BAB 8 SANG PENARI

129 6 2
                                    


Setelah kejadian itu, kekakuan antara Sumbadra dan Srikandi mencair. Sumbadra sekarang bersikap lebih hangat pada Srikandi dan lebih sering mengajaknya terlibat dalam percakapan dan pergaulan antar para istri Arjuna. Srikandi pun merasa nyaman berada dalam lingkungan kehidupannya yang baru. 

Tapi bukanlah jiwa Srikandi untuk hidup terkungkung di antara tembok tinggi kaputren. Ia seorang perempuan aktif yang menyukai petualangan. Ia ingin bergerak bebas dan berperan aktif di masyarakat. Ia teringat lagi pada tawaran ayahnya tapi untuk minta ijin pada Arjuna jelas bukan hal yang mudah karena Arjuna tipe posesif. Namun sebagaimana laki-laki pada umumnya, pembicaraan setelah hubungan sex selalu lebih gampang diterima. Setelah menservis habis-habisan sang suami, Srikandi merayu suaminya.

 Setelah menservis habis-habisan sang suami, Srikandi merayu suaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kangmas, apakah kau suka bila istrimu tidak bahagia ?" tanya Srikandi lirih.

"Hm..." Arjuna menjawab malas, tipikal laki-laki setelah puas.

"Apakah kau ingin istrimu bahagia ?"

"Maksudmu ?"

"Bagaimana dengan keinginan ayahku menjadikanku bupati di Pancala ? Apakah kangmas menyetujuinya ?"

"Itu keinginan ayahmu atau keinginanmu ?"

"Emm.. Keinginan ayahku."

Arjuna tertawa mendengarnya.

"Itu keinginanmu kan ?" tanyanya sambil mencubit hidung istrinya.

"Apakah kangmas mengijinkanku ?" desak Srikandi.

"Mmm..."

"Kangmas, kau tahu sifat-sifatku bukan? Aku terbiasa aktif. Aku tidak terbiasa hidup terkurung di kaputren. Sejak pertama mengenalku kangmas tahu sifat-sifatku. Aku tidak bisa hidup seperti ini, kangmas. Aku stress."

"Kau bisa membantu kakang patih Sucitra dan kakang Surata melatih prajurit."

"Maksud kangmas aku melatih prajurit pria ?" Srikandi mulai merajuk. "Begini saja, kangmas. Biarkan aku menjadi bupati di Pancala. Toh wilayahnya berbatasan dengan Madukara. Aku tidak akan berlama-lama di Pancala. Aku akan bolak balik, misal 2 minggu di Pancala, 2 minggu di Madukara. Bagaimana kangmas ? Kau tentu ingin istrimu bahagia bukan ?"

Arjuna diam saja.

"Atau 1 minggu di Pancala, 3 minggu di Madukara ?"

Srikandi coba bernegosiasi.

"Bagaimana kangmas ?"

Arjuna masih tidak bereaksi.

"Bagaimana kalau dicoba dulu seminggu ? Kalau kangmas tidak menyukainya aku batalkan. Bagaimana kangmas ?" kata Srikandi sambil mencium-cium sang suami. Jari-jarinya menari-nari di dada Arjuna.

Arjuna menghela nafas panjang. "Ya baiklah. Dicoba dulu ya, sebulan. Kalau aku tidak menyukainya, perjanjian kita batal."

"Tentu kangmas." Kata Srikandi senang. "Kangmas memang suami yang baik. Aku berangkat besok ke Pancala, ya kangmas." Katanya sambil mencium dan memeluk suaminya.

Wanita PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang