Cerita hujan

17 2 0
                                    

Ku melihat sosok laki laki yang sedang berdiri di lapangan basket . Ku melihat dari ke jauhan . Entah mengapa aku tak mau beranjak dari tempat itu . Aku beristigfar semampu ku . Sebenarnya aku sudah berusaha menghindar tapi aku hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan .
"Sampe kapan lo mau nunggu agif " . Seseorang datang menghampiri ku . Aku seperti tertangkap basah memerhatikan agif .
"eh... engga ko dim , tadi tuh aku cuma nyampein amanat aisha terus hujan turun jadi kejebak ". aku berusaha meyakinkan dimas .
"ohhh gitu lo pulang sama siapa ? "
"nunggu angkot kali ".
"pulang sama gue aja yuk , udah sore tau , mana hujan ". aku hanya diam karena rasanya aku enggan beranjak sebelum agif beranjak dari tempat itu .
" kenapa diem masih mau nunggu agif ?".
"Engga ko ".
"yaudah ayo ". aku masih terdiam tanpa suara . Rasanya gak tega ninggalin agif sendiri , walau kehadiranku tak memberikan pengaruh padanya .
"tukan bengong lagi , ayo ". Tiba tiba dimas menarik tangan ku membuat ku kaget .
" dimas kebiasaan deh ". sambil melepaskan tangan ku .
"maaf maaf , abisnya di tanya diem aja ". Aku hanya terdiam .
"tuh kan diem lagi , cepet naik mobil gue ".
"kemana ?".
"Pulangkan ". aku kembali terdiam mengingat agif .
"Cepet ah hujan ni ". Aku pun masuk kedalam mobil dimas . Mobil Dimas pun berjalan melawan derasnya hujan . Aku hanya melihat jalan jalan sekitar. Hujan begitu deras sampai jalan tertutup oleh kabut kabut yang di bawa angin . Sepanjang jalan aku diam tanpa bicara pada dimas .
" lo laper gak ?"
" hmmm engga biasa aja dim ".
" tapi gue laper kita berhenti dulu ya di depan ". Aku hanya terdiam , pasrah dengan apa keputusan dimas . Mobil pun menepi , di sebuah restoran yang cocok untuk usia kita menyajikan makanan dan minuman yang cukup enak enak kelihatannya . Kami pun duduk di sebuah bangku di ujung sana . Suasana yang begitu ku nikmati di sini dengan nuansa sederhana tapi elegan , ruangan hangat dan bersih , nyaris dinginnya di depan tak terasa ketika masuk. Pelayan pun datang membawa daftar menu .
" lo mau makan apa ? "
"Aku gak laper kamu aja ". Aku hanya tersenyum . Padahal perut laper tapi aku masih memikirkan agif .
"Yaudah mba aku pesen 2 coklat panas sama burgernya 2" .
"Iya tunggu sebentar ya ". Pelayan pun berlalu meninggalkan kami .
"Kamu pesen banyak banget dim" .
"Yang satunya buat lo ".
"Ya ampun aku kan udah bilang gak laper". Dimas hanya diam menatapku . Aku menundukkan pandangan ku berusaha mengalihkan kontak pandangan dengan dimas.
"Segitunya ya lo masih mikirin agif ". Aku hanya diam , kenapa dimas bisa membaca pikiran ku . "Tuh kan diem lagi , berarti benerkan ".
"Engga ko dim aku cuma takut umi khawatir ".
"Oh gitu...". Makanan pun datang.
"Ayo cepet makan gue tau lo laper ". Tiba tiba seorang laki laki datang . Ia adalah seseoarang yang pernah berantem sama dimas tempo hari di depan sekolahku . Ia datang bersama kedua temannya . Ia melihat ke arah kami.
" wahhh .... wahh... si cupu ini ada di sini ". Dimas hanya diam aku yakin dimas berusaha menahan emosinya . Mereka terus mengejek dimas . Namun dimas tetap diam tanpa bersuara.
"Da cepet abisin makanan lo terus kita pergi ".
"Iya dim" mereka tak berhenti mengganggu aku dan dimas .
"Dia pura pura sabar bro di depan cewenya ".
"Kalian tuh bisa gak sih jangan ganggu kita " aku bangkit dari tempat duduk ku .
"Woooh.... cewenya nyolot banget ". Hampir memegang wajah ku tapi dimas menghentikannya .
"Lo boleh ganggu dan hina gue , gue gak masalah , tapi kalau lo ganggu perempuan ini abis lo" . Aku hanya terdiam
