12 | GODAAN

39K 4.1K 395
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTAR 🌻

JANGAN LUPA PROMOSIKAN JUGA YA 🤢

DUKUNGAN KALIAN SANGAT BERARTI BUAT AKU 🙏

SELAMAT MEMBACA 🤸

SELAMAT MEMBACA 🤸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Yuk belanja!" Ajak Yohan tiba-tiba dengan pakaian casual rapi melangkah santai menuruni tangga. Sedangkan Rani sendiri masih asyik dengan membaca buku di pangkuannya.

Sesuai janji Yohan pada Rani bahwa hari ini Yohan akan mengantar Rani dan membelikan apapun kemauan Rani.

Rani mendongak menatap Yohan yang sudah rapi di depannya dan jangan lupakan aroma maskulin parfum kopi yang membuat wanita manapun yang menciumnya akan terlena termasuk Rani saat ini.

"Kemana?" Tanya Rani lagi dengan mengerutkan keningnya.

Yohan menatap Rani dengan senyuman lembutnya. "Kita belanja sayang." Jawab Yohan dengan mengusap rahang Rani pelan dan itu membuat Rani hampir saja terbuai.

"Belanja apaan Yo? Bahan makanan masih lengkap kok di kulkas. Jangan boros deh." Jawab Rani cepat dengan menepis tangan Yohan yang mengusap rahangnya.

"Gak percaya gue."

Rani berdiri dan meletakkan bukunya di meja lalu menarik tangan Yohan menuju dapur. Dengan cepat Rani membuka kulkas untuk menunjukkan isinya yang masih penuh dan lengkap. "Mata lo bisa lihatkan kalo-,"

Ucapan Rani terhenti saat mata Rani melihat isi kulkas yang kosong bahkan yang ada hanya minuman soda dan minuman alkohol yang mahal. "Kok kosong?" Gumam Rani bingung. Sedangkan Yohan memunculkan senyum manisnya.

Yohan dengan cepat mengangkat tubuh Rani dan mendudukannya diatas pantri, tak lupa membuka paha Rani dengan tubuh Yohan masuk diantaranya.

"Jadi gimana cantikku? Belanja bahan makanan atau lo mau kita tiap hari makan makanan cepat saji?" Bicara Yohan lembut dengan tatapan intensnya yang membuat pipi Rani tanpa sadar memerah.

"A--Agak jauhan bisa? Tubuh lo bikin gue deg-deg'an nih." Ketus Rani dengan berusaha mendorong dada bidang Yohan.

"Enggak sayang. Gabisa jauh." Jawab Yohan pelan dengan menoel-noel pipi Rani yang memerah. "Kok pipinya merah sih." Goda Yohan pada Rani yang membuatnya dengan cepat menepis tangan Yohan dan mulai menutup semua wajahnya dengan telapak tangan.

Yohan menahan tawanya dan menatap Rani gemas, Rani sendiri mengintip dengan sedikit membuka jarinya dan kaget dengan melihat Yohan yang tiba-tiba saja mengecup keningnya.

YOHAN | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang