Dua Belas

3K 52 4
                                    

"I love you." Ucap Kelvin saat dia melepas tautan bibirnya dengan Alicia. Pernyataan tiba-tiba yang terlontar begitu saja dari mulut Kelvin hanya di respon senyum sesaat oleh Alicia. Bagaimana bisa Kelvin dengan mudahnya mengungkapkan perasaaannya padahal mereka baru beberapa kali ketemu dan dirinya berpikir selama ini mereka hanya saling memuaskan satu sama lain saja. Pikir Alicia.

Melihat respon Alicia yang hanya tersenyum sesaat dan menatap matanya dingin membuat Kelvin menarik badan perempuan itu dan memeluknya erat. 

"I will wait until you ready sweety." Kalimat itu keluar begitu saja dari mulut Kelvin. Kelvin tau, Alicia tidak akan semudah itu menerima perasaannya tapi dirinya memang sudah suka pada saat mereka pertama kali bertemu di salah satu club di Bali. Alicia yang berada di pelukan Kelvin hanya diam tanpa membalas pelukan pria itu. Alicia tidak terlalu berniat untuk memulai kembali menjalin sebuah komitmen.

----------------------------------------

Sinar matahari sudah berhasil menembus celah-celah horden dan membuat Alicia membuka matanya. Alicia meliat jam di meja sebelah kasurnya, jam sudah menunjukan pukul 10 pagi. Alicia bangun dari kasurnya dan berjalan keluar dari kamar, tidak ada orang lain. Di mana Kelvin ? Pikirnya sambil berjalan menuju dapur dan membuka kulkas mencari jus jeruknya. Alicia menuangkan jus jeruknya ke dalam gelas dan langsung meminum jus tersebut. 

Pada saat Alicia menyesap jusnya, dia mengingat kejadian semalam yang membuat dirinya dan Kelvin terasa canggung. Setelah ungkapan perasaan tiba-tiba dari Kelvin dan sikap Alicia yang diam begitu saja membuat pria itu memilih untuk pulang ke rumahnya untuk membiarkan Alicia berpikir dan memahami perasaannya.

"Gw kira dia cuma mau fwb, taunya pakai perasaan. Ah ga seru." Ucap Alicia lebih kepada dirinya sendiri. Alicia mencari hpnya dan mencari nama Nana di kontaknya.

"Na, di mana ?" Tanya Alicia saat telfonnya terhubung.

"Selamat Pagi juga Cia. Kabar gw baik di sini." Jawab Nana sarkas dan Alicia hanya bisa ketawa. "Gw di rumahlah, masa iya di kantor."

"Kirain di hotel sama cowo yang lain."

"Ga dulu nih, lagi datang bulan."

"Malam lo ke mana ?"

"Belum tau, kenapa ? Lo nanya gini karna pria seksi lo sibuk ya ?" Nana memang tidak pernah ketinggalan cerita apapun menyangkut diri Alicia jadi ga heran kalau Nana tau kesibukan Alicia tiap malam seperti apa.

"Hmm, dia ga seru Na."

"Wait.. wait ! Ga seru kenapa ? Badannya kurang gitu ?" Tanya Nana tidak sangka penilaiannya terhadap Kelvin salah. Nana pikir Kelvin yang memiliki badan padat berisi serta perut yang berbentuk roti sobek itu bakal bisa memuaskan sahabatnya ini. Ternyata dia tidak setangguh itu. Pikir Nana

"Badannya sih okelah."

"Kalau badannya oke, terus apa yang ga seru ?"

"Dia pakai perasaan Na." Nana yang mendengar kalimat terakhir Alicia hanya bisa menggelengkan kepala di ujung sana. 

"Mau lo emang apa Cia ? Ena- ena doang ? Kok lo jadi kaya gw sih ?" Ucap Nana tidak terima dengan pola pikir terbaru sahabatnya ini. Dia ga pernah berharap sahabatnya bakal mengikuti jejaknya. Tidak dan jangan sampai, bisa-bisa Pak Andrew menggorok dirinya karena sudah memberi pengaruh buruk kepada Alicia. Pikir Nana ngeri.

"Ya, gw untuk sekarang ga tertarik pakai perasaan Na. Kalau bisa fwb kenapa harus berkomitmen ?" Untuk kesekian kalinya Nana dibuat takjub dengan ucapan Alicia di pagi ini. Nana hanya bisa menghembuskan nafasnya keras di ujung sana. Mendengar hembusan nafas Nana, Alicia hanya bisa menahan tawa dan dirinya sudah bisa membayangkan ekspresi Nana saat ini.

"Ya udah entar malam kita ke club biasa ya. Gw jemput lo. Bye." Alicia langsung mematikan telfon tanpa menunggu jawaban Nana.

----------------------------------------

Alicia dan Nana sudah berada di salah satu club di daerah Kemang, Jakarta Selatan. Mereka telah membaur di lantai dansa mengikuti irama yang sudah dimainkan DJ. Nana terlihat membisikan sesuatu dan membuat Alicia menoleh ke sepasang kekasih yang sedang berdansa sambil malu-malu sepertinya mereka pengunjung baru karena mereka terlihat canggung dan si perempuan terlihat tidak nyaman membuat Alicia tertawa.

"Kaya gw dulu ya pas lo bawa ke sini." Ucap Alicia ke Nana. Nana hanya menganggukan kepalanya membenarkan pernyataan Alicia.

"Gw mau duduk dulu, lo mau tetep di sini ?" Tanya Alicia.

"Ga, gw ikut lo aja. Makin rame di sini." Ucap Nana aneh dan seketika membuat Alicia bermuka bingung.

"Dih aneh lo, namanya juga club bukan kuburan." 

"Hahahaha." Nana hanya tertawa. Mereka berjalan ke meja yang mereka sudah book. Alicia merogoh tasnya merasakan ada getaran dari dalam dan melihat nama Kelvin yang sedang menelfonnya.

"Kenapa ?" Tanya Nana melihat Alicia memutar kedua bola matanya setelah melihat sesuatu di hpnya.

"Kelvin."

"Perasaan gw aja atau emang dia agak posesif ?" Alicia hanya mengangkat kedua bahunya menandakan dia tidak tau.

"Hallo." Sapa Alicia saat mengangkat telfon dari Kelvin.

"Kamu di mana ? Kok berisik banget."

"Club. Kenapa ?"

"Club mana ?" Tanya Kelvin mengabaikan pertanyaan Alicia. Alicia langsung menyebutkan nama club yang ia datangin bersama Nana dan Kelvin langsung mematikan telfonnya.



-----------------------------------------------------------------------------------------

Jangan lupa vote dan share jika berkenan :)

Love ? Take it or Leave it !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang