Hujan kala itu

2 0 0
                                    

Hujan hari ini berbeda, hadir dikala langit yang begitu cerah awalnya, seketika hilang. Awan hitam sekarang menguasai. Tak ada yang bisa protes, bukan kah sudah tau kemana ending cerita nya. Hanya saja pura-pura tidak tau demi tak lagi ada harapan yang diciptakan.
Syahda masih asik dengan teleponnya sepulang sekolah memang ia langsung merebahkan badan di kasur empuknya.
" Syahda ada temen kamu sayang".
Ucap perempuan yang ada di balik pintu.
" Siapa Umi?" bergegas menghampiri perempuan itu.
" Umi lupa, kayanya pernah kesini, katanya mau ambil jaket soalnya diluar hujan katanya. Jangan lama lama gitu, soalnya abi sama umi mau pergi dulu"
"Dimas" gumam ku dalam hati. Aku berjalan meneruskan langkah, menuruni satu demi satu anak tangga.
" Dim, ngapain sih balik lagi. Kan bisa besok aja ambil jaketnya".
" Gak bisa da, gue tiba tiba aja rindu sama lo".
" Apaan sih " jawab ku ketus. " Yaudah pulang sana ini udah mau malem tau".
" Kalau gue sakit gimana, hujannya deres banget tau". Sambil melihat ke arah ku dengan wajah memelas.
" Pake jaket kamu, gak enak tau"
" Yaudah, yaudah gue pulang ya" Ia beranjak dari posisinya mendekat ke arah ku. Dan mengalungkan jaket nya.
" Karena jaketnya udah lo pinjem, berarti harus lo cuci ok. Assalamualaikum calon Istri". Dimas pergi. Dan aku hanya terdiam tiba-tiba jantungku berdegup begitu kencang. Hampir sama saat pertama memberikan kesempatan Alghifari masuk mengisi ruang yang kosong. Adil gak lagi lagi aku larut dalam perasaan tanpa kepastian.

****
Setelah Dimas pulang syahda langsung pergi ke kamar melanjutkan istirahatnya yang tertunda.
Dreet.... dreet.... tiba tiba hp ku berbunyi.
"Hallo , apakah ini salah satu orang terdekat dari pemilik hp ini ? soalnya nomor ini yang terakhir di hubungi berkali kali ". Dari nomor hp yang ia kenali tetapi suaranya asing . Hati nya mulai khawatir .
"Iya ada apa ?" Dengan rasa khawatir dan penuh tanda tanya dalam benak nya.
"Ini dari pihak rumah sakit , tadi pasien mengalami kecelakaan di jalan  ". Lutut nya melemas , tanpa sadar air mata nya terjatuh , mulut bergetar. Rasa takut tiba tiba menghantui orang ini . Ia tak bisa berkata , dia membisu .
"Hallo .... hallo ". Suara di sebrang sana memanggilnya  kembali .
"Oh iya saya segera ke sana ". Ia siap siap dan mengendarai mobil nya , karena bunda  dan ayahnya  sedang tidak di rumah , Ia  menghantam hujan . Mengendarai mobil di atas rata rata . Pikiran nya kacau di hantui rasa bersalah ia pada nya . Seandainya ia berusaha tetap tetap sabar dan mengerti . Mungkin ini tidak akan terjadi . Seandainya ia engga egois . Air mata terus mengalir di mata nya menghabiskan hampir setengah tisu yanga ada di mobil . Ya rabb maaf kan hamba mu ini .
Sesampainya di rumah sakit ia langsung bergegas tanpa pikir panjang . Mencari ruangan tempat ia di rawat .
"Keluarga pasien ? "
"Iya ".
"Teman anda sedang di rawat di UGD , ia sedang koma , karena banyak kehilangan darah ".
"Astagfirullah ...." tubuh nya hampir goyah melihat lelaki yang ada di hadapan nya kini . Lututnya benar benar melemas seketika . Rasa nya ingin sekali menukar posisi biarkan nya  yang di sana . Rasa nya ingin sekali memutar waktu dan menolongnya .
Ya rabb.... lindungi dia.
Pikiran rasa nya kacau balau melihat seseorang yang tadi berbincang dengannya kini terbaring lemas di rumah sakit. Andai saja ia tadi tak menyuruh nya pulang saat hujan mungkin hal ini tidak akan terjadi. Syahda masih mencari nomor keluarganya namun hasil nya nihil tak ada nama ayah, ibu atau orang orang yang mungkin dekat dengan Dimas. Akhirnya ia hanya terduduk diam melihat Dimas di dalam sana.
"Maaf mba, pasien membutuhkan seorang yang bisa mendonorkan darahnya".
" Golongan darah nya apa sus ?"
" A mba"
" Ambil dari saya, saya juga golongan darahnya A". Lalu syahda bergegas keruangan untuk mengambil darah dan memberikannya pada Dimas.
" Semoga ini dapat membantu kamu ya Dimas". Sambil berlalu meninggalkan ruangan Dimas.

***
Bersambung.....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alhabu Fi Simt (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang