5. Mahligai Rumah Tangga

5.1K 423 88
                                    

Vote terlebih dulu🙏

📚HAPPY READING📚

بِسْمِ للّٰهِ لرَّحْمَنِ لرَّحِيْمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

بِسْمِ للّٰهِ لرَّحْمَنِ لرَّحِيْمِ

•••

"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah, Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang."

🍁

"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq."

Suara Albizar yang tegas dalam mengucapkan ijab kabul mampu menggetarkan hati siapa pun yang mendengarnya. Pengucapan ijab kabul pun dilakukan Albizar dalam sekali tarikan nafas.

"Bagaimana para saksi?" Penghulu menanyakan keabsahan ijab kabul kepada para saksi dan wali yang hadir.

"SAH!"

"Alhamdulillahi rabbil 'Aalamiin"

Safwa melihat prosesi akad nikah lewat layar laptop di dalam kamarnya, dengan di dampingi oleh Dinda dan Ning Annisa. Ia memilin bajunya pelan, rasa gugupnya yang tadi membuncah kini sedikit mereda setelah mendengar Albizar mengucapkan ijab kabul dengan begitu lancar. Setetes cairan bening lolos dari mata indah milik Safwa. Ya, Safwa menangis haru.

Safwa telah sah menjadi istri dari seorang Albizar Risky Al Yazid. Dan kini, surganya telah berpindah pada suaminya. Sebagai wanita solehah, ia harus taat dan berbakti kepada sang suami.

Acara akad nikah yang digelar di kediaman keluarga Arsad jauh dari kata mewah. Tidak ada pesta maupun resepsi, karena hanya akan ada akad nikah yang digelar sederhana, dengan hanya dihadiri oleh beberapa kerabat dekat saja.

Pintu dibuka, Diana dan Nyai Khadijah masuk ke dalam kamar Safwa. Mereka berdua akan menjemput Safwa untuk turun menuju tempat pelaminan.

"Bunda-" Safwa langsung berhambur memeluk Diana.

"Anak Bunda udah jadi istri orang, ya," ucapnya mengelus kepala Safwa.

Hiks

"Loh, kok nangis," ucap Diana yang terkejut karena melihat putrinya menangis.

"Aku nggak mau pisah sama Bunda, hiks."

"Kamu itu cuma nikah, bukan mau minggat. Nanti bisa main ke sini kalau kangen sama Bunda," ucap Diana menenangkan Safwa.

"Hiks ... nggak mau ... hiks."

Dinda yang melihat itu pun ikut panik. "Eh, udah jangan nangis terus, dong. Riasan kamu bisa rusak nanti," celoteh Dinda yang heboh sendiri.

KALAM RINDU "Untuk Safwa" [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang