25.Mata Cinta

3.3K 202 30
                                    

Vote terlebih dahulu 🙏


📚 HAPPY READING 📚

Vote terlebih dahulu 🙏••📚 HAPPY READING 📚••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

•••

"Cinta yang tulus adalah ketika kau disakiti berulang kali, tetapi kau tetap berharap yang terbaik untuknya."

🍁

Kinaan duduk di bangku taman, sejak tadi ia menahan amarah yang telah bergejolak di dalam hatinya. Ia mengepalkan tangannya hingga kuku-kuku jarinya terlihat memutih.

Kinaan melihat semuanya, saat Albizar memaki Safwa hingga menalak gadis itu. Jujur saja, ia sangat merasa bersalah. Karena perbuatannya membuat hancur rumah tangga Safwa dan Albizar.

"Argghhhh." Kinaan mengacak rambutnya frustrasi.

"Kenapa lo nyuruh gue ke sini?"

Kinaan mendongak, menatap wajah perempuan yang terlihat sangat lugu di hadapan orang-orang. Namun, sangat keji ketika di belakang.

"Lo munafik!" ucap Kinaan pada perempuan itu.

Mendengar hinaan dari Kinaan, perempuan itu menatap tajam ke arah Kinaan.

"Perempuan ular yang sebenarnya itu elo, Zulfa," maki Kinaan pada gadis itu.

Iya, saat ini Kinaan sedang bertemu dengan Zulfa. Bukan tanpa alasan Kinaan mengajak Zulfa bertemu. Karena perempuan itulah yang dulu mengajaknya bersekongkol untuk menghancurkan rumah tangga Safwa dan Albizar. Zulfa adalah dalang dibalik semua masalah yang hadir dalam rumah tangga Safwa dan Albizar.

Kinaan mengingat pertemuannya beberapa saat lalu dengan Zulfa. Di mana gadis itu menyusun rencana dengan sedemikian rupa untuk mewujudkan ambisinya.

"Lo udah keterlaluan, Fa. Yang lo lakuin ke Safwa itu sama sekali nggak manusiawi."

"Lo bikin mental Safwa down, Fa. Lo bukan cuma ngehancurin rumah tangga Safwa dan Albizar, tapi lo juga udah hancurin hidup Safwa, perempuan yang gue sayang," ucap Kinaan dengan nafas memburu.

Zulfa memutar bola matanya. "Nggak usah munafik, deh. Lo juga seneng, kan, kalau Safwa sama Albizar cerai."

"Gue nggak sama kayak lo." Kinaan menggelengkan kepalanya.

"Kita sama, Nan. Lo nggak usah munafik, deh, jadi orang. Setelah ini, kan, lo bisa deketin Safwa lagi, sedangkan gue bisa deketin Albizar. Impas, kan? Sama-sama untung."

"Gue nyesel udah mau sekongkol sama orang kayak lo," ucap Kinaan menatap Zulfa dengan tatapan tak percaya.

"Terserah lo! Tapi, yang pasti gue udah puas banget bikin rumah tangga mereka hancur. Dan, sebentar lagi Albizar bakal jadi milik gue," ucap Zulfa tersenyum kemenangan.

KALAM RINDU "Untuk Safwa" [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang