fin.

1K 132 11
                                    

Saat aku meletakkan pena buluku, tanganku terasa kaku dan kram.

Aku sudah mengisi tumpukan kertas dengan kata-kata dari cerita kami - dengan semua yang bisa aku ingat. Draco membantu, berkontribusi di mana pun ia bisa, dan bersama kami sudah mendokumentasikan seluruh momentum dan emosi.

Suatu hari, kami akan membutuhkannya. Bahkan walaupun tidak ada yang mencoba untuk mengambil ingatan kami lagi. Suatu hari saat kami sudah tua, pikiran kami akan rusak.

Menjaga kenangan kami dalam botol tidak cukup untukku. Tidak cukup untuk mengeluarkannya dan meletakkannya di tempat yang aman; tidak setelah semua yang telah kami lalui. Tapi semuanya ada dalam tulisan sekarang, dan itu yang bisa kulakukan.

Pondok ini kecil, tapi itu yang kami butuhkan. Jendela besar yang menghadap ke laut. Selimut rajut dan bantal-bantal halus, di sofa dekat kaca, di mana kami duduk. Draco tenggelam dalam sebuah buku, kaki panjangnya mengisi sofa seiring ia membaca.

Aku melangkah mendekat, dan memeluknya. Draco meletakkan bukunya dan menarikku ke sisinya.

"Cerita kita selesai di sini," aku berkata. "Di pondok ini, sebagaimana kita merencanakannya."

"Belly," kata Draco. Lengannya melingkar di pinggangku, dan ia membalikkan tubuh kami - memundurkan tubuh kami agar kami dapat melihat ke luar jendela, ke arah laut. "Belly, cerita kita baru saja dimulai."

Teruntuk Draco, part 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang