Dua Puluh

2.2K 40 1
                                    

Alicia baru saja selesai rapat dengan teamnya dan berjalan menuju ruangannya. Sekretarisnya menginfokan bahwa Aaron sudah menunggunya di dalam ruangan. Alicia membuka pintu kantornya dan mendapati adiknya sedang  duduk di sofa sambil memandang kosong ke arah gedung-gedung di luar kaca kantornya. Terlihat muka adiknya datar tanpa ekspresi, seketika Alicia rindu dengan adiknya yang dulu selalu terlihat ceria dan memancarkan kebahagian jika berada didekatnya. Alicia berjalan ke sofa dan duduk di sebelah Aaron. Aaron yang tersadar adanya pergerakan di sofa langsung sadar dan mendapati Alicia sudah ada di sebelahnya.

"Tumben mau ke kantor?" Tanya Alicia langsung kepada Aaron.

"Bosan aja di rumah." Jawab Aaron seadanya dan melanjutkan memandangi gedung-gedung diluar. Alicia memperhatikan Aaron dan ikut melihat keluar.

"Kapan kamu mau mulai kerja? setidaknya kalau memang ga mau lanjut S2 ya kamu kerja, Ron. Kamu ga cape diceramahin Papah?" Alicia selalu mendapatkan kabar dari Mamahnya mengenai Aaron yang selalu dicerami Papahnya setiap hari dan yang terburuk Papahnya mulai turun tangan terhadap kisah cinta Aaron dan kekasihnya. Alicia merasa Papahnya ga pernah mempermasalahkan hubungan asmara anaknya selama ini tapi kenapa sekarang Papahnya mulai mengusik Lilis dan menganggap Lilis penyebab anaknya malas untuk berkembang.

"Kamu sama Lilis baik-baik aja?" Tanya Alicia hati-hati sambil memperhatikan ekspresi Aaron dan Aaron hanya diam. Sepertinya tidak baik-baik saja, pikir Alicia.

Keheningan berhasil menyelimuti mereka berdua. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Alicia tidak mengerti kondisi apa yang terjadi antara Aaron dengan Papahnya. Mamahnya, Anita sempat berkata suatu hari Andrew memanggil Aaron keruang baca di rumah mereka dan melihat ekspresi marah disertai airmata pada saat Aaron keluar dari sana. Anita tidak tahu apa yang mereka bicarakan didalam, namun sejak saat itu Aaron mulai menuruti Papahnya namun masih bersikeras tidak ingin bekerja ataupun melanjutkan kuliahnya. Alicia yakin, pasti ada sesuatu antara adik dan Papahnya.

"Kak." Ucap Aaron memecahkan keheningan dan kesibukan di kepala Alicia. 

"Ya?"

"Apa aku harus melupakan seni ya?"

"Kenapa emang?"

"Papah merasa aku ga bisa mendaratkan kaki di dua perahu sekaligus. Pilihannya Aku melanjutkan kuliah lagi dan masuk ke perusahaan atau aku pilih hal yang aku suka tapi kehilangan perempuan yang aku cintai."

"Maksud kamu?"

"Aku memang berhasil lulus tapi selama di sana Lilis mengajariku trik tips yang dia dapat selama kuliah dan membagikan ilmu itu ke aku Kak dan Papah sepertinya salah paham. Walau aku memang menyukai seni, aku sudah membuat keputusan itu akan menjadi hobbyku saja, aku pulang karena ingin mencoba bekerja dulu di perusahaan namun Papah mengira aku pulang untuk menemui Lilis dan tidak ada niat kembali ke Amerika." Aaron menghentikan kalimatnya dan berusaha menarik nafas sejenak. Dia terlihat berusaha memilih kalimat yang baik sambil mengatur nafasnya.

Aaron melanjutkan "Aku selama ini ga terlalu tahu bagaimana kehidupan Lilis di Indonesia sebenarnya dan suatu hari aku diajak Papah berbicara berdua saja dan memaksaku memilih kembali berkuliah ke Amerika atau aku akan kehilangan Lilis karena Papah akan membuat Lilis pergi dari hidupku. Apa yang harus aku lakukan Kak?"

Alicia memperhatikan adiknya khawatir. Papahnya tidak pernah setegas ini sama mereka apalagi ini menyangkut kisah percintaan mereka, apakah Papahnya segabut itu, pikir Alicia.

Love ? Take it or Leave it !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang