Pangeran Ketiga ( Untold Story VI : Kenyataan Evan)

14 1 0
                                    

2 minggu setelah Paman Wallbert mengetahui asal usul dan identitas Dankin dan Evero

"Hmmm.. Perkembangan yang sangat menarik"

"Tak kusangka begitu cepat"

"Apa yang kau pikirkan tentangnya ?"

"Sesuatu yang belum pernah terjadi di dunia ini, sepertinya generasi Tua mulai melemah dan akan digantikan oleh yang muda. Hahahahah".

Seorang pria tua meminum tehnya sebentar lalu memandangi orang orang yang berada di sekitarnya, kemudian dia tersenyum kembali.

"Aku harap jangan ada yang melakukan pergerakan untuk sekarang, saat ini bukan waktu yang tepat untuk kita, kita tunggu hingga berita perang dengan kerajaan tetangga benar benar terjadi."

Seorang pria disudut kiri meja panjang menyilangkan kakinya, lalu mulai menatap dalam sedang berpikir.

"Menurut kalian, siapa yang akan menjadi lawan Tresadior kali ini?"

"Aku tidak begitu yakin, kita tunggu perkembangannya, selidiki terus dan jangan sampai ketahuan"

"Bagaimana dengan pergerakan dihutan?"

"Selidiki juga, kita harus tahu apakah itu orang orangnya Albert atau bukan, jangan lakukan gerakan berlebihan, cukup selidiki saja untuk sementara ini"

"Baik Tuan" seorang penjaga yang mengelilingi pertemuan itu undur diri dan segera melaksanakan perintah orang orang tua tersebut.

********

Di kediaman Duke Nikodemus.

"Paman hari ini aku dengar ada laporan bahwa kerusuhan kembali terjadi? "

Duke Nikodemus menyesap tehnya dan menikmati teh dengan kualitas bagus tersebut. Dia tersenyum lalu menatap Pangeran Evan.

"Kau tau, sebenarnya aku sudah tidak punya kuasa penuh lagi di wilayahku, sayangnya bawahanku sudah bukan orang-orangku lagi, cepat atau lambat, aku akan tersingkir entah dalam keadaan hidup atau mati"

"Apa tidak ada yang bisa kau lakukan lagi Paman?"

Duke Nikodemus menggelengkan kepalanya pelan.

"Kau tau apapun yg kulakukan akan tetap saja salah, jika aku menekan pemberontak dengan memenjarakan atau membunuh beberapa dari mereka, tentunya Baron Baron terkutuk itu tidak akan tinggal diam dan menyebarkan narasi bahwa aku Duke yang kejam, disatu sisi jika aku melaporkan tindakan kejahatan yang dilakukan oleh Baron Baron itu, tidak cukup bukti untuk melakukannya, yang ada malah namaku akan semakin jatuh dan tentunya Baron Baron itu akan semakin menjadi-jadi"

Evan terdiam dan memandang Kota Regax cukup lama. Akankah kota ini akan jadi pertempuran perebutan kekuasan, pikirnya.

"Sejujurnya aku ini berasal dari kalangan biasa Evan?"

Evan mengernyitkan dahi tanda tak mengerti.

"Apa maksud paman?"

"Dulu Kakekku adalah seorang jenderal besar untuk kerajaan ini, dikarenakan jasanya maka diangkatlah keluarga kami menjadi bangsawan Baron. Kakek dan ayahku serta diriku berjuang sangat keras untuk berjasa bagi keluarga kami hingga aku terpilih menjadi Duke di wilayah Regax ini, kupikir dengan mempunyai kekuasaan wilayah, aku dapat mengubah kehidupan rakyatku menjadi lebih baik. Namun kenyataan tidak lebih baik. Perebutan kekuasaan selalu saja terjadi dikalangan bangsawan"

"Apakah Paman menyesal?"

"Sejujurnya tidak, jika tidak sampai di titik ini, aku tidak mengetahui dunia lebih luas lagi, kelihatannya rakyat sangat bebas, namun juga ada batasannya Evan, bangsawan akan mengontrol mereka, namun bangsawan juga dikontrol Raja, namun Raja juga ternyata tidak sebebas di pikiran kebanyakan orang, Raja juga pasti dikontrol oleh orang orang yang setingkat dengan dirinya."

Dankin & EveroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang