[FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
Budayakan Vote Saat Membaca
#1
"Mungkin dengan mengatasnamakan suka, belum berakhir di titik yang namanya cinta."
Wahyu adalah masalalu Gita yang kini menjadi masa kininya. Apakah kisah mereka akan berlanjut sampai ke masa...
"Buka mata sana lebar-lebar!" Berdiri merapikan hoodie-nya yang tak kusut.
"Hah?"
"Ngapain tidur di atas pohon? Katanya punya kamar,"
"Lah iya, berarti kemarin ketiduran dong?"
"Maybe?" Menjitak kepala Gita yang terlalu lemot setelah bangun tidur.
"Trus lu ngapain di sini?"
"Kemarin dicariin gak ada, ditelpon gak diangkat ya udah langsung cari ke sini,"
"Owh,"
"Owh?" Menaikkan salah satu alisnya.
"Hah?"
"Ketiduran di luar cuman, owh?"
"Lah trus ngapa? Lagian yang tau tempat ini tertutup,"
"Walaupun. Kalo ada apa-apa gimana? Apalagi kemarin itu hujan, kalau ada petir gimana?"
"Lagian hujannya gak ada ada petir kok,"
"Lagian? Lain kali gak ada kata lagian."
"Iya, iya. Gak ngulang lagi deh,"
"Udah cepat turun, yang lain udah pada nungguin. Dikira kabur lagi nanti,"
"Iyaa,"
Gita yang mendapat perintah dari Dimas cukup kesal dengan sikapnya itu, namun dia tak bisa merasa kesal berlebihan karena perhatian yang diberikan Dimas untuknya dan memang dia salah karna tidak memberi kabar sebelumnya.
"Kok tau aku ada di sini?"
"Kemarin kan bilang mau liat pemandangan trus ku misah kan kemarin?"
"Iya trus apa hubungannya?"
"Pangeran yang baik hati ini melihat seorang Gita Maura Putri sedang menaiki sebuah rumah pohon layaknya saudara jauh yang suka makan pisang,"
"Lu yang monyet,"
"Emang ya, kalau ngomongin keluarga sendiri suka paham walaupun alurnya kemana-mana." Bergegas meninggalkan Gita yang masih duduk di dalam rumah pohon.
"Awas lu yaa,"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.