Part 11

72 40 127
                                    

Sekarang ini Aji, Arga, Raka, dan Airi sedang on the way menuku kampus untuk menjalani rutinitas hariannya yaitu molor.

Ya emang itu faktanya dari semua personil geng ngepet yang agak serius walaupun ukurannya cuma sebiji itu cuma Aji seorang. Laennya ampas.

Skip

Aji mengendarai mobil sedan putihnya itu dengan kecepatan diatas rata-rata. Raka duduk di jok penumpang depan samping Aji sedangkan Arga dan Airi duduk di belakang.

"Ji cepetan ji udah mau telat ini anjeng" celetus Raka sambil ngelemparin kulit kacang rebus yang tadi dia beli di abang lewat depan komplek rumah Aji.

Biadab memang, udah numpang cerewet lagi, ini nih contoh makhluk hidup yang kudu disembelih juga pas idul adha.

"Diem anjing" Aji berdecak sebal menatap sinis mata Raka lalu menambah kecepatan mobilnya. Berkelok-kelok layaknya tayo menerabas seluruh kendaraan di depannya membuat valentino rossi pun sampai insekyur melihat keugal-ugalan seorang Aji.

Sedikit deskripsi supaya tidak menimbulkan pertanyaan pertanyaan konyol dari otak kalian.

Keadaan mobil Aji sekarang ini sudah seperti TPS. Kulit kacang bertebaran di mana-mana, Arga dan Airi melanjutkan tidurnya yang tadi sempat tidak puas, sekarang mungkin udah nyampe rusia atau paris mimpinya entah lah author juga gatau.

Sedangkan si tengil Raka? Jangan tanya sudah pasti dia melanjutkan kegiatan memakan kacang rebusnya sambil sesekali melihat Aji kagum karena ketololannya yang menuruti perintahnya sendiri.

"Beresin ye anjing nih mobil gue"

"Apaan si lo ah, kaga" bantah Raka sambil terus mengunyah kacangnya.

"Lo nyampah setan, masa gue juga yang beresin" Ucap Aji sembari merampas kacang dari tangan Raka.

"AJI" teriak Raka melihat mobil dari arah berlawanan dengan kecepatan yang sama dengan Aji. Si empu langsung menegok ke arah depan dan,

Ciiittt

Aji membanting stirnya ke arah kiri, agar terhindar dari kecelakaan, lalu memberhentikan mobilnya tepat dipinggir jalan, Aji mengatur nafasnya sembari mengusap kasar wajahnya.

"WOYY!!! Anjengg" Raka menatap nanar sisa kacang rebusnya yang sekarang sudah berceceran di dashboard mobil.

"Eh kepala gua copot" Sedangkan Airi yang lagi mimpi sedang cipokan bareng songkang malah dengan tololnya mengira kepala dia copot saking kerasnya gaya gesek yang diciptakan tuan Aji.

"Anjir idung gua penyet bangsat" Arga yang awalnya tidur bersandar di pintu mobil hidungnya dengan sangat amat kencang langsung kejedot ke kaca meninggalkan bekas minyak dan komedo disana.

"Anjing Aji, bukannya pelan-pelan bangsat"

"Bajingan tadi siapa yang nyuruh gue ngebut?" Aji berdecak kesal kepada Raka. Udah jelas-jelas tadi dia yang nyuruh Aji buat cepetan tapi sekarang seolah dia adalah oknum yang paling tidak bersalah. Kan bangsat sekali pemirsa.

Raka yang menjadi arah pelototan Aji pun cuma nyengir dengan watados nya nampilin wajah kayak 'ampun doro'.

"Buset dah, mobil keren amat tuh mahal pasti" ucap Arga yang baru sadar dari tidurnya, karena melihat mobil yang tadi hampir ditabrak Aji bermerk Ferrari itu.

"Iyalah, Ji minta sama bapak lo beliin mobil kaya gitu" suruh Raka sekanenya.

"Bapak lo aja sono suruh"

"Et anjing, gue yatim"

"Udah nape, ngapa jadi ribut dah. Lagi juga tuh mobil kaga ngapa-ngapa"

Airi yang sudah membenarkan posisi duduknya membuka suara. Syukurlah mobil di belakangnya tidak rusak ataupun lecet sedikitpun karena memang Aji sigap mengambil langkah rem dadakan swadidaw tadi.

ENDURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang