Haechan tertawa renyah saat melihat penampilan Na Jaemin sore itu. Apakah ada yang salah dengan kedua matanya? Haechan melihat kalau Na Jaemin itu adalah siswa smp yang sedang bermain di taman. Taunya, itu Na Jaemin.
Plaaakk!
Haechan menepuk bahu Jaemin agak keras, membuat Jaemin mengaduh kesakitan. Hei, tenaga Haechan tidak boleh di remeh kan oleh siapapun.
"HAHA JAEMIN! LO GAK SALAH PAKE BAJU KEK ANAK SD??" teriaknya di sertai tawa kencang.
Sedang Jaemin sendiri melihat dirinya, apa yang salah dengan penampilannya? Setiap hari Jaemin selalu memakai pakaian seperti ini. Pakaian santai kan?
"Ada yang salah dengan penampilan ku?" manik rusanya mengedip berkali-kali.
"Yaiyalah! Astaga Na Jaemin, lo kalo tampilan nya kayak gini berasa gw yang lagi maen sama anak bocah tau gak" cercah Haechan, memijit pelipisnya jengah.
"Hm, benarkah? Setiap hari, aku selalu tampil seperti ini" katanya begitu jujur. Haechan kembali tertawa, kali ini jauh lebih keras.
"HAHA! ANEH LO!"
"Dah dah, capek gw ketawa tawa mulu. Bentar lagi, mobil yang bawa makanan dateng, kita harus siap-siap"
Jaemin mengangguk antusias. Haechan tidak seburuk itu, dan lagi. Jeno tidak melarang nya, yah meski sempat menjelekkan nama Haechan. Berbeda ketika Jeno mendengar nama Mark yang Jaemin sebutkan waktu itu. Pasti emosinya langsung tak beraturan.
Mobil yang di tunggu-tunggu datang, membawa banyak makanan dan dan tentunya menu makan malam. Hari sudah sore. Yah, jadi Haechan menyiapkan makanan untuk malam saja, bersama camilan dan botol air mineral.
"Oke Na Jaemin, lo bagi-bagiin ke arah sana. Dan gw ke arah sini" katanya sambil menunjuk arah-arah tersebut. Jaemin mengangguk antusias, menenteng sekiranya 20 bungkus kantung plastik itu.
Mereka langsung berpencar, memberikan orang jalanan satu-satu makanan yang mereka bawa. Senyum dari pihak penerima langsung merekah melihat kebaikan yang anak muda jaman sekarang jarang lakukan. Tapi, masih ada di antaranya yang peduli akan sekitar.
"Terimakasih kak" ujar anak kecil yang tengah duduk sendirian di sekitar taman. Jaemin mengangguk, mengacak surai anak itu tanpa ragu.
"Sama-sama. Di makan ya?"
Anak itu mengangguk sangat antusias, di sertai dengan senyuman yang merekah sempurna memancarkan betapa anak itu sangat bahagia menerima bingkisan yang di berikan oleh Jaemin.
Belum sampai disana, Jaemin kembali berjalan dan memberikan bingkisan tersebut kepada orang yang membutuhkan. Sampai penat mulai ia rasakan.
Jaemin memilih untuk beristirahat sejenak di salah satu kursi taman, menyisakkan sekitar 4 bungkus kantung plastik yang belum ia bagikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ✔ ] Unwanted life - nomin
Teen Fictionpelangi itu mendapatkan pujian karena warna nya yang indah. Lalu apa jadinya kalau warna pelangi itu sendiri berubah menjadi abu-abu? Apakah kata 'indah' masih berlaku untuknya yang sudah kehilangan semua warna dalam hidupnya? __________ #nomin #bxb...