"Wih.... wih... wih ... saling bela ni ,terus kalau gue sentuh perempuan ini lo mau apa ". Tiba tiba pukulan mendarat di laki laki yang di hadapan ku ini . Aku lihat dimas begitu marah aku berusaha menenangkannya .
"Dim... udah udah...". Tiba tiba teman si lelaki itu memegang tangan dimas dan dimas di pukuli . Aku berusaha meminta tolong tapi tak ada yang berani melerainya . Ia di pukul dan di tendang dengan sekuat tenaga dimas berusaha bertahan .Sampai aku melihat dua orang satpam masuk dan melerai mereka . Aku ketakutan melihat ada darah sampai menangis .Lelaki dan ke dua temannya di bawa pergi . Aku melihat dimas ia berusaha menyembunyikan rasa sakitnya .
"Dim kamu gak papakan ?".
" lo kenapa nangis ?". Tanya dimas padaku .
"Engga ko ,mana yang sakit ". Aku berusaha mengalihkan pembicaraan .
"Lo nangis karna gue ". Dimas berusaha peduli padaku . Padahal dia sendiri kesakitan .
"Apaan sih dim " sambil memukul pundaknya .
"Aw sakit tau ".
"Maaf maaf ". dimas bangkit dari tempat duduknya . Tiba tiba ia merasa kesakitan karena tendangan lelaki tadi .
"Biar aku yang bawa mobil kamu ya ".
"Gak usah ".
"Udah gak papa sampe rumah kamu aku nanti minta jemput abi kalau gak naik gocar aja ".
"Yakin ini ?"
"Iya". Kami pun pergi dari tempat itu aku yang mengendarai mobil ini . Aku merasa dimas terus menatap ku membuat ku gugup.
"Dim bisa fokus depan gak sih ".
"Gimana mau fokus , kalau di samping gue ada orang cantik kaya lo ". Aku hanya terdiam tanpa kata .
"Lo gugup ya da , pipi lo merah tuh ".
"Yaampun dim lagi kesakitan aja masih bisa ngomong ".
"Hehehe... kejadian langka sayang untuk di lewatkan ". Aku hanya tersenyum . Tak terasa sudah sampai di depan rumah dimas . Ya tadi sebelum berangkat dimas menyebutkan alamat detailnya jadi saat di perjalanan aku gak banyak nanya deh .
"Yuk ah turun da mampir dulu di rumah calon mertua " ia kembali menggoda ku.
"Apa dim " aku pura pura tak mendengar .
" engga ko gak ngomomg apa apa yaudah ayo masuk ". Dimas membuka pintu rumahnya. Rumahnya begitu indah dan mewah . Rasanya dimas di manjakan dengan ke kayaan .
"Mah calon mantu datang nih.." . Aku hanya bingung mendengarnya .
"Eh anak mamah sayang udah pulang nih ". Sambil memeluk dimas .
"Aww... sakit mah "
"Kamu kenapa berantem lagi ".
"Hehe... biasa mah lelaki ".
"Lelaki lelaki apanya , kamu itu aneh banget kaya udah jadi hobi gitu berantem ". Sambil menyubit pipi dimas
"Udah ah mah malu di liatin sama teman aku ".
"Ya ampun temennya cantik banget , berjilbab lagi gak kaya temen kamu yang kemaren kemaren " aku tersenyum sambil menghampiri mamah dimas .
"Assalamualaikum... tante " sambil tersenyum .
" kamu tuh bener temennya dimas , bukan pacar ?" Mamah dimas mencoba mengejek ku .
"Bukan tante ".
"Mana mau dia di ajak pacaran mah dia mah mau nya di ajak ta'aruf an " sambil melihat ku , aku hanya tersenyum malu .
" yaudah ayo kita lamar dia , takut keburu di ambil orang".
"tunggu mah tunggu tanggal mainnya ". Kami yang disini pun tertawa . Aku hanya diam dan tersenyum . Melihat seseorang yang suka berantem ternyata bisa begitu dekat dengan mamanya .
Larut dalam ke khawatiran sampai saat ini aku masih memikirkannya . Apaka dia tidak apa apa ke khawatiran masih menghantui pikiran ku . Di sisi lain ada rasa kagum pada pembelaan dimas yang di lakukannya pada ku di restoran tadi . Ya Rabb... lindungi dia aamiin...
***
Bersambung....
Ini tuh part terpanjang sejauh ini . Nulis ekstra , walau tulisannya gak bagus bagus amat tapi semoga suka .
Maaf kalau ada typo
#janganlupabersyukur

Alhabu Fi Simt (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang