Terhitung sudah tiga Minggu aku di sini, di negeri Wilwatikta yang besar ini.Aku tak tahu kenapa Tuhan menakdirkanku terlempar ke zaman ini.Padahal peranku disini juga tidak penting.Aku di sini hanya seorang gadis biasa yang membantu pekerjaan di ladang dan kadang juga menjual hasilnya di pasar.
"Hei, kenapa sedari tadi kau diam saja? Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?"
Tanganku bergerak menyikap helaian rambut yang berterbangan ke wajahku, "Tidak, aku hanya diam karena menganggumi pemandangan ini."
"Eh, lihat!" seruku saat seekor ikan mendekati kaki kami.
"Awas, nanti kau bisa terjatuh."
Dan benar saja, ucapannya bagaikan direstui Tuhan.Aku terjatuh karena terlalu semangat menunjuk ikan yang mendekat tadi.
Sekarang badanku basah terkena air sungai.Menyebalkan sekali.
"Aji! Kenapa menatapku seperti itu! Aku jadi merasa takut," seruku sembari menyilangkan tangan di depan tubuhku.
"Kau cantik Arumi."
Sialan! Pasti pipiku sekarang sudah memerah karena mendengar pujian tersebut.Apa-apaan dia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Takdir [MAJAPAHIT]-Selesai
Historische fictie1357 M Takdir telah menghendaki pertemuan kita.Pertemuan yang membuatku menyematkan secuil perasaanku padamu. Namun,aku harap takdir juga akan mempertemukan kita kembali dengan perasaan yang sama.Dan saat itulah aku dan kamu bisa bersatu walau harus...