"Baiklah aku ulangi kembali, benar tujuan kalian untuk menjadi pelayan?" Paman Wallbert ingin sekali lagi memastikan maksud mereka berdua. Segera saja mereka berdua mengangguk.
"Baiklah, dengarlah baik baik, pagi hingga sore nanti paman akan ajarkan berbagai hal untuk menjadi seorang pelayan yang baik dan benar, malamnya kalian akan langsung praktek"
Segera saja disetujui oleh mereka.
"Aku ingin kalian memperkenalkan diri, dimulai darimu yang lebih tua"
Paman Wallbert menunjuk Evero yang sedari tadi hanya mengamati ruangan disekitar. Bukan dia tidak antusias tetapi hanya saja dia bingung harus bereaksi seperti apa.
"Eh, Aku Paman?" Evero menunjuk dirinya sendiri.
"Iya, memangnya ada orang lain selain dirimu?"
Kemudia Evero menunjuk Dankin dan disitu Paman Wallbert merasa dia sungguh bodoh.
"Sudahlah, lupakan. Siapa namamu?" Paman Wallbert mengulangi pertanyaannya kembali.
"Namaku Evero...." Evero terdiam lama menunggu Paman Wallbert yang terdiam lama mematung seperti menunggu sesuatu.
"Nama panjang?"
"Everooooooooooooooo......"
"Aishhhh...!!!! Bukan begitu maksudku. Arght..... berbicara denganmu sungguh merepotkan, Bagaimana denganmu?" Paman Wallbert menatap Dankin yang juga sedang menatapnya.
"Namaku Dankin...."
"Baiklah nama panjang?"
"EHMMM.. Maksudku nama lengkapmu?"
"Aku tidak mau menyebutkannya" Dankin mengatakannya dengan santai.
"Lalu bagaimana aku harus percaya dengan kalian?"
Paman Wallbert merasa sulit untuk mengatur kedua anak ini kedepannya. Dia merasa mulai meragukan keputusannya menerima anak- anak ini sebagai pelayan di kedainya.
"Jika paman tidak percaya pada kami, kami juga tidak peduli. Tetapi jika paman ingin mempercayai kami datanglah kerumah kami besok."
Paman Wallbert mengerutkan dahinya menatap heran kepada Dankin yang menyuruhnya kerumahnya. Memangnya ada apa di rumahnya.
"Baiklah aku akan mengunjungi kalian besok, sekarang mari kita bahas mengenai pelayan. Apakah kalian siap untuk mendengarkan?"
Mereka berdua mengangguk
"Baiklah hal pertama yang harus kalian perhatikan dalam menjadi pelayan adalah kerapihan"
Paman Wallbert memperhatikan mereka berdua, pakaian mereka begitu kotor dan layak disebut sebagai pengemis.
Andai mereka berdua tahu pikiran Paman Wallbert sekarang, mereka berdua pasti tertawa dan bilang "Tentu saja kami pernah menjadi pengemis".
Paman Wallbert kemudian mengambil dua pasang baju pelayan dengan model kemeja warna coklat pudar dengan bawahan berupa celana panjang hitam.
Mereka berdua memandangi pakaian dihadapan mereka dan segera saja memakainya disalah satu kamar. Paman Wallbert memandangi mereka berdua begitu mereka keluar dari kamar itu dengan pakaian yang sudah berganti. Paman Wallbert tersenyum puas.
"Yang Kedua, yaitu kalian harus ramah kepada pelanggan, jangan memancing keributan karena pelanggan itu adalah raja. Kalian mengerti???"
"Mengerti Paman!!!" Dankin dan Evero menjawab dengan serempak.
"Kecuali...." Paman Wallbert menggantungkan kalimatnya sambil menatap mereka berdua.
"Kecuali apa paman?" Dankin terlihat penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dankin & Evero
FantasyDANKIN Dankin seorang anak muda yang harus melepaskan statusnya sebagai Bangsawan Steria karena keluarganya dicap melakukan pengkhianatan pada Kerajaan Tresadior. EVERO Evero seorang anak SMA yang lelah dengan pengkhianatan yang dilakukan oleh oran...