Aku nulis abis update chapter sebelumnya tapi kapan dipubnya gatau deh. Hehe.
. . . .
Sementara di Korea sana, Junkyu masih saja gelisah bahkan setelah dapat konfirmasi bahwa sang pacar udah diantar sampai rumah oleh Haruto.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Junkyu beneran kalut sekarang, gak pernah dia bikin kamu sampe semarah ini. Ya Junkyu juga mengakui kok, kalo ini salahnya juga. Harusnya dia bilang dari awal kalo salah satu temennya itu cewek.
Junkyu menghela nafas sambil memijat pelipisnya. Jadi mendadak pening dia ngeliat ceklis dua di room chat kamu belum juga berubah biru.
"Wae?" Tanya Jaehyuk, melihat sahabatnya dari tadi berkali-kali menghela nafas dengan raut wajah frustasi.
Mengintip sedikit ke Hp Junkyu, Jaehyuk menebak jika sang sahabat sedang diabaikan pacarnya.
"Dia tidak menjawab pesanmu?" Tanyanya, sambil memasukan sesuap daging ke dalam mulutnya.
Junkyu mengangguk kecil. "Ya, sejak tadi pagi."
"Eoh? Bukankah tadi pagi kalian baru saja melakukan Videocall?" Dohye ikut bertanya.
Junkyu kembali menganggukan kepalanya. "Ya, sesuatu membuatnya marah."
Dohye mengangguk mengerti, tidak heran saat memutuskan videocall tadi pagi dia agak merasa raut wajah pacar sang sahabat agak berbeda. Begitu juga dengan Junkyu, bahkan saat di mobil pun cowok itu lebih banyak diam dan sering kali mengecek HP-nya.
Tapi...
"Tunggu." Perkataan Dohye membuat kedua teman cowoknya itu menaruh atensi padanya.
"Apa.... Karena aku?" Dohye menunjuk dirinya sendiri.
Jaehyuk mengernyit, sementara Junkyu mengalihkan pandangan dan meminum sodanya.
"Yaaa! Jawab aku Kim Junkyu!" Desaknya, merasa kesal karena Junkyu mengabaikan pertanyaannya.