Suasana haru masih menyelimuti proses pemakaman.
Yoongi yang berusaha kuat untuk tegar tetapi dia tidak bisa, saat melihat seluruh abu tubuh Ibunya yang kini harus hanyut bersama derasnya aliran laut.
Yoongi terisak tak berbunyi disana, rasanya sangat menyakitkan lebih baik Yoongi harus menangis serta mengeluarkan suaranya dibanding seperti ini.
Kini sudah tidak ada lagi yang Yoongi panggil 'Eomma' semuanya hilang, dunia yang merampasnya dari Yoongi.
"Hyung yang tabah ya." Jimin mengelus pundak Yoongi yang bergetar karena menahan isakannya.
"Mungkin disini Yoongi hyung sudah tidak memiliki Eomma di kehidupan Yoongi hyung, tetapi disana di langit sana Eomma Yoongi masih bisa melihat wajah putra nya dimana saat saat terakhir nya tidak bisa dia lihat. Hyung lepaskan ya, ikhlaskan, kita janji akan sering main main kesini, kita temui Eomma setiap minggunya."
"Eomma disana pasti kedinginan Jim, aku tak tega..."
"Aku lebih tak tega lagi melihat mu seperti ini terus hyung...kau tidak boleh lemah setelah Eomma pergi, kalau kau lemah disana Eomma pasti juga akan sedih."
"Hyung sudah kita sebaiknya pulang sekarang, Hoseok dan Namjoon hyung juga pasti sedang di tunggu pihak rumah sakit, dia tidak boleh keluar terlalu lama."
Yoongi menatap wajah kelima adiknya dan satu hyung nya yang tengah berada di depan matanya, dia terlalu egois sampai lupa bahwa kondisi mereka juga perlu di perhatikan.
"Eomma kita akan mengunjungi mu secepatnya, tidurlah dengan jiwa yang damai dan penuh bahagia ya Eomma. Sampai jumpa." Yoongi mengakhiri percakapan nya dan perlahan berdiri.
"Kau benar Jim, kita harus buktikan kalau kita bisa kembali lagi, aku juga harus bisa hidup tanpa Eomma, kita harus berjuang lebih keras lagi."
"Sejin hyung kau sudah memberitahu Hyejin soal jadwal penindakan racun Jimin?"
"Loh Aku? Hyejin? Apa maksud mu?''
"Sudah Yoon, aku sudah mengurus semuanya."
Yoongi mengangguk. "Mulai saat ini giliran aku yang akan menyupport kalian untuk sembuh, Jimin besok pagi sekitar jam 9 kau harus sudah di rumah sakit, Jungkook, Seokjin hyung aku sudah memesankan tiket untuk kalian pulang ke Korea, dan Seokjin hyung bisakah aku minta tolong untuk mengantarkan Jungkook hingga sampai tujuan nya?"
"Pasti! Aku akan mengantarkan bayi kecilku."
"Baiklah. Hoseok, Namjoon. Kalian tetap disini selagi menunggu hasil dari pihak rumah sakit. Dan kau Taehyung sebagai orang paling Jimin percaya, jaga Jimin saat dia bertemu Hyejin dampingi dia. Arraso?"
Taehyung pun mengangguk, "Nee hyung."
"Apa aku boleh bertanya padamu Tae? Selain kau ingin bertemu dengan nenek mu, keinginan apa yang belum sempat kau wujudkan?"
"Mengucapkan kata terimakasih dan maaf kepada Army bahwa aku akan segera menikah. Aku sudah menemukan seseorang yang bisa mengisi hatiku, tetapi Army masih ada di bagian paling atas di hatiku." Ujarnya tentu membuat seluruh member terkejut.
"Yang dikata Taehyung benar, seharusnya kita sudah saatnya membangun kehidupan rumah tangga, karena umur kita sudah tidak lagi muda. Tapi aku tidak akan sanggup akan sehancur apa Army ketika melihat kita sudah menikah nantinya, aku harap Army juga bisa menerima pasangan ku dan menerima seluruh kekurangan dan kelebihan nya seperti dia menerima kekurangan dan kelebihan ku." Jelas Jimin.
"Yang kau ucapkan benar Jim.. mungkin juga Army diluaran sana sudah banyak yang menikah tetapi dia masih menunggu kita kembali sebegitu sayangnya Army kepada kita, tetapi kita juga punya hak untuk bahagiaa dan berkeluarga. Ke antusiasan Army, ke kompakkan Army, solidaritas nya Army, itu yang membuat ku, membuat kita sudah berada jauh hingga di titik ini." Kini sang Leader membuka suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Promise || PARK JIMIN [TAMAT] ✔️
Fiksi UmumAku, mereka dan kita tidak akan pernah tau kalau jalan cerita kita berakhir seperti ini, bahkan rasanya sangat jauh dari kata nyata. Tetapi aku sadar bahwa selama ini kita telah berperang dengan ego masing- masing serta belajar lebih dari kesalahan...