Ini sudah uapan ke seratus mungkin yang dilakukan oleh seekor Arga. Dia sudah sangat bosan sebosan bosannya dengan matkul Kalkulus yang dibawakan oleh bapak Dr. Rahardi S.T. di depan. Rasanya sekarang juga Arga ingin melemparkan kalkulator digital yang ada di tangannya ini ke arah kepala Pak Hardi yang botak setengah itu saja.
Sedangkan di samping Arga, Raka sudah menopang kepalanya dengan menggunakan kedua tangan sembari berdoa semoga ada ufo jatuh tepat menerobos dinding kelasnya Lalu mau tidak mau pembelajaran dihentikan saat itu juga.
"Untuk sebuah fungsi y = f(x), bagaimana perilaku dari f(x) jika x mendekati c, akan tetapi x tidak sama dengan c (x≠c). x2 +1. Contoh, kita ambil fungsi f(x)= x+1 dan g(x) = dan akan kita cari berapa nilai x −1 fungsinya jika nilai x mendekati (atau menuju) 1-"
Penjelasan Pak Hardi terpotong saat pandangannya bertemu dengan wajah tengil Raka yang sudah tidak mengedipkan matanya alias ketiduran.
"Yang menggunakan kemeja kotak kotak berwarna hitam disana siapa namanya?" Tanya Pak Hardi.
"Raka pak" seluruh mahasiswa pun kompak menjawab nama Raka, begitupun ketiga sahabatnya, sedangkan siempu tetap saja tidak bergerak.
"RAKA!" Tiba tiba pak Hardi membentak membuat Raka sontak gelagepan.
"I-iya pak saya"
"Jelaskan rumus trigonometri untuk sudut rangkap sekaligus contoh penyelesaiannya"
Raka yang awalnya udah gelagepan tambah keleper keleper kan pas ditanya. Jangankan bab Rumus trigonometri lanjutan, Trigonometri dasar nya aja masih acak acak an di kepalanya.
Raka menyenggol kaki Aji dari bawah meja tapi respon Aji malah diem aja sambil terus mencatat penjelasan yang ada dalam PPT di depan seolah bilang 'orang bodoh dilarang berteman denganku ya' tapi kenapa masih temenan sampe sekarang jaenudin.
Akhirnya Raka pasrah kembali melihat ke arah Pak Hardi di depan lalu hendak menggelengkan kepalanya pertanda dia tidak paham, tapi entah apa sedang berpihak kepadanya atau mungkin kebetulan semata tiba tiba bel berbunyi menandakan mata kuliah saat ini telah berakhir.
Mata Raka yang awalnya sayu berubah menjadi berbinar ketika bunyi nyaring bel memasuki gendang telinganya.
"Baiklah semuanya jangan lupa mengerjakan essai yang saya perintahkan tadi sekaligus ppt nya untuk pertemuan berikutnya kita langsung presentasi."
"Dan Raka untuk kali ini kamu saya maafkan tapi untuk lain kali jangan harap kamu bisa mendapatkan nilai B di mata kuliah saya"
Raka yang mendengarkan ucapan dosennya barusan meneguk ludahnya berat meratapi nasib pedih yang akan diterimanya jika dia lalai lagi di pertemuan besok dan seterusnya.
"B-baik pak"
Semua yang ada di kelas pun berhamburan keluar meninggalkan geng ngepet dan beberapa mahasiswa lain yang masih memiliki urusan atau sekedar berdiskusi kecil dan unfaedah seperti geng ngepet sekarang.
"Buset gilak hampir aja kena tebas gue tadi ama si botak itu"
"Parah lagian lo udah tau Pak Hardi termasuk golongan dosen killer nomer 7 versi on the spot di fakultas ini masih aja berani molor" cetus Airi yang sekarang sudah berdiri di samping Raka.
"Ketiduran gua anjing awalnya mah gada niat, cuma nyoba-nyoba eh keterusan"
"Lupakan semua kebodohan tadi, siapa yang mau bareng cepetan" singkat Aji yang sekarang dia sudah berdiri hendak berjalan keluar. Memang Aji sedari tadi agak malas beradu argumen dengan semua manusia di sekitarnya entah perasaannya sedang tidak nyaman.

KAMU SEDANG MEMBACA
ENDURE
Umorpernahkah kamu melakukan sesuatu hanya karna selalu itu yang di lakukan? kamu melakukannya tanpa tahu apa yang harus kamu teruskan. Lalu, apa kamu pernah penasaran mengapa semua hal itu berpasangan? seperti teman, ataupun sepasang kekasih? terutama...