Boboiboy, milik MONSTA
.
.
.Because We're Family, milik saya MiChan99
Murni milik saya, hasil pemikiran saya yang terinspirasi dari berbagai cerita yang saya baca.
.
.
.
Element siblings, alien dan robot saya jadikan manusia,.
.
.
Warning:
Typo dimana-mana, tulisan berantakan, danYang lebih penting silahkan tinggalkan tulisan ini jika kalian tidak suka, jangan dipaksakan nanti kalian sakit hati.
.
.
.
.
.
.
.
.Saya sudah memperingatkan kalian lho, jadi tanggung masing-masing yah.
Saya tidak bertanggung jawab atas apa yang akan terjadi dengan kalian.
.
.
.
.
.-----------------
-------------------
Panas, membakar, mematikan, dan menyakitkan.
Begitu banyak definisi untuk menggambarkan api.
Api sangat mudah dijumpai, diciptakan, dan sangat sulit dipadamkan jika sudah membesar.
Tapi
Bukankah api itu ada karena manusia?
Mereka menyalakan api untuk keperluan mereka, seperti memasak, membakar sampah, sebagai alat penerangan dan berbagai hal.
Namun kadang manusia sering lalai hingga mengakibatkan hal yang tak diinginkan.
Dan ketika itu terjadi mereka akan menyalahkan si pembuatan bencana, tanpa menyadari kalau bencana itu datang karena ulah mereka sendiri.
Jadi api itu berbahaya,
Api itu bermanfaat,
Kesimpulan dari api itu sendiri tergantung cara memanfaatkannya.
_________________________________________________
"Atok tenang saja Gempa hanya melakukan apa yang harus dilakukan seorang kakak. Sekarang atok istirahat, ini udah larut malam" ujar Gempa seraya meninggalkan sang kakek.Sementara tok Aba hanya diam sambil menatap punggung Gempa yang mulai menjauh,
"Hah jika keenam saudaramu berhasil kau kembalikan, bagaimana dengan dirimu sendiri Gempa. Akan kah kau bertahan dengan kebohongan yang ada di hidupmu" gumam tok aba sambil melangkah menuju kamarnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Nah Blaze sekarang kau istirahat, jangan pikirkan apa-apa biarkan otakmu bersantai, jangan lakukan hal yang tidak berguna, lalu..." seru Taufan panjang lebar,
"Iya aku paham, sekarang bisakah kakak keluar dari kamarku" usir Blaze yang mulai jenuh dengan Taufan.
"O-ke" seru Taufan sambil melangkah keluar,
"Ah...iya Blaze kalau butuh sesuatu jangan sungkan untuk meminta bantuan ku yah" tambah Taufan sebelum benar-benar keluar dari kamar Blaze.
Hening
Itulah yang Blaze rasakan setelah Taufan keluar dari kamar nya, dengan perlahan ia merebahkan diri. Matanya menatap langit-langit kamarnya, ingatan tentang kejadian di rumah sakit tadi berputar di otaknya.
Rasanya beban yang ada di hatinya mulai menghilang seolah mencair bersama dengan air mata yang ia keluarkan tadi.
"Dadaku jadi sedikit lebih ringan" gumam Blaze seraya mencengkram dadanya.
"Itu karena kau sedang mulai membuka hatimu blaze"
Sebuah suara mengagetkan Blaze dengan refleks ia bangkit dan melihat seseorang yang berdiri di depan pintu kamarnya.
"Kau"
"Santai saja aku kesini untuk mengantarkan ini" dengan tenang Gempa masuk kedalam kamar Blaze sambil membawa segelas air dan bungkusan obat untuk Blaze.
"Pastikan kau meminumnya agar cepat sembuh"
"Cih Tampa kau suruh pun aku bisa melakukannya, sekarang cepat pergi dari kamarku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Because We're Family
Teen FictionManusia itu unik, hanya karena kehilangan seseorang yang sangat dicintai membuat mata mereka gelap. Mereka tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Semua dianggap bersalah, bahkan saudara sendiri pun dijadikan alasan atas kehilanga...