Dua minggu kemudian dilangsungkan upacara temu antara Cakranegara dengan Dewi Srikandi. Para tetamu kerajaan berdatangan untuk menyaksikan pasangan pengantin yang serasi itu.
Srikandi terlihat cantik dengan pakaian pengantinnya yang indah. Rambutnya yang ikal dan indah digelung rapi berhiaskan roncean melati dengan mahkota kecil menghiasi kepalanya. Cakranegarapun terlihat tampan dengan busana pengantinnya yang berhiaskan emas permata.
Sepanjang upacara temu Srikandi hanya menunduk, tidak mengucapkan sepatah katapun. Melihat istrinya berdiam diri, Cakranegarapun membiarkannya. Setelah upacara temu berlangsung, Srikandi bergegas meninggalkan ruangan dan berjalan cepat menuju kamarnya. Setibanya di kamar ia melipat tangannya di meja, menelungkup dan menangis tersedu-sedu. Hatinya sakit harus menikahi orang yang tidak ia cintai.
Tidak berapa lama Cakranegara masuk kamar menyusul istrinya. Dilihatnya sang istri menangis tersedu-sedu, iapun tidak tega. Dipegangnya pundak sang istri sambil bertanya, "Yayi, kenapa kau menangis ?"
Merasakan tangan sang suami di pundaknya, Srikandi langsung berdiri. Sambil menyeka air matanya ia berkata marah, "Jangan sentuh aku !"
"Kenapa aku tidak boleh menyentuhmu ? Kau istriku." Katanya lembut.
"Aku bilang jangan sentuh aku, ya jangan sentuh aku. Aku tidak peduli apakah kau suamiku atau bukan. Pergilah. Aku ingin sendiri." Katanya. Ia memutar tubuhnya membelakangi Cakranegara.
Cakranegara tersenyum. "Kenapa aku harus pergi ? Ada masalah apa ? Bisakah kau ceritakan padaku barangkali aku bisa membantumu." Katanya.
Mendengar ini Srikandi membalikkan tubuhnya. Wajahnya berubah senang. "Benarkah ? Kau ingin membantuku ? Syukurlah. Aku ingin kau ceraikan aku." Kata Srikandi dengan mata berbinar-binar bahagia.
Melihat raut muka istrinya berubah senang, Cakranegara tertawa. "Aku baru saja menikahimu. Kenapa aku harus menceraikanmu ?" kata Cakranegara sambil duduk di kursi. Ia tersenyum melihat istrinya kembali cemberut.
"Aku tidak mencintaimu. Aku mencintai orang lain." Kata Srikandi judes.
"Oh, begitukah ? Tapi aku yang memenangkan sayembara."
"Karena itu aku mau menikahimu. Sekarang kita sudah menikah. Aku telah menepati ucapanku. Sekarang aku mohon padamu untuk menceraikan aku."
"Hahahaaa.. Apa hadiahku menceraikanmu ?"
"Apapun maumu akan kukabulkan."
"Baik! Aku setuju. Kalau begitu aku ingin kau melayaniku."
"Baiklah. Kau ingin makan apa ? Aku layani."
"Bukan itu mauku. Aku ingin kau layani aku sebagai istriku."
Srikandi terbelalak.
"Haahh?? Itu tidak mungkin !"
"Kenapa tidak mungkin ? Kau istriku. Aku suamimu."
"Mintalah apa saja. Aku akan mengabulkanmu kecuali itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Pilihan
Romance"Bagaimana dengan dirimu, kangmas. Apakah kau diperbolehkan bercumbu dengan wanita yang telah bersuami ?" kata Srikandi sambil mengangkat wajahnya. Arjuna terkesiap mendengar kata-kata Srikandi. "Aku tidak cemburu pada kangmbok Banuwati karena ia ad...