13

37 6 1
                                    

Hari ke hari es batu yang tadinya selalu menghindar dari usikan Syakira semakin mencair, belum sepenuhnya tapi perlahan mencair. Harapan cinta yang terbalas itulah yang menjadi impian dari Syakira. Abi mencintainya dan menjadi miliknya, hal itu yang ia selalu sebutkan setiap harinya.

"Mata lo mau gue colok?" Tutur Abi kemudian menatap tajam ke arah Syakira.

"Yah ketauan deh kalo lagi liatin."

"Orang dari tadi lo liatin gue terus gak kedip kedip gimana gue gak tau."

"Jadi lo juga merhatiin gue bi?"

"Dih PD banget lo, lo liatin gue terus yang ada bulu kuduk gue berdiri. Merinding."

"Dikata gue setan kali."

"Tuh lo nyadar."

"Ihhh Abii___" Syakira mengerucutkan bibirnya. Bisa bisanya dirinya bak malaikat ini disamakan dengan setan.

"Dah. Mending lo tidur daripada liatin gue terus. Ganggu!"

"Gak ngantuk."

Abi terus memainkan game yang ada di ponselnya tak lupa dengan luapan emosi sekaligus umpatan umpatan yang keluar dari bibir Abi. Syakira memandangi langit langit rumah sakit itu. Sejenak pikirannya melayang entah kemana. Berbagai macam pikiran pikiran buruk terlintas begitu saja di otak Syakira.

Radian melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, ia tak perduli dengan berbagai umpatan yang keluar dari orang orang yang ia dahului kendaraannya. Yang ia tahu hanyalah bagaimana ia bisa segera sampai di rumah sakit tempat putri semata wayangnya dirawat. Rosa yang duduk di samping Radian sedari tadi terus merapalkan doa doa untuk putrinya. Pikiran pikiran buruk seketika menyerang otaknya. Ia takut penyakit putrinya kambuh. Ia tak bisa melihat putrinya kesakitan lagi.

"Maa__

"Iya pa, ada apa?"

"Mama jangan terlalu khawatir ya, mama tenang bentar lagi kita sampai kok." Radian mengambil satu tangan istrinya berusaha menenangkannya dengan kata kata meneduhkan.

"Emmm... Abi___
Syakira memaggil Abi dengan ragu ragu, matanya menerawang ke langit langit kamarnya. Jari jemarinya ia mainkan.

"Hm." Jawab Abi yang masih berkutat dengan gamenya tanpa melirik sedikitpun pada sang pemanggil.

Abi menoleh pada ranjang Syakira, ia bingung pada cewek itu. Setelah memanggilnya cewek itu malah terdiam sambil memainkan jari jarinya. Abi meletakkan ponselnya dan mematikan game favoritnya. Ia menatap cewek itu dengan tatapan bertanya tanya.

"Apa?" Tanya Abi

"Emm anuu..."

"Apa?"

"Anuu.."

"Ona anu ona anu ngomong yang jelas lo pikir gue tau bahasa Alien."

"Lo kalo misalnya punya cewek yang peyakitan mau gak sih bi?" Tanya Syakira dengan mata yang penuh arti.

"Maksud lo?"

"Ya itu bi, lo mau gak punya cewek yang peyakitan?"

"Oooh."

"Oh doang? Jawab bi!"

"Gak! Gak sudi gue punya cewek penyakitan. Kecuali lo." Terang Abimana.

"Maksudnya bi?" Tanya Syakira dengan mata yang berbinar menunjukkan sebuah harapan. Bibirnya tak kuasa menahan senyum mendengar jawaban Abi.

"Ya gue gak mau lah kalo punya cewek penyakitan. Kalo dia mati gue yang kesiksa. Tapi kalo lo ceweknya sih meskipun mati juga seenggaknya gue gak bakalan nangisin lo dan gak bakal buat gue menderita."

ABIMANA (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang