Tiga Belas

2.7K 49 2
                                    

Jam baru saja menunjukan tengah malam dan Kelvin baru sampai di club di mana Alicia dan Nana berada saat ini. Kelvin masuk dan mencari sosok Alicia yang. Kelvin berjalan melewati orang-orang yang sibuk menari tidak menentu dan nihil. Kelvin naik ke lantai atas dan mendapati Alicia bersama Nana dan dua orang pria di tempat mereka duduk. Kelvin yang tidak senang dengan keberadaan kedua pria tersebut langsung berjalan cepat dan terlihat rahangnya mengeras. Nana yang pertama kali sadar keberadaan Kelvin hanya bisa tersenyum takut karena ekspresi Kelvin yang cukup membuatnya diam tanpa bahasa. Alicia yang duduk membelakangi Kelvin hanya menatap bingung ke arah Nana dan kedua pria asing yang tiba-tiba diam dan takut. Alicia langsung menoleh ke belakang dan mendapati Kelvin di sana.

"Alicia." Ucap Kelvin menekan disetiap huruf dengan nada suara yang berat. Alicia yang baru pertama kali mendengar nada suara berat Kelvin langsung melebaskan kedua matanya sambil menelan ludah.

"I..yaa." Jawab Alicia terbatah. Tanpa mengucapkan satu katapun, Kelvin langsung menarik Alicia dan memaksanya untuk berjalan ke tempat yang lebih sepi. Alicia yang menggunakan high heels berusaha untuk berjalan seimbang mengikuti langkah kaki Kelvin yang besar.

Nana dan kedua pria tersebut akhirnya bisa menarik nafas lega. Sesaat mereka merasa tempat di mana mereka duduk sangat mencekap.

"Tadi itu siapa ?" Tanya salah satu pria asing itu.

"Pawangnya temen gw." Jawab Nana masih ga nyangka dengan pengelihatannya. Dirinya merasa kalau Kelvin adalah pria biasa yang hanya jatuh cinta lalu memuja pasangannya atau bisa disebut bucin namun sepertinya penilaian dia salah. Semoga sahabatnya baik--baik saja dengan pria positif posesif itu. Pikir Nana prihatin.

"Gila pawangnya ngeri juga auranya ya." Nana yang mendengar pernyataan pria asing di sebelah kirinya hanya bisa mengangguk sambil memeluk kedua tangannya karena bulu kuduknya berdiri.

----------------------------------------

"Mereka siapa ?"  Tanya Kelvin saat mereka sudah ada di gang kecil dekat parikiran. 

"Ya ga tau. Kita baru juga ketemu." Jawab Alicia.

"Terus ?"

"Ya ga ada terus-terusan, Vin." Kelvin masih belum tenang dengan jawabang Alicia. Dirinya masih mengepalkan kedua tangannya di kedua saku celananya. Kelvin menarik nafas berusaha menenangkan emosinya, dia ga menyangka akan sangat emosi saat melihat Alicia di dekat pria lain selain dirinya. Kelvin menutup matanya sesaat berharap bisa meredakan emosinya.

Alicia menatap Kelvin dan memperhatikan pria dihadapannya ini dengan seksama. Alicia tidak mengerti kenapa Kelvin terlihat sangat marah dan emosi. Merekakan tidak memiliki hubungan apapun.

"Ayo pulang." Ajak Kelvin.

"Ga."

"Kenapa ?"

"Aku pergi sama nana dan aku balik dengan DIA." Ucap Alicia menekankan.

"Jadi kamu mau masuk ke dalam lagi dan melanjutkan minum-minum kamu dengan mereka. Setelah itu apa ? Mencari kamar untuk menghabiskan malam bersama ?" Alicia yang mendengar pertanyaan Kelvin hanya bisa menghebuskan nafasnya kesal dan menjawab.

"Kalau iya kenapa ? It's not your business, Vin." 

"What ?" Kelvin kaget dengan ucapan Alicia. 

"Listen, Gw ga ada perasaan apa-apa sama lo, Vin. Please jangan salah paham. Semua yang kita lakuin kemarin kan berdasarkan mau sama mau."

"Maksud kamu ?"

"Gw ga ada perasaan sama lo dan ga tertarik menjalin hubungan apapun."

"Cia." Ucap Kelvin berusaha melembutkan suaranya.

"Vin, Gw kira kita bisa bersenang-senang kaya kemarin tanpa harus ada ikatan. Tapi kalau lo mengharapkan lebih hmm Sorry, I can't." 

Kelvin menutup matanya dan menarik nafas lalu dikeluarkan perlahan untuk sesaat usahanya cukup untuk menurunkan emosinya. Kelvin menatap mata perempuan yang dicintainya dengan lembut dan berusaha tersenyum.

"Okay. Kalau itu mau kamu." Kelvin menepuk kedua bahu Alicia dan berjalan meninggalkan perempuan itu bersama dengan keputusannya.

Alicia melihat kepergian Kelvin dan merasakan kesepian di hatinya. Alicia terlihat sedih.

" Apa yang lo harapkan ? Bukannya ini yang lo mau ? Please jangan bego Alicia." Ucap Alicia.

"Tapi kenapa dia langsung mengiyakan dan pergi begitu saja." Tanya Alicia lebih kepada dirinya sendiri. 

"Bilangnya cinta tapi main pergi aja. Fuck you !" 

"Lo udah gila ya Cia." Tiba-tiba Nana muncul keluar dari salah satu mobil yang di parkir di sana.

"Kok lo di sini ?" Tanya Alicia 

"Well, gw lagi ga berminat nih Cia. Balik yuk." Ajak Nana dan Alicia masih memicingkan kedua matanya. Nana yang mengetahui tatapan mata Alicia hanya bisa tersenyum sambil berkata "Gw ga denger percakapan kalian kok. Gw cuman dengan dialog lo dengan diri lo sendiri yang lebih seperti orang gila."

Alicia langsung memukul bahu sahabatnya dan Nana berusaha menghindari sambil melempar tas Alicia yang dia bawa dari dalam club. Melihat tasnya di lempar begitu saja, Alicia langsung berusaha mengambil tasnya dan untungnya dia berhasil menangkap tasnya.

"Jangan pernah menyesali apa yang udah lo ucapkan dan jangan pernah berbicara tanpa dipikirkan terlebih dahulu ya, Cia." Ucap Nana tiba-tba.

Love ? Take it or Leave it !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang