Semakin di lihat, Jeno semakin merasa kesal. Plester bening menempel apik di kulit tangan nya. Tidak kah Jaemin sadar kalau Jeno membenci nya?
"Ck, dasar bodoh!" umpat Jeno yang tengah berada di dalam kamarnya.
Merasa muak dengan suasana kamarnya yang terasa sesak, Jeno akhirnya memutuskan untuk membuka kaca jendela kamarnya. Matanya membola ketika melihat Jaemin yang tengah duduk sendirian di balkon kamarnya. Kamar mereka sebelahan, dan Jeno dapat melihat ke arah balkon Jaemin dengan sangat jelas. Begitu juga Jaemin.
Jaemin tidak menyadari akan kehadiran Jeno yang memerhatikan nya diam-diam.
"Boneka busuk itu, masih aja dia simpan?" Jeno menggerutu pelan dalam hatinya.
Jaemin mengulas senyumnya samar, memeluk boneka kelinci kesayangan nya. Dia memejamkan matanya, membiarkan hembusan angin menerpa wajah pucatnya. Dari jauh, Jeno dapat melihat tebalnya bulu mata milik Jaemin ketika manik rusa itu menutup.
"T-tuhan" Jaemin bergumam. Tertampang senyuman apik di lekuk bibirnya yang berwarna merah muda. "Bisakah, aku mengulang kembali waktu yang telah berlalu?"
Membuka matanya, senyum di bibirnya mulai memudar, di gantikan dengan bibirnya yang melengkung ke bawah. "Aku tidak ingin hidup sebagai anak sial" katanya, berucap dengan nada pasih.
"Barangkali aku membuat suatu kesalahan, aku mohon. Hukum aku dengan balasan yang setimpal, jangan menghukumku karena keegoisan mereka-mereka yang hidupnya terusik karena kehadiranku"
"Aku perlu menyeruakan suara hatiku bukan? Aku meminta keadilan"
Bibirnya mengatup, mengusap kepala boneka kelinci yang masih berada di pelukannya. "Sebagai seorang anak yang tidak mempunyai tujuan hidupnya"
Jeno tertegun, sebelum kehadirannya di sadari oleh Jaemin. Dia memilih untuk pergi dan masuk kedalam kamarnya, menutup jendela rapat-rapat. Dia tidak ingin suara-suara Jaemin menganggu indra pendengaran nya.
"Jaemin"
Matanya melebar, melihat tetesan darah yang merembes keluar dari hidungnya. Dadanya terasa sesak, dan ia kesulitan untuk bernafas. Tidak seperti biasanya dia mimisan seperti ini, ini yang terburuk.
Jeno terkulai lemas, pandangan nya memudar, benda-benda di sekitarnya bergerak seolah tengah memutar. Meremat pelan dadanya yang berdenyut nyeri dan terasa sesak. Hingga titik kesadaran nya habis, rapalan nama Jaemin masih di ucapkan sebagai kalimat terakhirnya.
—
Beberapa orang melihat ke arahnya, mereka sedikit terkejut. Terlebih, dengan noda darah yang mengotori pakaian anak lelaki itu.
"MINGGIR!!" Jaemin berteriak. Keringat di punggungnya menyatu dengan keringat Jeno yang berada di gendongan punggung nya. Suhu tubuh Jeno memanas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ✔ ] Unwanted life - nomin
Fiksi Remajapelangi itu mendapatkan pujian karena warna nya yang indah. Lalu apa jadinya kalau warna pelangi itu sendiri berubah menjadi abu-abu? Apakah kata 'indah' masih berlaku untuknya yang sudah kehilangan semua warna dalam hidupnya? __________ #nomin #bxb...