26. Untuk Safwa [END]

7.4K 294 55
                                    

Vote terlebih dahulu 🙏



📚 HAPPY READING 📚

بِسْمِ اللَهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

بِسْمِ اللَهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

•••

"Merindu yang paling sakit adalah saat rindu pada yang telah tiada"

🍁

Albizar duduk di atas kursi roda dengan menghadap keluar jendela. Entah apa yang ia lihat, karena yang ia rasakan hanyalah gelap.

Butiran bening tiba-tiba jatuh membasahi pipinya. Mengetahui fakta dari pengakuan Zulfa membuat hatinya hancur. Ia salah besar karena terlalu percaya begitu saja dengan perempuan itu.

Mengingat kembali pengakuan Zulfa membuat ia merasa menjadi lelaki paling jahat. Bagaimana bisa dirinya lebih percaya dengan perempuan lain daripada istrinya sendiri.

Tadi sore Zulfa datang menemui dirinya.

"Zar, kamu serius mengalami kebutaan?" tanya Zulfa pada Albizar.

Albizar mengangguk samar. "Iya. Aku mengalami kebutaan permanen, Fa."

Setelah Albizar mengatakan itu, terdengar helaan napas kasar dari Zulfa.

"Aku mau ngomong sesuatu sama kamu." Kalimat yang dilontarkan oleh Zulfa membuat Albizar mengangguk.

"Ngomong aja, Fa."

"Sebenarnya-selama ini aku suka sama kamu, Zar. Perasaan yang dulu itu masih ada sampai sekarang." Albizar cukup terkejut mendengar pengakuan Zulfa. Semasa sekolah dulu ia memang tahu tentang Zulfa yang menyukainya, tapi tidak menyangka jika sampai sekarang gadis itu masih memiliki perasaan padanya.

"Aku juga udah ngelakuin semuanya buat kamu, biar kamu sama Safwa bisa pisah."

Albizar menegakkan tubuhnya, terkejut dengan pengakuan Zulfa. "Apa maksud kamu?" tanya Albizar.

"Iya, awalnya aku pengen kamu sama Safwa cerai ...."

"Tapi, ngelihat kondisi kamu sekarang yang kayak gini, aku nggak bisa terus suka sama kamu, kan? Nggak mungkin perempuan cantik dan sempurna seperti aku suka dengan laki-laki buta seperti kamu," ucap Zulfa tanpa rasa kasihan. Perkataannya mampu melukai hati Albizar.

"Aku memang buta, Fa. Tapi nggak perlu kamu mengatakan hal seperti itu di depanku!! Aku juga nggak minta kamu buat suka sama aku, karena aku juga sama sekali tidak mencintaimu!!" balas Albizar dengan amarah yang bergejolak.

Zulfa mengerucutkan bibirnya kesal. Merasa malu mendengar jawaban dari Albizar.

"Apa kamu juga yang udah kirim kado ke rumahku waktu itu? Kamu juga yang fitnah Safwa dan Kinaan?"

KALAM RINDU "Untuk Safwa" [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang