Chapter 11☣️

13.2K 239 6
                                    

Dengan mata menyalang, Batari menatap langit-langit kamar. Meskipun jam sudah lewat tengah, tapi Batari masih saja tidak bisa tidur. Dia menunduk dan melihat satu tangan Christian memeluk lehernya. Sedangkan satu tangan Jamie memeluk perutnya.

Bagaimana aku bisa tidur dengan posisi seperti ini? Heran Batari dalam hati.

Merasakan tenggorokannya kering, Batari memutuskan untuk turun dari ranjang. Tapi sebelum turun dia harus menyingkirkan tangan kedua suaminya. Setelah berhasil menyingkirkan tangan Christian dan Jamie yang memeluk tubuhnya, akhirnya Batari bisa turun dari ranjang dan berjalan menghampiri meja yang ada di dalam kamar. Dia menuangkan air putih ke dalam gelas dan meminumnya hingga habis.

"Terasa jauh lebih baik." Gumam Batari meletakkan kembali gelas itu ke atas meja.

Saat wanita itu hendak berbalik, dia menabrak seseorang yang berdiri begitu dekat dengannya. Beruntung Batari tidak terjatuh karena pria itu menahan tubuhnya. Saat wanita itu mendongak, dia melihat Christian tengah menatapnya.

"Christian. Kau mengejutkanku." Batari menegakkan tubuhnya sehingga bisa berdiri sendiri.

"Kau yang mengejutkanku karena meninggalkan tempat tidur. Apakah ranjangnya tidak nyaman? Atau kau tidak bisa tidur karena ini pertama kalinya kau tidur denganku dan Jamie?"

"Aku meninggalkan tempat tidur karena aku haus. Karena itu aku minum dulu baru mau balik ke tempat tidur. Sebenarnya aku memang tidak bisa tidur. Mungkin karena aku..." Ucapan Batari terhenti saat dirinya merasakan sesuatu yang aneh.

"Batari, ada apa denganmu?" tanya Christian panic melihat wajah Batari mulai memerah.

Batari menoleh ke arah teko kaca yang ada di atas meja. Dia yakin ada yang aneh dengan air minum itu.

"Christian, aku... aku merasa sangat panas."

Pria itu menyentuh dahi Batari. Dia bisa merasakan dahi Batari hangat. "Apakah kau sakit? Aku akan membawamu ke rumah sakit."

Sebelum Christian menarik Batari pergi, wanita itu menahan tangan Christian hingga pria itu kembali menghadap ke arahnya. Wanita itu mengalungkan kedua tangannya di leher Christian.

"Aku tidak membutuhkan dokter, Christian. Tapi aku membutuhkanmu." Batari menarik pria itu hingga akhirnya mendaratkan bibirnya di atas bibir Christian.

Awalnya Christian tampak terkejut dengan tindakan berani kucing liarnya. Tapi pada akhirnya pria itu membalas ciuman Batari dengan begitu lembut. Melumat bibir wanita itu seakan bibir wanita itu seperti madu yang tak henti-hentinya ingin dicicipinya.

Tangan Batari menurunkan tali baju tidurnya satu persatu hingga akhirnya baju tidur berbahan sutra lembut berwarna hitam itu jatuh melingkari kaki wanita itu. Sebelum Christian bertindak lebih jauh lagi, pria itu mendorong istrinya.

"Kau yakin ingin melakukannya, Kucing liar? Bukankah tadi kau menolaknya karena belum siap?" tanya Christian.

"Mau bagaimana lagi. Aku sudah kalah dari ibumu."

"Mom? Apa hubungan dia dengan pertanyaanku?" bingung Christian.

"Dia mencampurkan obat perangsang di dalam air putih itu. Karena itu aku merasa sangat panas sekarang."

"Sial." Umpat Christian kesal. Dia tidak menyangka ibunya akan bertindak sejauh ini hanya demi mendapatkan cucu yang diinginkannya. "Aku akan membawamu ke rumah sakit, Batari. Aku tidak ingin melakukan apapun yang tidak kau inginkan."

Batari menggelengkan kepalanya. "Tidak, Christian. Kupikir memang ini sudah waktunya. Sebenarnya alasan aku menolak kalian tadi karena aku takut tidak bisa melakukannya dengan kalian berdua sekaligus. Sekarang keberanian itu muncul karena adanya obat perangsang itu. Jadi kupikir hal ini tidak buruk. Apakah kau tidak mau bercinta denganku?"

Dimanja 2 Suami (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang