Fourty Five

6.8K 662 22
                                    

Sudah dua hari semenjak Mina tiada, sekarang jaemin dan renjun sedang sarapan dengan yang lainnya. Mereka melihat Mark yang benar-benar kacau begitu pula dengan hyewon. Tapi, sungchan tetap tidak percaya kalau hyungnya bisa seterpukul itu karena dia sudah terlanjur kecewa atas apa yang dilakukan oleh hyungnya itu.

"Mark, jangan terus seperti ini kau punya Hyuna. Kembalilah bekerja agar kau bisa sedikit melupakan kejadian ini" Ucap jaehyun.

"Aku tidak tau dad. Aku belum bisa untuk kembali bekerja. Aku takut mengacaukan semuanya." Ucap Mark.

"Mark Hyung, kau tidak sendirian. Ada keluargamu disini. Mina noona pasti akan sangat sedih jika melihat kau seperti ini Hyung." Ucap renjun yang menatap Mark, tapi dia hanya diam saja.

"Jaemin maaf karena kau harus kerepotan di perusahaan." Ucap Mark datar pada adiknya itu.

"Tidak masalah Hyung. Sayang kau ingin ikut?" Ucap jaemin menatap renjun.

"Tidak. Aku harus kembali bekerja. Hyung bisa mengantarkanku ke galery mommy ten." Ucap renjun tersenyum.

"Baiklah " Ucap jaemin tersenyum hanya pada renjun.

"Bunbun."

"Ada apa Hyuna?" Ucap renjun tersenyum menatap keponakannya itu.

"Bisakah aku ikut dengan bunbun ke tempat kerja bunbun?" Ucap Hyuna menatap renjun.

"Hmm. Baiklah " Ucap renjun tersenyum dan Hyuna juga ikut tersenyum kecil.

"Hyewon? Makan yang banyak. Kau tidak boleh sampai sakit nantinya." Ucap taeyong melihat adik dari mendiang menantunya itu.

"Mommy. Aku nanti pamit keluar sebentar." Ucap hyewon dan itu membuat jaemin penasaran dan mengirimkan pesan pada Yangyang dan Kun untuk mengikuti hyewon dan Doyoung untuk menjaga renjun dari jauh nantinya.

"Hmm. Ingat jika terjadi sesuatu beritahu mommy atau Daddy. Atau kau mau ditemani oleh sungchan saja." Ucap taeyong.

"Tidak perlu mommy, aku ingin sendiri." Ucap hyewon dan taeyong hanya tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.

"Kami berangkat mom, dad, semuanya." Ucap jaemin datar lalu diapun pergi dengan renjun dan Hyuna.

Mark hanya melihat anaknya yang pergi dengan adik dan adik iparnya itu. Lalu melihat ponselnya.

Yiyang.

Mari bertemu sekarang. Kalau kau tidak mau maka aku akan mengatakan tentang kehamilanku ini pada semua orang, dan mari kita lihat reaksi orangtua juga keluargamu.

Mark benar-benar kesal pada yiyang, dia sangat ingin sekali membunuh wanita licik itu.

"Mommy, Daddy, aku akan jalan-jalan sebentar nanti. Mungkin aku bisa sedikit lebih tenang dan menerima semua ini." Ucap Mark.

"Hmm. Lakukanlah " Ucap taeyong.

"Apa lagi yang akan kau lakukan Hyung?" Batin sungchan.






















At. Galery ten.

Jaemin tersenyum pada istrinya lalu diapun mengelus kepala renjun.

"Hati-hati dan jika sudah selesai langsung hubungi aku. Jangan kelelahan mengerti injunie?" Ucap jaemin tersenyum.

"Iya Nana Hyung, aku mengerti." Ucap renjun tersenyum dan Hyuna cukup senang melihat Paman dan bibinya itu. Ntah kenapa hatinya menghangat melihat kedua orang itu.

Cup.

Hyuna langsung mengalihkan pandangannya.

"Nana Hyung malu ada hyuna." Cicit renjun.

"Dia mengalihkan pandangannya." Ucap jaemin dan renjun melihat kearah hyuna.

"Tetap saja." Cicit renjun semakin malu.

"Cium aku." Bisik jaemin.

Cup.

Renjun mencium jaemin sekilas lalu diapun langsung keluar dari mobil lebih dulu.

"Hati-hati dijalan Paman." Ucap Hyuna lalu turun mengejar bunbunnya itu. Dan jaemin hanya mengangguk sebagai jawabannya lalu diapun segera pergi dari galery itu.



































At. Jung corp.

Jaemin masuk dengan wajah datarnya lalu diapun langsung menuju ruangannya dan melihat kedua asistennya Jay dan Jake masuk dan membungkuk.

"Ada apa?"

"Presdir, mengenai kematian kakak ipar Anda itu bukan hanya karena pendarahan tapi karena racun. Ini racunnya." Ucap Jake karena memang jaemin menyuruh asistennya menyelidiki kematian kakak iparnya yang penuh kejanggalan itu.

"Siapa kira-kira yang memberikan racun ini?" Ucap jaemin menatap datar Jake.

"Saya masih mencoba mencari tahunya Presdir " Ucap Jake.

"Teruskan. Lalu ada apa denganmu Jay?"

"Saya mendapatkan sesuatu yang janggal Presdir."

"Katakan."

"Sepertinya orang yang memberikan racun ini adalah orang yang sama dengan orang yang meracuni istri Presdir, itu berdasarkan penyelidikan wakil ceo Choi bomin " Ucap Jay.

"Maksudmu Nakamoto yiyang?"

"Iya Presdir."

"Apa kau menemukan kejanggalan yang lain?"

"Nakamoto yiyang tengah mengandung saat ini, dan terakhir kali dia pergi cek bersama dengan kekasihnya."

"Siapa kekasihnya?"

"Apa Presdir serius ingin tau?" Takut Jay.

"Katakan dan jangan bertele-tele, karena aku tidak suka kau bertele-tele begini." Datar jaemin.

"Dia berkencan dengan direktur Mark." Ucap Jay menunduk.

"Apa maksudmu?" Kaget jaemin.

"Maafkan saya Presdir, sebenarnya wakil ceo Choi mengatakan untuk tidak memberitahumu terlebih dahulu. Tapi, saya malah mengingkarinya. Ini adalah buktinya." Ucap Jay lalu memberikan foto Mark dan yiyang yang memasuki ruang dokter kandungan. Jaemin meremas foto itu lalu menatap kedua asistennya itu.

"Keluar " datar jaemin lalu kedua asisten itu langsung pergi.

"Apa yang kau lakukan Mark hyung." Batin jaemin dengan kemarahan yang sangat besar saat ini.







































🌈🌈🌈















Up nih reader-nim😁
Gimana suka gak sama kelanjutannya?🙄
Semoga suka ya😁
Jangan lupa votement nya ya😁
Alurnya di percepat karena akan end segera mungkin ya reader-nim😁
Jangan lupa jaga kesehatan😁
Mungkin dalam beberapa chap akan tamat😁
We love you💚😍😘

DIJODOHIN (jaemren) END!✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang