BAB 9 PRABU JAYAKUSUMA

104 7 0
                                    


Srikandi sedang membaca laporan saat ponggawanya datang.

"Gusti ayu, hari ini ada tambahan 1 lagi masalah perselisihan. Apakah gusti bisa datang ke pasewakan ?"

Srikandi mengangkat kepalanya. Sebetulnya hari ini ia sudah lelah fisik dan mental setelah mengadili perselisihan beberapa orang rakyat. Tapi berhubung sudah tugasnya sebagai bupati untuk menengahi, ia paksakan tubuhnya berdiri.

"Ayo kita pergi." Katanya.

Mereka lalu berjalan ke pasewakan. Di dalam ruangan hadir 2 orang laki-laki yang tampaknya sedang berseteru.

"Ada masalah apakah ?" tanyanya ramah. Ia sengaja tidak duduk di kursi untuk memberikan kesan bersahabat.

"Gusti ayu, aku memiliki ladang singkong. Ladang singkong itulah yang menjadi tumpuan nafkah kami. Tapi ayam-ayam dia selalu merusak ladang singkong hamba, gusti."

"Gusti, hamba memiliki beberapa ayam. Merekalah yang membantu hidup kami. Ayam-ayam itu memberikan telur-telur untuk gizi kami. Karena itu kami tidak bisa mengurungnya dalam kandang. Karena kalau dikurung dalam kandang, mereka jadi stress dan tidak bertelur."

"Apakah kalian tidak memiliki pagar untuk membatasi gerak ayam-ayammu ?"

"Pagar untuk membatasi ayam harus rapat, gusti. Kami tidak memiliki uang untuk membuat pagar yang rapat."

"Karena ini adalah masalah kalian berdua, tentunya kalian harus bergotong royong menyelesaikan permasalahan ini. Saranku bagaimana kalau kalian menanam tanaman perdu yang rapat, sehingga ayam-ayam tidak dapat lewat. Selain memberikan perlindungan, ia juga bisa menjadi sumber penghasilan. Kalian bisa membuat pagar hidup seperti itu dengan membagi 2 hasilnya, misal apabila panjang halaman 10 meter, maka 5 meter menjadi milik si A, 5 meter lagi menjadi milik B. Karena ini adalah tanaman bersama, maka kalian bertanggungjawab atas pemeliharaannya. Kalian bisa mengatur jadwal pemupukan dan pengairannya berdua. Dengan demikian selain mendapat manfaat dari tanaman, kalian juga bisa memupuk persahabatan dan kekeluargaan melalui pemeliharaan tanaman bersama. Untuk bibit tanaman kalian bisa minta ke bagian pembibitan di pertamanan. Mereka punya banyak bibit. Bagaimana ? Kalian setuju ?"

Mereka berpandang-pandangan.

"Hamba setuju, gusti ayu."Jawab mereka berdua.

"Syukurlah kalau saranku disetujui. Baiklah, kalau tidak ada lagi aku bubarkan pertemuan kita."

"Sendiko gusti ayu."

Setelah pertemuan bubar, Srikandi bergegas menuju kamarnya. Ia merasa lelah sekali. Tiba di kamarnya ia merebahkan tubuhnya. Sambil memeluk guling ia berpikir tentang tugasnya yang baru sebagai bupati di Warubinatur. Ternyata menjadi bupati tidak semudah yang ia bayangkan. Begitu melelahkan dan menyedot pikiran.

Menjadi bupati saja ternyata melelahkan, apalagi menjadi raja seperti ayah ? Pasti ayah lelah sekali, apalagi ayah sudah cukup tua. Kasian ayah.. Mungkin Drestajumena bisa menggantikan tugas ayah sesekali, pikirnya dalam hati. Karena sangat lelah, beberapa detik kemudian ia tertidur pulas. Dalam tidurnya ia bermimpi bertemu dengan seorang wanita cantik dengan tubuh bercahaya.

"Siapakah sang dewi ?" tanyanya sambil menyembah.

"Srikandi, aku dewi Saraswati. Aku diutus oleh Batara Guru untuk menyuruhmu tapa srata (bertapa di dalam hutan) di hutan kandaka."

"Begitukah pukulun ? Baiklah pukulun. Terimakasih atas petunjuk paduka."

Tiba-tiba Srikandi terbangun. Apakah benar aku kedatangan dewi Saraswati ? tanyanya dalam hati. Karena lelah, iapun tertidur lagi.

Wanita PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang