24. Celaka

3.2K 177 55
                                    

Vote terlebih dahulu 🙏

📚HAPPY READING 📚


بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

•••

"Kunci keharmonisan dalam rumah tangga adalah kepercayaan. Namun, saat hal itu telah hilang, bersiaplah terguncang rumah tangga itu."

🍁

Albizar masuk ke dalam rumah sakit. Sebelum itu ia berhenti di bagian informasi untuk menanyakan di mana ruang rawat inap Safwa.

Setelah mendapatkan informasi tentang Safwa, Albizar langsung bergegas menuju ruangan yang disebutkan oleh suster.

Albizar memasuki lift yang kosong, seperti hatinya saat ini juga terasa kosong. Ia tidak bisa menjabarkan bagaimana perasaannya saat ini. Yang ia rasa hanya ketidak percayaan dengan apa yang ia dengar tentang kondisi Safwa. Kritis? Keguguran? Bagaimana bisa?

"Semoga baik-baik saja,Saf?"

Ting!

Pintu lift terbuka, Albizar keluar dan menyusuri lorong-lorong untuk mencari ruangan Safwa.

Melihat keberadaan Umi serta keluarganya,Albizar segera berlari menghampiri.

"Umi, Safwa kenapa? Safwa baik-baik aja, kan? Terus, sekarang dia ada di mana?" tanya Albizar yang terlihat begitu khawatir.

"Kamu tenang dulu, Al. Safwa tadi sempat kritis, tapi sekarang kondisinya sudah baikan."

"Alhamdulillah...." Albizar mengusap wajahnya.

"Safwa ada di dalam, dia lagi istirahat."

"Aku pengen ketemu sama dia," ucap Albizar tak sabar.

Umi Khadijah mengangguk. " Masuk saja, tapi kamu yang tenang, ya, Le."

Albizar mengangguk, kemudian masuk ke dalam ruangan. Melihat Safwa yang terbaring lemah di atas brankar.

"Sayang," panggil Albizar pelan, membuat Safwa menoleh.

"Sayang, aku-"

"Enggak!" teriak Safwa menangis.

"Pergii ... Aku mau sendiri," ucap Safwa mengalihkan tatapannya.

KALAM RINDU "Untuk Safwa" [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang