Menuju Rumah dan Kenyataan Sebenarnya

14 8 3
                                    


Pagi itu Dankin terbangun karena mendengar suara Evero memasak ikan yang diambilnya dari Sungai Eusi. Dia kemudian mencuci mukanya sebentar ke sungai meminumnya lalu ikut bergabung bersama Evero.

"Apa kau menambahkan bumbu pada ikannya?"

Evero menoleh kemudian mentap bosan kepada ikan yang sedang dipanggangnya.

"Iya, aku sudah membelinya tadi dipasar dengan menggunakan sedikit uang simpanan kita"

"Berapa sisa uang yang ada dikantongmu sekarang Ev?"

Evero terdiam sebentar dan berpikir, tadi dia sudah menghabiskan hampir 1 keping emas untuk membeli bumbu dan beberapa peralatan memasak sederhana yang ada disini. Tetapi itu tidak masalah karena dia memang harus mencukupi kebutuhan dasar untuk memasak bagi mereka.

" 1 keping emas Dan"

Dankin kemudian mengeceka di bagian dekat perapian memang tersusun beberapa peralatan memasak menyerupai Panci.

"Baiklah tidak apa-apa, 1 keping emas bukan masalah"

"Sekalipun kenyataanya kita miskin?" Evero bertanya sambil menaikkan alisnya menatap Dankin heran.

"Tidak masalah jika kita miskin, sekali-kali menghamburkan uang tidak masalah hahahaha...toh juga uang itu untuk hal yang berguna" Dankin dan Evero tertawa sembari memakan ikan yang telah matang.

"Lalu bagaimana kita akan memulai rencana kita Ev?"

"Entahlah kita harus memulai darimana, sementara ini kita harus membangun kekuatan, dan untuk membangun kekuatan kita memerlukan banyak hal, kau mengetahui hal itu kan Dan?"

"Lalu bagaimana kita akan membangun kekuatan itu jika tidak dimulai dari bangsawan Ev, sementara itu rencana kita membalas dendam ke para pemangku pemerintahan masih cukup jauh untuk dicapai, membangun kekuatan saja kita belum cukup siap Ev" Dankin menghembuskan nafas frustasi.

"Aku juga berpikir seperti itu. Jika seandainya kau masih bangsawan, mungkin jalan kita masih mudah dibandingkan situasi yang sekarang ini"

Evero berpikir seandainya saja Dankin masih bangsawan, otomatis dia masih mendapat wilayah kekuasan tetapi yang terjadi Bangsawan Steria bahkan dicap sebagai pengkhianat. Memikirkan itu membuat kepala Evero menjadi semakin pusing.

Bukannya Evero tidak punya ide untuk mencapai hal itu, tetapi juga dibutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk melakukan hal itu. Satu-satunya jalan adalah mereka harus menjadi pedagang, tetapi disatu sisi mereka juga butuh orang orang terpercaya yang bisa menopang mereka baik dari belakang, samping, ataupun depan untuk membuat bisnis mereka besar dan semakin besar.


Ketika hal itu terjadi mereka masih  butuh waktu untuk merekrut orang orang masuk dalam industri bisnis mereka. Selanjutnya jika mereka sudah mempunyai cukup banyak orang disisi mereka, mereka tidak langsung bisa untuk membalas dendam ke dalang dari semua ini. Bukannya berhasil namun mereka malah akan jadi buronan satu kerajaan dan itu sangat tidak menguntungkan mereka kedepannya.

Tanpa mereka sadari dari balik semak semak ada yang mendengarkan mereka. Orang itu terdiam, tersenyum lalu pergi dari tempat itu.

"Tidak ada jalan lain Ev" Dankin menatap mata Evero penuh tekad.

"Satu-satunya jalan adalah kita harus mempunyai harta dan kekuasaan!!"

"Ya Evero mari kita lakukan ini dan balaskan dendam keluarga Bangsawan Steria."

"Tapi kita harus menyusun rencana secara detail Dan, tanpa rencana yang detail dan tersusun, semua hal yang kita lakukan mungkin tidak akan pernah tercapai dan berkahir sia-sia"

Dankin & EveroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang