Demian berdiri menunggu Jamie kembali membawa Christian. Kemudian tatapannya beralih ke dalam kamar dimana Jamie tadi baru saja keluar. Dia bisa melihat Julliana duduk di atas ranjang dengan tubuh penuh luka dan ekspresi wajah yang begitu sedih. Ini pertama kalinya Demian melihat wanita yang menjadi korban Leigh dan Andreas. Dia hanya mendengar kondisi wanita itu dari anak buahnya saja.
Namun detik berikutnya Demian memicingkan matanya melihat wanita itu bergerak turun dari atas ranjangnya. Seketika tubuhnya menegang melihat Julliana mengambil pecahan gelas di lantai. Segera Demian masuk ke dalam ruangan itu. Dia menahan kedua tangan wanita itu untuk menghentikan aksi bunuh dirinya.
"Apa kamu sudah gila, HUH? Bagaimana bisa kamu berpikir untuk mengakhiri hidupmu?" bentak Demian.
Julliana meronta berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman tangan pria itu. "Lepaskan aku. Aku mohon jangan sakiti aku."
Demian terkejut mendengar ucapan Julliana. Dia sama sekali tidak menyakiti wanita itu. Dia bahkan berusaha menghentikan wanita itu untuk mengakhiri hidupnya. Kemudian Demian teringat dengan apa yang sudah dilakukan Andreas pada Julliana. Dia pun mulai memahami alasan Julliana ketakutan seperti itu. Bahkan tubuhnya menggigil seperti orang kedinginan.
Akhirnya Demian melepaskan satu tangan Julliana. Lalu dia mengambil pecahan gelas dari tangan wanita itu. Setelah tangan wanita itu aman, barulah pria itu melepaskan tangannya. Segera Julliana beranjak naik ke atas ranjang dan meringkuk takut.
"Ada apa ini, Demian?"
Suara itu membuat Demian menoleh. Dia bisa melihat Jamie datang bersama dengan petugas kebersihan. Jamie membiarkan petugas kebersihan itu membersihkan pecahan gelas yang berserakan di lantai.
"Sebaiknya kamu jangan meninggalkan wanita itu dengan benda-benda berbahaya, Jamie." Damien menghela nafas lega melihat Jamie.
"Memang kenapa?" bingung Jamie.
"Karena dia baru saja ingin bunuh diri menggunakan pecahan gelas itu." Demian menunjuk ke arah pecahan gelas yang sedang dibersihkan.
Jamie tidak menyangka jika Julliana akan melakukan hal itu. Padahal dirinya hanya meninggalkan wanita itu dalam hitungan menit. Kemudian tatapan Jamie tertuju pada Julliana yang duduk memeluk lututnya dan berusaha untuk bersikap waspada. Sepertinya kondisi Julliana jauh lebih parah dibandingkan dengan apa yang dipikirkannya. Kemudian tatapan Jamie kembali pada Demian.
"Terimakasih, Demian. Kamu sudah menolongnya," ucap Jamie dengan tulus.
Demian menganggukkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Aku kebetulan melihatnya. Beruntung aku datang kemari. Jadi di mana Christian?"
"Christian sedang menjaga Batari. Dia jatuh pingsan saat menjaga Julliana." Jamie menjelaskan.
"Aku pikir hal ini memang sangatlah berat untuk istri kalian. Kalau begitu aku akan menemui Christian besok. Sampai jumpa, Jamie." Demian menepuk bahu pria itu sebelum akhirnya berjalan pergi meninggalkan ruangan itu.
Namun saat Demian berjalan melewati pintu, pria itu menoleh dan melihat ke arah Julliana yang masih menggigil ketakutan. Ada sesuatu yang mengganggu pikiran pria itu. Namun dia berusaha untuk menyingkirkan hal itu dan bergegas pergi.
***
Kevin dan Amanda datang mengunjungi menantunya setelah mendengar kabar dari putra sulungnya. Mereka juga sudah mendengar apa yang terjadi pada sahabat Batari. Dan terkejut karena Leigh Gardenia bisa bertindak sejauh itu hanya untuk menyakiti menantu mereka.
Sayangnya saat pasangan itu mengunjungi kamar di mana Batari dirawat, mereka bisa melihat menantu mereka masih terlelap.
"Maafkan aku, Pa, Ma. Batari baru saja bisa tidur. Dia terlihat begitu lelah." Christian mengajak orang tuanya duduk di sofa.
Amanda meraih tangan putranya yang tampak begitu pucat karena tubuhnya kelelahan mengurus semuanya. "Tidak apa-apa, Christian. Kami tidak mau mengganggu istirahat Batari. Dia pasti sudah melewati hal yang buruk."
"Bagaimana dengan kondisi teman Batari?" tanya Kevin.
Christian menghela nafas berat. "Jamie mengatakan jika kondisi fisik Julliana sudah jauh lebih baik. Tapi tidak dengan mentalnya. Berulang kali Julliana berusaha untuk bunuh diri dan dia juga ketakutan terhadap pria yang berada di sekitarnya. KArena itulah Jamie mengatur pengawal wanita untuk menjaganya."
"Kasihan dia! Aku yakin Batari juga merasa bersalah dengan apa yang terjadi pada Julliana." Amanda menatap Batari yang tidur di atas ranjang.
"Aku berusaha membuat Batari untuk tidak menyalahkan dirinya sendiri, Ma." Christian ikut menatap ke arah istrinya.
"Lalu di mana Jamie sekarang?" tanya Kevin tidak melihat putra keduanya.
"Jamie sedang pulang untuk mengambil beberapa keperluan kami. Setelah dia kembali aku akan pergi ke perusahaan sebentar untuk mengambil beberapa file penting agar aku bisa mengerjakannya di sini." Christian memberikan penjelasan.
Amanda menyentuh pipi putranya. "Kamu harus makan dan tidur teratur, Christian. Jaga kesehatanmu. Karena saat ini Batari sangat membutuhkanmu dan Jamie."
Christian menganggukkan kepalanya. "Ya, Ma. Aku pasti akan menjaga kesehatanku dengan baik. Karena aku harus menjaga Batari."
Tatapan Christian tertuju pada istrinya yang masih berbaring di atas ranjang. Dia berharap kondisinya semakin membaik.
***
Di dalam sebuah rumah kecil dan sedikit kumuh, seorang bocah laki-laki berjalan menuju menghampiri sebuah pintu. Kakinya yang tidak mengenakan alas kaki membuatnya menjadi kotor. Bocah laki-laki itu hanya mengenakan kaos abu-abu lusuh yang sudah kebesaran. Bahkan rambutnya yang panjang tidak dipotong dengan rapi.
Langkah kaki bocah itu pun berhenti di depan pintu berwarna coklat yang sudah kotor. Kemudian dia mengulurkan kedua tangannya untuk meraih gagang pintu dan membukanya. Tatapannya tertuju pada wanita yang berbaring di atas ranjang. Kaki-kaki mungilnya melangkah menghampiri ranjang itu. Dia bisa melihat wanita itu memejamkan matanya. Bocah laki-laki itu mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah wanita itu. Namun saat tangan mungilnya menyentuh pipi wanita itu, tiba-tiba wanita itu membuka matanya.
"JANGAN SENTUH AKU, BRENGSEK! JANGAN SENTUH AKU!" wanita itu langsung berteriak-teriak histeris membuat bocah laki-laki itu melangkah mundur dan ketakutan.
Bahkan wanita itu melemparkan semua benda ke arah bocah laki-laki itu. Ketakutan, bocah laki-laki itu langsung berlari keluar. Dia bersembunyi di bawah meja dan menutup telinganya karena ketakutan.
***
Siapa kira-kira bocah laki-laki ini? Ada yang bisa menebaknya?
Oh, ya. Quin mau memperkenalkan cerita baru. Judulnya 'Cinta Diantara CEO & Dokter'. Tapi cerita ini akan menguras emosi. Jadi sebaiknya yang tidak kuat membaca, jangan baca.
Sesuai judulnya ceritanya menceritakan tentang Abby yang terjebak cinta diantara CEO dan Dokter. Abby yang harus mengalami pengalaman buruk dalam rumah tangga harus mendapatkan cobaan lebih berat dari Tuhan. Namun dia dipertemukan dengan dokter yang membuat hatinya goyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimanja 2 Suami (21+)
Romansa❎ PERINGATAN ❎ Cerita ini mengandung adegan dewasa yang memiliki taraf lebih tinggi. Jadi hanya diperuntukkan bagi yang kuat membaca. ❎Yang usianya masih kecil dilarang baca ❎Merasa dirinya suci jangan dibuka ya ❎Bagi yang lemah jantungnya tolon...