15. Tentang Zulfa

2.9K 226 47
                                    

Vote terlebih dahulu 🙏


📚 HAPPY READING 📚

Vote terlebih dahulu 🙏••📚 HAPPY READING 📚••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



ِسْمِ اللَّهِ لرَّحْمَنِ لرَّحِيْمِ

•••

"Ketika seorang suami dan istri saling berpandangan dengan penuh cinta, Allah melihat mereka dengan belas kasih." - HR. Bukhari

🍁

Rintik hujan yang mengguyur kabupaten Jombang pagi ini membuat para manusia langsung berhamburan mencari tempat ternyaman untuk berteduh. Hal yang juga dilakukan oleh Safwa. Ia berlari dengan tas yang ia gunakan untuk menutupi kepalanya dari guyuran hujan. Ia memang sempat naik angkot, tetapi harus berhenti karena mogok.

Sepertinya memang benar, ini adalah akibat Safwa yang tidak menurut dengan suami. Tadi pagi Albizar sudah melarangnya untuk pergi ke toko sendiri. Meminta Safwa untuk menunggu Albizar sepulang dari Pesantren. Namun, Safwa tetap kekeh untuk pergi, dan sekarang dirinya malah terjebak dengan hujan yang semakin deras.

Safwa menghela nafasnya. Mencari benda canggih berbentuk persegi dari dalam tas. Ia mencoba menghubungi suaminya.

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif. Cobalah beberapa saat lagi ....

Safwa mendengus, sepertinya Albizar memang sedang sibuk mengajar. Akhirnya ia memutuskan untuk berteduh di depan sebuah kafe dan menunggu hujan reda. Nanti dirinya akan kembali mencari ojek untuk mengantarkannya ke toko Millenial Bakery.

Seorang perempuan keluar dari dalam kafe. Sejak melihat kedatangan Safwa di depan kafe, perempuan itu tidak lepas memperhatikannya.

"Permisi," sapanya pada Safwa yang tengah melamun menatap rintik hujan.

Safwa mendongak, perempuan di hadapannya tersenyum menatap dirinya. Safwa menyipitkan matanya, seperti kenal dengan perempuan di hadapannya saat ini.

"Mbak ...." Otaknya berpikir, mencoba mengingat pemilik nama si perempuan.

"Zulfa," jawab perempuan itu membantu Safwa mengingat dirinya.

"Ah, iya. Mbak Zulfa yang waktu itu ketemu di minimarket, kan? Aduh ... maaf saya lupa, Mbak," ucap Safwa merasa tidak enak.

"Enggak apa-apa. Oh, iya, kamu mau kemana?" tanya Zulfa saat melihat Safwa terlihat rapi.

"Mau ke toko saya, Mbak."

"Kamu kerja?" tanyanya lagi.

Safwa mengangguk, tidak mengatakan bahwa toko yang ia maksud adalah miliknya.

"Tokonya di mana? Aku anter sekalian, yuk. Kebetulan aku juga mau pulang," ajak Zulfa menunjuk sebuah mobil yang terparkir di depan Kafe.

"Ah, nggak usah, Mbak. Biar aku tunggu sampai reda aja."

KALAM RINDU "Untuk Safwa" [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang