63 | SAKIT

19.7K 2.8K 577
                                    

VOTE KOMENTAR JANGAN LUPA 😚

SELAMAT MEMBACA 🤸

SELAMAT MEMBACA 🤸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔥🔥🔥

"Ghe, kalo udah besar jadi pacar aku aja gimana?" Tanya Raga tanpa pikir panjang pada Ghea.

Mereka berdua memang tidak satu sekolah. Kebetulan hari ini ada lomba dan Raga mewakili sekolahnya untuk lomba yang diadakan di sekolah Deon dan Ghea.

"Ngapain sih Ga, kamu ke kelas aku? Tempat lombanya bukan disini tapi di aula belakang." Ketus Ghea dengan melipat kedua tangannya di depan dada.

Raga memang sengaja mencari tahu kelas Ghea karena ia sudah merencakan sesuatu untuknya.. Gadis kecil bar-bar dan galak yang menarik minatnya.

"Minta semangat dari ayang."

Mata Ghea melotot tidak percaya mendengar ucapan Raga yang didengar oleh teman-teman satu kelasnya dan reflek saja Ghea memukul lengan Raga.

Raga mengusap lengannya, "Sakit dong Ghe.. Kasar mulu jadi cewek." Gerutu Raga pelan. "Jadi cewek cantik nggak bisa apa?"

Ghea menarik tangan Raga menuju teras dan menghempaskannya kasar, "Jangan ganggu aku deh Ga, aku nggak suka sama kamu." Tolak Ghea mentah-mentah.

"Dan aku nggak cantik! Bukan idaman kamu dan aku nggak mau jadi idaman kamu."

"Alasannya?" Jawab Raga ringan dengan menautkan kedua alisnya.

"Nggak cantik! Cantikan cewek kamu kata onty Feli sama onty Jihan."

"Itu kata mommy sama onty kamu Ghe. Kalo kata kamu sendiri, kamu merasa cantik nggak?" Tanya Raga kemudian.

Ghea adalah anak yang super percaya diri karena ia merasa cantik dan berani, sifat dari Rani yang keras dan bar-bar seolah turun secara langsung padanya.

Dengan melihat penampilannya yang rapi dan cantik ditambah dengan kuncir kuda di rambut panjangnya, semakin membuat Ghea percaya diri namun tidak dengan di depan Raga.

Raga selalu bisa menerbangkan Ghea dengan kata-kata buaya yang mampu membuatnya melayang bawa perasaan, namun Raga juga bisa menghempaskan Ghea begitu saja setelah menerbangkannya setinggi mungkin.

"Ngapain malah bengong? Pake nunduk lagi."

"Menurut kamu, aku cantik nggak sih?" Tanya Ghea lagi dengan merapikan dasi kupu-kupunya.

Raga berpura-pura berfikir mendrama seperti biasa dengan mengetuk-ngetuk pelipisnya dengan jari telunjuk serta matanya yang mengamati wajah Ghea.

YOHAN | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang