengerutkan keningnya. "Ck, galau lo?"

"Hem"

"Malem nanti, jadi ngumpul lagi? Cewek-cewek yang pas malming nanyain lo tuh" serunya begitu antusias. Sedang Jeno tidak menunjukan sama sekali ketertarikannya.

"Jin, gw pulang dulu. Ijin sama guru, gw gak enak badan" celah Jeno. Menepuk bahu Hyunjin dan berlangsung pergi.

"Bah??" merotasikan bola matanya malas.  "Serah lo dah"


Jaemin terbangun dari tidurnya, dan tiba-tiba saja dia berada di desa yang sangat asing baginya. Desa yang masih terlihat khas dengan bunga-bunga liar yang menghiasi pesisian jalanan.

Sejak kapan dia berada di sini? Jaemin sendiri pun bingung kenapa dia bisa berada di desa yang sangat asing ini.

Berjalan tanpa tau arah dan tujuan nya, di tangan nya membawa setangkai bunga lily putih yang entah ia petik dari mana.

Jaemin berhenti di tengah-tengah jembatan, menurutnya ini tidak asing. Semilir angin menyapu padang rerumputan yang hijau dan menyucikan mata. Jaemin menikmati angin segar tersebut.

[ ✔ ] Unwanted life - nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang