Evero 2022 : Jurnal Ayah

29 9 1
                                    

Seorang anak laki laki dari belahan bumi bagian Asia Tenggara, lebih tepatnya di Jakarta, Indonesia sedang berhenti dan menatap sebuah sekolah di Jakarta Selatan dari dalam kaca mobilnya.

Dia menatap tulisan "SMA Negeri 45 Jakarta" begitu lama hingga suara klakson mobil dibelakang mengagetkannya. Dengan cepat dia kembali  mengemudikan mobilnya kearah parkiran.

Dia Evero, salah satu siswa SMA 45 Jakarta. Nama lengkapnya adalah Evero Niko Pradipta yang kakeknya berasal dari Eropa. Evero berasal dari keluarga berkecukupan, ayahnya seorang perwira tinggi di Jakarta dan Ibunya seorang Dosen.

Wajah Evero bisa dibilang tampan dengan mata coklat dan alis tipis dilengkapi dengan hidung mancung serta bibir yang tidak terlalu tipis dan tidak terlalu tebal menjadikannya salah satu anak yang cukup terkenal disekolahnya.

Saat ini Evero sedang berada dikelas 11 IPS 3. Dengan wajah malas dia menidurkan kepalanya dimeja dan memejamkan matanya yang lelah karena tidak tidur sedari tadi malam.

"Woyyy!! Kenapa lo gak semangat amat hari ini?". Dio, teman sebangku  Evero yang baru datang mengerutkan dahi melihat perilaku Evero yang aneh hari ini.

"Gapapa"

"Cerita sama gua cok kalau ada apa apa. Gausah dipendem sendiri" Dio berusaha membujuk Evero yang menurutnya hari ini berbeda. Evero itu manusia paling semangat dalam hidupnya.

Itu yang Dio tahu karena biasanya kelakuan Evero kalau disekolah selalu menggoda cewek cewek yang ditemuinya disekolah itu.

Terlepas dari cewek-cewek itu baper atau tidak Evero sungguh tak peduli. Baginya itu hanya sebuah candaan disaat Evero bosan dengan kegiatan di sekolah.

Evero karakter anak yang ceria,  ramah, dan tergolong dewasa diukuran anak seusianya. Mungkin itu Evero dapatkan dari didikan kedua orang tuanya.

Namun hari ini Evero menunjukkan sisi lain yang tidak banyak orang tahu. Dia terlalu lemah dan tidak bersemangat hari ini. Ituloh yang Dio tahu.

Meskipun Dio adalah salah satu sahabat yang paling dekat dengan Evero tetapi nyatanya untuk urusan pribadi sahabatnya itu Dio merasa tidak cukup dekat.

"Yaudah kalo lo gak mau cerita tapi jangan keterusan galaunya apalagi gara gara cewek. Kalau kata Pak Wardi guru sejarah kita. Ditolak cewek itu biasa, ngelamar cewek baru luar biasa". Dio tertawa sendiri dengan lelucon garingnya yang semakin tidak bermutu di teliga Evero.

"Apasih lo Yo!! Gak mutu!". Evero biasa memanggil Dio dengan sebutan Yo dan itu lebih tidak bermutu lagi menurut Dio.

"Slow mamen!! Kantin Kuy". ajak Dio mencoba mengalihkan pembicaraan supaya Evero tidak terlalu memikirkan hal hal yang menurut Dio sedih.

"Males".

"Yaelah biasanya lo paling semangat kekantin"

"Lo aja. Gue lagi males!!"Evero menggeram kesal sambil mengangkat kepalanya dan menatap Dio tajam.

"Buset!! Muka lo kenapa cok?? Jelek amat!!". Dio menatap sahabat dengan heran. Menurutnya keadaan Evero tidak baik baik saja dilihat dari matanya yang seperti belum tidur dengan kantung mata yang tercetak jelas di wajahnya.

"Berisik amat sih lo Yo. Cabut sono!!". Evero mendorong bahu Dio dengan kasar.

"Kasar amat sih lo Ro. Rojali!!!Hahahaha!!". Dio tersenyum mengejek sama sekali tak terganggu dengan tindakan Evero tadi.

"Yaudah gue ke kantin dulu ya Rojali". Dio menghembuskan nafas pelan dan pasrah karena sahabatnya tersebut sedang tidak bisa diajak berbicara.

Sementara itu Dio kembali menaruh kepalanya dimeja dengan tangannya sebagai sandaran sambil larut dengan pemikirannya.

Evero tak habis pikir dengan kelakuan orang tuanya selama ini. Orang tua yang Evero pikir adalah orang tua terbaik yang dia miliki dengan segala nasehat dan didikannya yang menurutnya sangat baik ternyata tidak sebaik itu.

Ayahnya ternyata berselingkuh dengan salah satu  artis yang sedang naik daun. Evero sempat memergoki mereka 2 bulan lalu saat sedang praktek wawancara di sebuah hotel.

Saat itu Evero dan teman kelompoknya sedang mewancarai salah satu pegawai hotel untuk dimintai data lapangan. Dan alangkah terkejutnya Evero melihat ayahnya  keluar dari lobi hotel merangkul seorang wanita dengan mesra.

Belum merasa yakin dengan kejadian itu dia pun mulai menjadi penguntit mengikuti kegiatan ayahnya sepulang dari sekolah. Kurang dari 3 minggu apa yang dia khawatirkan ternyata memang kenyataan.

Ayahnya benar benar berselingkuh yang membuatnya bertanya tanya kenapa ayahnya melakukan itu. Kenapa ayahnya mengkhianati ibunya?. Kenapa ayahnya yang selama ini membuatnya bangga juga membuatnya kecewa.

Apa yang salah dalam keluarganya ? Kenapa ayahnya melakukan itu?
Apa hubungan ayah dengan ibunya tidak sebaik kelihatannya ketika mereka sedang dirumah? Kenapa ayahnya yang selama ini menasehatinya dengan baik  tapi juga membuktikannya dengan buruk?.

Evero kecewa. Sangat Kecewa!.Tetapi sedikitpun  Evero tak menunjukkan kekecewaan itu didepan semua orang termasuk didepan orangtuanya. Meski itu terasa menyakitkan tetapi Evero memperlihatkan aktingnya dengan sangat baik seolah tidak terjadi apa apa.

Hari demi hari lebih banyak dia habiskan dikamarnya sepulang sekolah dengan berpikir.
Berpikir dan berpikir tentang semua ini hingga akhirnya Evero lelah.

Mencoba menyembunyikannya dengan cukup baik dan mencoba menatap dunia dengan positif. Walaupun begitu cara pandang Evero terhadap ayahnya berbeda. Ayahnya tak sebagus dulu. Ayahnya tak lebih dari seonggok sampah. Tetapi lagi-lagi Evero menutupinya dengan sangat baik.

Evero tak memberitahukan ini kepada ibunya. Cukup Evero saja yang mengetahui ini. Cukup Evero saja yang berpikir bahwa memberitahukan segalanya akan memperburuk keadaan.

Biarlah!!.
Biarlah keadaannya seperti ini.

'Gapapa biar begini saja. Seenggaknya gue gak seperti ayah. Walau gue suka godain cewek sana sini tapi gue gak berpikir akan selingkuh saat sebuah pernikahan sudah mengikat dua orang menjadi sebuah keluarga' batin Evero meyakinkan dirinya sendiri.

Evero tidak perlu merisaukan ini. Banyak orang orang yang lebih parah dari kejadian kecil seperti ini. Ya!! Kejadian kecil!!

"Hahahahaha" Evero tertawa dikamarnya saat hari-hari dimana Evero mencoba untuk menguatkan dirinya. Evero ingin menangis sungguh ingin menangis saat itu.

Tetapi dia adalah Evero. Evero yang selalu tersenyum ramah. Evero yang selalu disukai banyak orang karena pribadinya. Evero yang selalu sok asik.

Evero yang selalu memulai percakapan lebih dulu. Evero yang selalu menggoda setiap wanita. Evero yang tidak pedulu dengan kelakuan negatifnya satu itu.

Evero yang selalu memiliki orang orang baik disisinya. Evero yang memiliki Ibu yang hebat di sisinya. Ibu yang selalu menyayanginya selama ini. Ibu yang selalu merawatnya dengan baik. Ibu yang selalu menuruti semua keinginannya meski Evero sendiri tidak memintanya.

Cukup!!.

Sudaah lebih dari cukup Tuhan memberinya. Evero harus menjaganya dengan baik. Evero tidak boleh menyia nyiakan semua hal yang patut dia syukuri.

Meski ayahnya mengecewakan Evero tapi dia melakukan tanggung jawabnya sebagai seorang ayah dengan baik.
Walaupun sampai sekarang Evero tak mengerti jalan pikiran ayahnya.


Aku ganti nama dari Orhius menjadi Kuda Merah Jambu...

Heheh...

-Kuda Merah Jambu

Dankin & EveroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang