Eight

11.6K 1K 77
                                    

Disini sekarang jaemin, renjun, dan Doyoung berada. Disalah satu rumah sakit paling besar di Amsterdam dan telah berada di ruangan dokter stef yang memang sangat handal sekali.

"Maaf nyonya Jung, kau bisa duduk dulu. Saya akan memeriksa keadaan mata Anda." Ucap stef dan renjun melakukannya di bantu oleh jaemin lalu stefpun mengambil senter dan memeriksa mata itu tapi renjun sama sekali tidak terganggu karena tidak ada cahaya yang akan menyilaukan bagi matanya itu. Semuanya telah pergi ntah kenapa, yang ada hanya kegelapan abadi. Dan dia sangat takut kalau nantinya semua yang telah dilakukan oleh jaemin akan menjadi sia-sia. Dia tidak mau jaemin membuang uang secara sia-sia untuk pengobatannya yang mungkin tidak akan memberikan hasil apapun.

Stef telah selesai mengecek keadaaan mata itu, lalu diapun duduk di kursinya dengan jaemin yang menunggu dan Doyoung yang membantu renjun turun. Renjun jelas tau kalau itu bukan jaemin tapi dia hanya diam saja dan berpikir kalau dia di bantu oleh perawat di rumah sakit itu.

"Bagaimana stef?" Tanya jaemin menggunakan bahasa Amsterdam asli karena dia tidak mau kalau sampai berita itu buruk dan akan membuat pemuda mungil itu pesimis seketika.

"Ini benar-benar sangat buruk tuan Jung, obat yang masuk pada tubuh nya benar-benar bereaksi dengan sangat cepat. Saraf matanya telah rusak sepenuhnya. Yang bisa kita lakukan sekarang hanyalah sebuah operasi. Tapi, untuk mendapatkan donor mata itu, akan sangat lama tuan." Ucap stef.

"Lakukan apapun. Tolong Carikan donor mata itu secepatnya untuk renjun." Ucap jaemin.

"Saya akan melakukannya tuan Jung. Kita punya banyak kolerasi dengan rumah sakit lainnya. Nanti kalau ada donor mata maka saya akan langsung mengabari Anda." Ucap stef.

"Bagaimana Hyung?" Ucap renjun yang telah duduk disebelah jaemin dengan bantuan Doyoung.

"Kau baik-baik saja. Matamu akan segera sembuh." Bohong jaemin sembari menggenggam tangan yang sangat pas pada genggamannya itu.

"Benarkah? Syukurlah." Ucap renjun dengan sangat antusias dan tersenyum bahagia.

Jaemin tidak tega jika harus mengatakan yang sesungguhnya pada renjun, karena pemuda itu sangat bahagia sekali. Dia bersumpah pada dirinya sendiri, kalau dia akan melakukan hal buruk pada orang yang telah tega melakukan semua ini pada renjun. Lihat saja. Jaemin pasti akan membalas perbuatan orang itu.

"Kami permisi kalau begitu dokter." Ucap jaemin menggunakan bahasa Inggris agar renjun bisa mengerti dan merekapun pergi dari rumah sakit itu.








































_____________






































Yi Yang tengah berada di salah satu cafe untuk bertemu dengan temannya yang memberikan obat padanya itu, bernama nako.

"Hai. Apa kau sudah lama menunggu?" Ucap nako tersenyum lalu duduk dihadapan yi yang.

"Tidak juga." Ucap yi yang datar.

"Kau kenapa lagi kali ini? Bukankah aku sudah memberikan apa yang kau minta?" Ucap nako bingung pada temannya itu.

"Apa kau yakin obat itu dapat bereaksi dengan cepat?" Ucap yi yang penasaran.

"Tentu saja. Bahkan obat itu akan langsung merusak saraf mata dengan sangat parah selama 1X24 jam." Ucap nako dan senyum terkembang pada wajah yi yang karena setidaknya adik bungsunya itu tidak akan mendapatkan kesembuhan apapun.

"Sekarang apa lagi yang terjadi padamu?" Ucap nako bingung.

"Tidak ada." Ucap yi yang tersenyum.

DIJODOHIN (jaemren) END!✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang