08

33 5 0
                                    

"Abi?"

Grepp.. Syakira memeluk erat cowok itu. Tubuhnya nenegang atas pelukan yang mendarat secara tiba tiba. Cowok itu hanya diam tanpa berusaha melepaskan ataupun membalas pelukan cewek itu. Tubuhnya ingin melepas pelukan namun hatinya tak mengijinkannya melepas pelukan Syakira. Hatinya menghangat tanpa sebab.

"Lepas!"

Syakira tersenyum memperlihatkan deretan giginya saat ia melihat wajah cowok yang masih ia dekap erat. Syakira tahu betul bahwa Abi tidak akan tega meninggalkan dirinya sendirian di sekolah yang sudah sepi begini.

"Gue gak bawa mobil hari ini."

"Terus gimana kita pulang?"

"Naik taksi lah lo pikir gue mau jalan kaki."

Syakira lalu mengangguk setuju atas ucapan Abi. Setidaknya ia masih bisa pulang bersama Abi meskipun harus naik taksi.

Keheningan yang ada di dalam taksi tak bisa terhindari.

"Mulai besok, lo jangan nungguin gue. Gue gak mau bareng lo lagi. Kalaupun lo nekat terserah, gue bakal tinggalin lo." Ucap Abi memecah keheningan.

"Iya bi." Syakira menunduk lemas tanpa penawaran ataupun penolakan. Jika biasanya dia akan berusaha untuk terus bisa bersama Abi, tidak untuk ini. Syakira tahu jika ancaman Abi ini bukanlah sekedar ancaman belaka, daripada ia ditinggal Abi sendirian lebih baik ia pulang bersama sopirnya.

Syakira itu egois, sekalipun Abi dengan jelas menolaknya dia tidak menyerah sama sekali. Ia akan terus mengusik kehidupan Abi hingga pada saatnya Abi akan jatuh pada dirinya.

Krukk krukkk..

Abi seketika menoleh pada Syakira lebih tepatnya pada perutnya yang baru saja berbunyi mempertandakan bahwa sang tuan sedang lapar. Ia menghela napas saat melihat Syakira dengan setia memegangi perut ratanya.

"Pak, berhenti disini!"

"Loh kok berhenti disini, kan rumah gue masih agak jauh bi?" Tanpa menanggapi pertanyaan Syakira, Abi turun dari taksi kemudian disusul oleh Syakira.

"Abi tungguin." Mengejar langkah besar cowok itu

"Duduk disini! " Titah Abi

"Ngapain bi kita kesini?"

"Ngemis. Ya makan lah. Lo makan dulu! Suara perut lo berisik." Kemudian meninggalkan Syakira dan berjalan menuju bapak bapak yang tampak sedang menggoreng nasi.

"Abi perhatian banget sih, jadi makin cinta." Ucap Syakira dengan kedua tangan menyangga wajahnya. Seulas senyum terbit dari wajahnya saat memandangi cowok itu kala berbincang pada pedagang lebih tepatnya sedang memesan makanan untuk mereka.

Disini lah mereka berdua, bukan restoran mewah atau cafe mahal namun warung makan di pinggiran jalan mungkin orang menyebutnya kaki lima. Syakira tak mempermasalahkan tempat yang Abi pilih. Baginya di manapun ia berada, ia tak keberatan asalkan bersama cowok itu. Tanpa henti Syakira terus memandangi cowok yang kini duduk di depannya.

Bicara tentang cowok di depannya itu, sangat menarik dimata Syakira. Wajah putihnya, hidung mancung nya serta mata hazel yang selalu menjadi obsesi bagi Syakira tampak lelah. Ia melihat wajah Abi yang tampak lelah setelah seharian mengajar.

"Jangan liatin gue!"

"Biarin, Abi capek ya?" Tanya Syakira yang hanya dijawab dengan deheman oleh cowok itu.

"Makanya lo jangan gangguin gue terus, nambah bikin capek tau gak." Hati Syakira mendadak sakit ketika mendengar ucapan Abi.

"Maaf bi." Lirih Syakira

ABIMANA (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang